19. hal yang penting ?

1.2K 159 15
                                    

Aaron pov.

Hari demi hari pun berlalu. Sesuai perkataan Aeleen. Duachess Artia rutin mengunjungi istana hanya untuk menemani kami minum teh bersama dengan anak perempuannya.

Aku yang selalu menjadi satu-satunya lelaki di pesta teh kecil itu pun akhirnya memilih melakukan latihan dengan (•name•) selama seharian penuh setelah pembicaraan mereka mulai dirasa berbahaya untuk ku.

Selain untuk menghindari pesta teh itu. Aku melakukan latihan juga untuk memperkuat diriku semenjak aku di serang beberapa hari yang lalu.

Sebenarnya latihan ku di tingkatkan karena aku yang semakin berkembang. Lelah? Sangat. Tapi mau bagaimana lagi kan? Aku harus menjadi kuat agar bisa melindungi orang-orang yang aku sayangi.

Indra ku yang sudah kuat menjadi lebih kuat berkat latihan - neraka -  yang aku lakukan dengan (•name•).

Dan saat ini. Aku dan (•name•) sedang melatih insting ku.

Mata ku di tutup oleh sehelai kain hitam. Sementara di genggaman ku terdapat sebuah pedang kayu yang sedang menangkis semua serangan yang di lancarkan oleh (•name•).

"Gerakan anda semakin halus dan teratur yang mulia. Jika seperti ini terus, anda bahkan tidak perlu khawatir jika kehilangan Indra penglihatan anda saat di tengah pertarungan."

Aku melepas kain yang menutupi kedua mataku dan tersenyum kearah (•name•), "tapi aku harap Indra penglihatan ku akan tetap aktif sebagaimana mestinya."

(•name•) tampak tertawa geli sebelum mengacak-acak rambutku, "hari ini cukup. Sekarang anda harus beristirahat, makan siang dan kembali ke perpustakaan anda sebelum saya mengetes anda setelah makan malam yang mulia."

"Baik. Terima kasih." Aku segera pergi ke rumah kaca ku untuk membersihkan diri.

Masih ada dua jam lagi sebelum makan siang. Aku memutuskan untuk membersihkan diriku terlebih dahulu dan setelah itu menggunakan waktu ku untuk membaca.

...

Malam harinya aku kembali berlatih di tempat sebelumnya aku di serang. Tapi kali ini aku tidak sendiri. Ada Aoi menemaniku.

Aku benar-benar merasa tidak tenang semenjak kejadian itu. Rasanya ada sesuatu ... Tapi aku tidak tau apa itu.

Aku yang baru saja melakukan ayunan terakhir segera mengatur nafas ku yang memburu.

Aku menjatuhkan diriku untuk berbaring dan melihat kearah langit malam berbintang.

Aoi yang tengah berbaring santai di bawah pohon mendekati ku dan ikut berbaring di sampingku.

Aku tertawa kecil dan mengusap puncak kepalanya.

"Jika plot terus berjalan... Jika dihitung dengan berbagai kejadian yang di percepat..."

Aku menghela nafas lelah, "maka seharusnya sudah dekat pada bagian kami pergi dari istana ini."

Aku mengubah posisiku menjadi memeluk Aoi, "ne ... Aoi ... Jika aku pergi ... Apa kamu akan ikut serta?" Tanya ku pelan. Rasanya aneh berbicara kepada Aoi seperti ini.

"Aku .. ingin ... Tidur ... Sebentar ..." Dan akhirnya kegelapan benar-benar menelan ku.

Tampaknya aku benar-benar kelelahan...

Aaron pov end.

3rd pov.

Aoi tampak terdiam beberapa saat untuk benar-benar memastikan bahwa tuan kecil nya benar-benar tertidur pulas.

Setelah beberapa saat. Sebuah cahaya berwarna biru menyelimuti seluruh tubuh Aoi dan ia pun berubah menjadi sesosok seorang pemuda berambut biru dengan mata Aqua yang cerah tengah memeluk Aaron dengan protektif.

Si Kembar Antagonis || The Antagonistic TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang