6. Embarrass Moment

1.4K 210 71
                                    

"..... Kesimpulan rapat evaluasi hari ini, acara berjalan cukup lancar, terimakasih buat temen-temen panitia karena sudah bekerja sama dan menjalin komukasi dengan baik, semoga dua hal tadi tetap terjaga sampai tuntasnya acara dalam dua hari kedepan,"

Sudah 30 menit terlewati bagi Hanbin dan anggota osis melakukan rapat evaluasi pada hari pertama. Seperti yang Hanbin katakan, acara pada hari pertama berjalan lancar tanpa ada kendala. Namun hal itu tidak membuat Hanbin dan jajarannya menjadi santai karena acara penyambutan masih berjalan hingga dua hari kedepan. 

"Sampai sini aja rapat evaluasi buat hari ini, aku saranin kalian langsung pulang untuk istirahat, kita punya banyak agenda besok," ucap Hanbin yang menutup pertemuan rapat evaluasi pada hari ini. 

Sesuai dengan kesepakatannya dengan Zhang Hao tadi pagi, Hanbin langsung menuju parkiran sekolah tempat pemuda itu menunggunya.  Dalam hati Hanbin terus berharap semoga area parkir sekolahnya sedang senggang saat ini. Sehingga tidak ada yang melihat keberadaan mereka. Jujur saja Hanbin selalu kewalahan mencari alasan saat itu berhubungan dengan Zhang Hao, seperti tadi pagi contohnya.  Kalau saja ParkHan tidak menghampirinya untuk bersiap memberikan sambutan, mungkin Hanbin tidak tau bagaimana nasibnya sekarang. 

Begitu sampai di area parkir, Hanbin menghela napas lega. Karena seperti harapannya area parkir sedang dalam keadaan sepi hanya tersisa kendaraan para guru dan staff sekolah. Hal itu wajar karena waktu pulang sekolah sudah lewat 1 jam yang lalu. Sedangkan untuk anak osis sendiri mayoritas dari mereka lebih memilih diantar jemput dari pada membawa kendaraan sendiri.  Karena area parkir yang sudah sangat senggang, bisa dia lihat hanya tersisa satu mobil disana dan itu milik Zhang Hao.

Zhang Hao yang sedang menatap layar ponselnya seketika mengalihkan pandangannya ketika pintu mobilnya di buka dan menampakan Hanbin yang baru masuk dan duduk di sebelahnya.

"Udah selesai rapatnya?" ucap Zhang Hao sambil meletakkan ponselnya di dashboard mobil. 

"Iya, habis selesai gue buru-buru langsung kesini," jawab Hanbin yang sedang menggunakan seatbelt.

Karena waktu sudah mulai sore, Zhang Hao menghidupkan mesin mobilnya dan mulai melaju menuju rumah sakit tempat Bunda Hanbin dirawat. 

"Mampir sebentar mau? Gue mau beli buah buat Bunda," ujar Zhang Hao yang sedang mengemudi dan milirik pada Hanbin sekilas.

"Gapapa, gue juga mikir sama, mau beli buah buat bunda," balas Hanbin menyetujui ucapan Zhang Hao, karena sebenarnya dia pun berniat membawakan sesuatu untuk bundanya.

Kalau di ingat-ingat, sudah cukup lama Hanbin belum menjenguk Bunda.  Hal ini di karenakan kesibukannya sebagai osis dimasa akhir jabatannya cukup menyita waktu. Jadi dia hampir kehabisan waktu luang, kalau bukan karena Mama Zhang yang suka menceramahinya untuk beristirahat, mungkin keadaan Hanbin sekarang akan jauh dari kata baik. 

"Bunda suka buah apa Bin?" ucap Zhang Hao yang masih fokus melihat jalan.

Terlihat Hanbin yang sedang berpikir sejenak tentang buah yang disukai Bundanya.
"Bunda makan banyak buah, tapi paling sering Apel sama Anggur," jawab Hanbin sambil menoleh kearah pengemudi. 

"Yaudah kita beli di supermarket aja yaa," sahut Zhang Hao yang di setujui Hanbin kemudian mereka mencari supermarket selama perjalanan ke rumah sakit. 

...

Saat ini keduanya sedang berada di sebuah supermarket yang jaraknya kurang lebih 2 km dari rumah sakit tujuan mereka. Hanbin yang sudah memasuki supermarket langsung mengambil keranjang belanja dan berjalan menuju rak buah dengan Zhang Hao yang terus mengikutinya dari belakang.  Sesekali Hanbin akan berhenti ketika ia menemukan buah yang dicarinya dan dengan setia Zhang Hao mengekori kemana pun Hanbin pergi. 

"Udah beli buah aja? Lo gak mau beli yang lain?" Tanya Zhang Hao ketika Hanbin mengajaknya ke meja kasir untuk melakukan pembayaran.

Terlihat Hanbin yang berpikir dan menimbang sesuatu.
"Emm... Gak usah deh, lo sendiri gimana, ada yang mau dibeli?" tanya Hanbin balik ke suaminya. 

"Sebenernya gue lagi cari satu barang, tapi pas gue liat di tempat pajang gak ada," sahut Zhang Hao yang sedang menatap layar ponselnya. 

"Terus gimana? Mau gue bantu cari?" tawar Hanbin sambil menenteng keranjang belanja yang berisi buah-buahan untuk Bundanya. 

Zhang Hao menyimpan ponselnya di saku dan menoleh kearah Hanbin. 
"Gak usah deh, nanti gue coba tanya ke kasir aja, yuk bayar sekarang," jawab Zhang Hao sambil mengambil alih keranjang belanja yang Hanbin bawa sedari tadi dan berjalan menuju kasir. 

Hanbin menurut dan tidak protes saat Zhang Hao mengambil keranjang belanja darinya. Toh itu semua juga Zhang Hao yang bayar. Jadi yang ia lakukan hanyalah mengikuti suaminya menuju kasir.

"Totalnya jadi Rp 267.000," ucap pegawai kasir setelah menotal semua belanjaan mereka. 

"Bang mau tanya, stok fiesta strawberry lagi kosong ya? Tadi saya cek di freezer gak ada," ujar Zhang Hao sambil memberikan 3 lembar uang berwarna merah untuk membayar belanjaan yang sudah mereka beli. 

Mendengar ucapannya, petugas kasir itu menatap kepada Zhang Hao dan Hanbin secara bergantian dengan pandangan canggung.

"Oh kalo mau cari fiesta yang strawberry bukan di freezer mas," balas petugas kasir sambil mencetak struk belanja. 

Kali ini Zhang Hao menampilkan ekskresi bingung di wajahnya.
"Terus dimana bang, bukanya kalo nugget harus  di pajang dalem freezer?" tanya nya dengan penasaran. 

Terlihat petugas kasir itu menahan tawanya ketika mendengar pertanyaan Zhang Hao yang cukup nyeleneh.
"B-bukan gitu mas, fiesta yang ini beda. Kalo mas nya mau fiesta strawberry carinya disini," sahut sang Kasir sambil menunjuk rak yang memajang banyak 'balon' dengan senyum canggung menatap Zhang Hao dan Hanbin. 

'anJAY bgst! Harus gue tampol besok.'

Seketika Zhang Hao terkejut dengan mata yang melotot. Bukan hanya Zhang Hao, Hanbin yang sedari tadi berdiri di belakang pemuda itu juga ikut terkejut akan hal itu. Saat itu pandangan Hanbin berubah menjadi menatap punggung Zhang Hao tak menyangka akan barang yang di cari suaminya.

"Mas nya mau berbuat sama pacarnya ya? Kebetulan kita lagi ada diskon 50% atau mas bisa beli paket lengkapnya udah ada balon 3 jenis rasa, lotion, sekalian aromaterapi nya bisa di custume. Kebetulan untuk paket lengkap juga lagi diskon 30% mas jadi bisa lebih hemat," ucap petugas kasir yang membuat Zhang Hao terdiam. Antara ngeblank atau menimbang tawaran petugas kasir. Yah,  we never know hehee👀

Melihat Zhang Hao yang masih terbengong, sang Kasir mengalihkan pandangannya pada Hanbin yang berdiri di belakang Zhang Hao. 

"Ayo kak, kakaknya suka rasa apa? Kita ada strawberry Milky, cocho malt, sweet vanilla, cutton candy, salted karamel, peanut butter, matcha latte, dan varian baru Cookies n cream,"

Tak berbeda jauh dengan suaminya, Hanbin juga di buat melongo karena penjelasan dari si kasir itu. Dalam hati dia merasa tak asing dengan semua nama varian yang disebut tadi.  Hingga dia menyadari satu hal yang membuatnya shock. 

'Kok nama variannya sama kayak menu di cafe bundaaaa.'

Ingatkan Hanbin untuk bilang pada Hui agar merombak nama menu di cafe bundanya nanti. 

"G-gak usah bang udah beli ini aja," ucap Zhang Hao yang baru tersadar dari blanknya. 

"Bener nih mas, lagi diskon loh," sahut si kasir mengompori. 

"Ya bang, gausah," jawab Zhang Hao dengan nada canggung. 

Dia tidak bisa membayangkan akan seperti apa reaksi Hanbin kalau sampai menerima tawaran sang Kasir. Nerima dia jadi suami aja masih ogah-oghan, yang ada itu barang jadi pajangan doang. Beruntung akal sehatnya masih berfungsi.  Walau disisi lain akal setannya terus menggoyahkan pendiriannya. 

'Gapapa sikat aja, mumpung diskon bro! Ntar juga kepake.' - Akal setan Zhang Hao 😈

.
.
.

–Everlasting–
To Be Continued

Everlasting | HaoBinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang