27. "...."

567 78 22
                                    

Aaron pov.

Matahari sudah terbit dan manusia sudah memulai mengerjakan tugasnya di pagi hari ini.

Aku dan Aeleen sendiri sudah terjaga semenjak 15 menit yang lalu. Namun, kami hanya terdiam. Tidak ada yang ingin membuka suara ataupun beranjak dari tempat tidur.

Aeleen masih memelukku dengan erat. Ia sama sekali tidak memiliki niat untuk bahkan melonggarkan sedikit pelukannya.

"... selamat pagi Aeleen." Ucap ku mencoba untuk memulai percakapan.

"... selamat pagi Aaron..." jawab Aeleen dengan suara pelan.

Aku terdiam. Mencoba merangkai kata untuk ku katakan kepada Aeleen. Namun, itu cukup sulit.

"Bagaimana kabarmu selama ini?"

Aku terkejut.

Walau begitu aku senang, "aku baik. Dallas dan Aoi selalu memastikan aku makan dan istirahat dengan cukup. Mereka juga selalu menjagaku..." jawab ku dengan senyuman kecil.

Aeleen ikut tersenyum, "aku senang kamu baik-baik saja Aaron. Maaf, karena aku baru menyadarinya."

Aku tersenyum dan mengusap puncak kepalanya, "tidak apa-apa Aeleen, Kau tidak perlu meminta maaf. Bagaimana kabarmu sendiri selama ini?"

" ... kabar ku baik. Walau cukup sepi." Jawab Aeleen pelan di bagian terakhir.

"... ku dengar kau tinggal di istana tuan putri pertama?" Tanya ku dengan satu alis terangkat.

"... iya."

Melihat Aeleen tidak ingin melanjutkan percakapan ini membuat ku menghela nafas dan memilih untuk melepaskan pelukannya dan bangkit dari ranjang empuk ini.

"Aeleen." Aku melihat ke arah Aeleen yang mencoba untuk tidak menatap kearah ku.

Aku menghela nafas, "kenapa kamu mulai mempercayai mereka?" Tanya ku tanpa melihat kearahnya.

"Aaron-"

"Aku harus mengetahui alasanmu Aeleen. Itu hak ku untuk mengetahuinya." Jawab ku masih tanpa melihat kearahnya.

Aku mendengar gemerisik tempat tidur di belakang ku. Namun aku sama sekali tidak mengalihkan pandanganku dari dinginnya lantai.

"..."

Keheningan kembali menghampiri kami. Dan di saat aku merasa percakapan itu akan berhenti sampai di sini.

Aeleen tiba-tiba mulai membuka suara, " ... ingat saat kita di undang makan malam oleh mereka dan aku mencegah mu untuk memakan makanan yang di sajikan?"

"... ya, aku ingat." Tentu saja aku akan mengingatnya. Itu adalah pertama kalinya aku bertingkah lemah seperti itu di depan mereka.

"Saat itu. Aku sangat marah dan melakukan berbagai macam hal untuk mempermalukan mereka."

Ok, itu masih masuk kedalam dugaan ku.

"Aku menumpahkan tinta kepada berkas-berkas penting kaisar. Menyembunyikan pedang kak Austyn dan membuatnya melewatkan semua kelasya. Membuat kak Adanu frustasi dengan jumlah pengeluaran dan barang-barang aneh yang dikirimkan ke istananya sendiri ... Juga mempermalukan kak Ayla dengan menghancurkan gaunnya di pesta teh."

"Lalu?" Tanya ku yang kini sudah menatap kearahnya.

"Mereka... mereka mengabaikannya. Mereka benar-benar tidak peduli dengan apa yang aku lakukan. Karena kesal aku pun mendatangi mereka dan membuat keributan."

"Apa yang terjadi?"

Aeleen terdiam sejenak, "Mereka berkata... bahwa mereka menganggap hal yang aku lakukan sebagai hukuman kecil untuk mereka. Mereka bilang akan menerima apapun yang aku lakukan kepada mereka."

Si Kembar Antagonis || The Antagonistic TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang