18. Greedy Hao

805 74 8
                                    

Masih di hari yang sama. Kegiatan kerja kelompok antara Hanbin dan Matthew sudah selesai. Namun Hanbin memilih untuk tinggal dan membantu Jiwoong yang sedang berjaga sendiri mengingat Hui yang saat ini sedang melakukan suply barang. Sesekali mereka juga mendapat bantuan dari Matthew yang terlihat masih enggan pergi.  Serta jangan lupakan kehadiran Zhang Hao yang sedang memasang wajah merengut saat ini. 

'Tau gini gue tarik aja tadi langsung cabut dari sini.'

Sudah beberapa kali ia menggerutu dalam hati sejak 2 jam yang lalu. Bukan tanpa alasan Zhang Hao bersikap demikian. Melihat Hanbin yang sibuk ke sana kemari mencatat semua pesanan pelanggan yang datang, membuat dirinya jadi terabaikan. Memang terdengar berlebihan dan kekanakan. Namun salahkan saja sikap manjanya yang belakangan ini sangat mendambakan perhatian Hanbin. Hal itu membuatnya kesal saat perhatian Hanbin tidak tertuju kearahnya. 

"Hao tolong bantu Kak Jiwoong angkat barang dong di depan, Kak Hui baru aja dateng,"

Zhang Hao tersentak saat menyadari keberadaan Hanbin di dekatnya dan berucap demikian.  Membuat acara menggerutunya buyar seketika. 

"Nanti gue dapet apa kalo bantuin?" ucap Zhang Hao menimbang-nimbang.

"Ihh Hao serius, gue mau bikin pesenan abis ini," balas Hanbin yang terlihat terburu-buru.

"Yaudah, males ah kalo gak dapet apa-apa," sahut Zhang Hao yang terlihat merajuk padanya sambil menenggelamkan kepalanya pada lipatan tangan di atas meja.

Hanbin menghela napas gusar menghadapi tingkah suaminya yang tiba-tiba seperti anak kecil begini.
Dengan kesabaran penuh, ia mendudukan diri di hadapan pemuda itu. Mengusap surai hitamnya dengan lembut yang mana membuat pemiliknya semakin menyamankan posisinya.

"Hufff.... Lo mau apa emangnya?" ucap Hanbin dengan pasrahnya sambil terus memberikan usapan lembut pada helai rambut suaminya. 

Dengan seketika, pemuda itu mengangkat sedikit salah satu sisi wajahnya untuk meminta kepastian lewat sebelah matanya yang mengintip. 

"Iya beneran nanti gue turutin," ucap Hanbin yang merasa paham akan respon tersebut.  Ia menyudahi usapannya, yang mana membuat wajah suaminya terangkat memandanginya masih dengan wajah merengut. 

"Jadi lo mau apa? Jangan yang aneh-aneh yaa tapi," ujar Hanbin merasa was-was.

Mendengar itu Zhang Hao seketika menerbitkan senyum semringahnya.  Dengan penuh binar ia menatap langsung pada Hanbin yang mana membuat pemuda manis itu sedikit keheranan. 

"Mau pulang!" ujar Zhang Hao dengan semangat.

Jawaban itu membuat Hanbin terkejut dan merasa bingung. Padahal dia sudah antisipasi dengan kemungkinan teraneh yang diminta suaminya.

"Serius mau itu aja?" sahut Hanbin mencoba meyakinkan pemuda itu.

Sementara untuk Zhang Hao sendiri, tentu saja dia tidak akan melewatkan moment langkah ini. Bagaikan mendapat sebuah jackpot, dia merasa harus memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin. 

"Mau di elus kayak tadi juga," ucap Zhang Hao masih dengan wajah semringahnya. 

Oke, ini masih terlalu mudah dan mengejutkan. Maka dari itu Hanbin bertanya satu kali lagi  untuk memastikan yang terakhir kalinya. 

"Udah itu aja?  Ada lagi nggak?"

Zhang Hao kembali berpikir untuk membuat keputusan. Namun setelah sekian detik berikutnya pemuda tampan itu meraih salah satu tangannya dan menggenggamnya dengan sangat erat. 

"Sama mau dimasakin sekalian kita dinner berdua. Mau kan?"

Bluusshhh (〃  〃)

Seketika kedua pipi bulat itu bersemu merah bersamaan dengan senyum canggung yang berusaha Hanbin tutupi. 

Everlasting | HaoBinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang