24. Complicated Issue

411 53 8
                                    

Dalam hingar bingar suasana kantin siang ini, Matthew menatap malas pada Hanbin—sahabatnya yang terlihat sibuk mengaduk jus jeruk pesanannya dengan ekspresi kosong. Bahkan kotak bekal yang sudah terbuka lebar, sama sekali tidak menarik perhatiannya. Semuanya tampak masih utuh, rapih, dan sama sekali tidak tersentuh.

Dengan isyarat wajah, pemuda blasteran Kanada itu bertanya pada Yujin, yang kebetulan juga duduk bersama mereka. Namun respons yang anak itu berikan hanya sebuah angkatan bahu. Menandakan si Adik kelas itu juga tidak tau apa-apa.

"Lo kenapa, Bin?"

Bukannya menjawab, pemuda dengan predikat presiden sekolah itu justru membenturkan kepalanya pada permukaan meja dengan lemas. Tentu saja hal itu membawa reaksi aneh bagi dua orang lain di meja itu.

"Dia kenapa sih, kok aneh banget?" bisik Matthew pada Yujin dengan gaya ala bergosip.

"Gak tau Kak, dari tadi rapat juga udah kosong begini. Makanya kita bubar duluan sebelum istirahat," sahut Yujin yang juga ikut berbisik.

Dari sini mungkin Matthew bisa menyimpulkan kalau teman baiknya ini sedang mengalami masalah mungkin?  Entah dia juga tidak tau. Tapi yang pasti, dia harus mencari tau dan siapa tau bisa membantu. 

"Emangnya dia gak cerita sama kamu?" lanjut Matthew kembali bertanya.

"Nggak Kak, Kak Abin cuma minta ditemenin terus diem doang dari tadi," ucap Yujin yang sebenarnya agak sedih karena dicueki.

Kembali lagi, Matthew menatap kearah Hanbin. Sahabatnya itu masih sibuk mengetuk permukaan meja menggunakan jari dengan posisi kepala yang masih tertelungkup diantara lipatan tangan.  Karena merasa gemas, maka dia pun ingin membuka suara hanya untuk sekadar memastikan kalau dugaannya benar atau tidak.

"Bin, lagi ada masalah rumah tangga ya?"

Ajaibnya saat itu juga Hanbin terbelalak dengan posisi duduk tegap tak lupa memasang wajah merengut sambil memperhatikan keadaan sekitar.

Sedangkan Matthew yang sadar akan perkataannya sontak langsung menutup mulutnya yang hampir keceplosan. Dia lupa kalau sekarang mereka ada di area publik.

"Eh??  Emangnya Kak Abin udah nikah ya?" tanya Yujin yang kebingungan diantara keduanya.

Mendengar itu, Hanbin langsung memelototi Matthew yang kadang asal bicara. Dia meminta sahabatnya itu bertanggung jawab dengan cara membuat alasan.

"Oh...  Itu...  Maksudnya rumah tangganya Hanbin di game. Soalnya emang karakter di gamenya udah nikah, yakan Bin?" elak Matthew dengan agak canggung dan dibalas anggukan setuju oleh Hanbin. 

"Ouh, gitu. Aku kira Kak Abin udah nikah, makanya aku kaget tadi," respon Yujin tanpa ada rasa curiga. 

"Emangnya kalo Hanbin benaran udah nikah, kamu bakal gimana, dek?" celetuk Matthew tanpa menggubris Hanbin yang terlihat sudah mau protes disana.

"Ya gapapa, paling cuma kaget itu pun cuma sebentar dan selebihnya aku gak masalah," jawab Yujin yang mengutarakan pendapatnya dengan sangat santainya.

Tanpa Hanbin duga, jawaban itu justru membuatnya sedikit tertarik untuk mencoba mencari tau lebih dalam. 

"Kenapa? Kok kamu gak masalah?" tanya Hanbin yang penasaran.

Matthew yang mendengar itu cukup terkejut mendengar Hanbin yang mencoba untuk membahas hal yang bersangkutan dengan rahasianya lebih jauh.

"Gimana ya Kak, kasarnya sih karena itu bukan urusan aku. Lagian aku rasa gak ada salahnya sama status Kakak, mau gimana pun itu aku tetep mau temenan sama Kak Abin."

Everlasting | HaoBinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang