Sudah dua jam lamanya Zhang Hao berada di atas panggung kecil cafee dengan puluhan pasang mata yang menyaksikan penampilannya. Saat ini dia sedang memainkan lagu terakhirnya sebelum dia bisa beristirahat.
Banyak dari pengunjung cafe yang terhanyut dalam lantunan nada yang pemuda tampan itu suarakan tak terkecuali pemuda manis yang berdiri di sudut ruangan dengan sorot mata yang menembak lurus pada seseorang yang tengah menjadi bintang saat ini. Terkesima, itulah satu kata yang menggambarkan perasaan Hanbin sekarang. Kali ini dia tidak bisa menutup mata lagi akan pesona pemuda yang sudah menjadi suaminya itu.
Lagu terakhir sudah selesai Zhang Hao bawakan. Sekarang dia tengah tersandar lemas di salah satu meja yang ada di sudut ruangan. Tampil selama 2 jam nonstop cukup membuat tenaganya terkuras. Bahkan dirinya hampir saja terlelap saat memejamkan mata sebelum suara candu itu menginterupsinya.
"Harusnya tadi lo sempetin buat break dulu, tapi lo malah bablasin 2 jam nonstop, kan lo jadi tepar gini."
Bisa Zhang Hao rasakan usapan lembut tissue itu menyeka keringat di bagian pelipisnya. Setelah beberapa saat usapan itu berhenti, barulah dia membuka matanya dan menemukan wajah manis Hanbin yang berada diseberang mejanya.
"Usapin lagi dong, masih cape nih gue," ucap Zhang Hao yang kembali menutup matanya dan sedikit memajukan wajahnya kearah Hanbin.
"Ck, modus."
Hanbin sempat berdecak sebal, namun akhirnya dia tetap menuruti permintaan Zhang Hao yang sekarang mulai memajukan wajahnya semakin mendekat kerahnya.
Selama beberapa menit berlangsung, keduanya terhanyut dalam kegiatannya masing-masing. Zhang Hao yang menikmati usapan yang diberikan Hanbin pada wajahnya, sedangkan Hanbin sendiri tengah sibuk menyelami paras rupawan Zhang Hao yang terpejam.
"Bin gue ganteng ya?"
Zhang Hao yang sudah membuka mata langsung melontarkan pertanyaan dengan randomnya. Melihat Hanbin yang begitu serius memperhatikan wajahnya membuat dirinya bertanya demikian.
"Iya, lo ganteng."
Diluar dugaan, jawaban yang baru saja Hanbin berikan membuat Zhang Hao sedikit terkejut hingga beberapa saat kemudian membuat Hanbin tersentak sadar akan apa yang dia ucapkan dan refleks memukul mulutnya pelan sambil berguman.
'Duhh, gw ngomong apasihh.'
Ditengah kesibukan Hanbin meruntuki dirinya sendiri, Zhang Hao mengambil kesempatan untuk menggoda pemuda manis itu lebih lanjut.
"Jadi lo udah sadar kan kalo suami lo ini ganteng," ucapnya dengan senyum yang menyebalkan.
Sepertinya mengutarakan suara hatinya di hadapan Zhang Hao adalah hal yang tidak tepat. Pasalnya sudah pasti pemuda itu akan menjadi besar kepala dan sangat menyebalkan. Ingatkan Hanbin untuk tidak memuji suaminya lagi secara gamblang.
"Dih apasihh, dah ah males," balas Hanbin dengan juteknya dan berlalu pergi meninggalkan Zhang Hao yang masih sibuk terbang tinggi.
...
Sudah hampir memasuki jam 9 malam, sudah saatnya Hanbin mengakhiri shiftnya hari ini mengingat dia masih punya banyak kegiatan besok di sekolahnya.
Saat ini dia sedang merapihkan barang bawaannya di ruang khusus pegawai. Setelah memastikan semuanya bawaannya beres, barulah dia menuju kamar mandi untuk mengganti pakaiannya karena sedari tadi seragam sekolah masih melelat di tubuhnya. Beruntung dia selalu meninggalkan baju ganti di loker pegawai.
Beberapa menit kemudian, Hanbin baru saja menyelesaikan acara berganti pakaiannya. Dia menemukan Jiwoong si pegawai barunya tengah duduk di salah satu kursi yang tersedia dalam ruang pegawai.

KAMU SEDANG MEMBACA
Everlasting | HaoBin
FanfictionWarn! BL Content (!) Perjanjian yang SHB ajukan pada ZH adalah berpura-pura tidak kenal dengan dirinya di lingkungan sekolah atau pun di depan temannya. Namun kerap kali ZH tidak menepati perjanjian yang sudah disepakati, membuat SHB ingin menengge...