26. Untold Story

398 43 5
                                    

Seperti rutinitas pagi biasanya kini Hanbin terlihat tengah disibukan dengan kegiatan memasak sarapan untuk dirinya dan juga Zhang Hao, sembari menunggu pemuda tampan itu yang sedang bersiap di kamar mereka.

Mengingat keduanya adalah tipe orang yang tidak bisa melewatkan sarapan, tanpa sadar waktu singkat di meja makan pada pagi hari menjadi kesempatan bagi pasangan muda itu untuk saling terbiasa antara satu sama lain sejak awal pernikahan sampai detik ini.

Selesai menata hasil masakannya di atas meja, kini Hanbin tengah menyiapkan kotak bekal untuk mereka berdua. Namun saat pandangannya menuju arah tangga, dia jadi heran saat melihat pemuda itu turun menghampirinya dengan balutan outfit santai ala rumahan yang biasa dikenakan.

"Kok belum siap sih! Gak liat sekarang jam berapa?" ucap Hanbin yang baru saja menyelesaikan urusan bekalnya.

"Hari ini gue gak masuk," balas Zhang Hao yang sudah duduk di kursi meja makan lalu dengan santainya sambil menyendok nasi ke dalam piring.

Mendengar itu Hanbin jadi kebingungan. Apa suaminya ini sedang sakit? Tapi kalau diperhatikan sekarang, semuanya terlihat baik dan tampan seperti biasanya. 

"Kenapa?" tanya Hanbin dengan dahi yang mengernyit. 

"Kena skorsing 3 hari," sahut Zhang Hao masih dengan kegiatan mengisi piring sarapannya.

Hanbin paham dan sedikit banyak dia sudah menduganya, "Hukuman BK kemarin?" ucapnya memastikan. 

Zhang Hao membalasnya dengan anggukan singkat dikarenakan sedang mengunyah suapan pertama. 

"Tapi gue bakal anter jemput lo kayak biasa," sahutnya setelah berhasil menelan makanannya. 

Hanbin mengiyakan ucapan Zhang Hao, dia pun langsung bergabung dengan suaminya untuk sarapan bersama. 

"Lo sendiri gimana hasil rapat kemaren?" ucap Zhang Hao kembali membuka pertanyaan. 

Seketika pemuda manis itu sedikit tersentak mendengar pertanyaan dari suami sebayanya yang kemudian dilanjut dengan kekehan kecil dari belah serupa cherry itu.

"Ya gitu... pastinya kaget, tapi yaudah ternyata gak seburuk apa yang gue pikirin selama ini, mereka semua support dan ikutan seneng juga," ujar Hanbin yang terdengar antusias menceritakannya. 

Mendengar itu Zhang Hao pun ikut tersenyum, dia senang pasangan manisnya ini sudah berani lebih terbuka tentang status hubungan mereka pada orang lain dan selain itu dia juga bersyukur baik dirinya ataupun Hanbin, keduanya  beruntung bisa diterima dengan baik oleh teman-teman terdekat mereka.

"Baguslah, gue seneng dengernya."

...

Sesuai apa yang Zhang Hao bilang sebelumnya, walau sedang dalam masa skorsing ia akan tetap bertanggung jawab untuk mengantar jemput pasangan manisnya sampai waktu hukumannya habis tiga hari kedepan. Karena hubungan mereka yang kian terbuka dan saling menerima, hal itu membuat Hanbin tidak lagi banyak protes dan lebih bisa menuruti apa yang pemuda itu ucapkan.

"Mau turun dimana? Soalnya gak bakal bisa masuk ke tempat biasa," ucap Zhang Hao tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan yang cukup ramai pagi ini. 

Hanbin berpikir sejenak, apa yang Zhang Hao bilang itu benar adanya. Dia pasti akan kesulitan untuk memutar balik arah kalau harus memaksa masuk ke area parkir sekolah tempat mereka biasa berpisah. 

"Depan gerbang aja gapapa," jawab Hanbin dengan keputusannya.

Zhang Hao seketika itu juga menoleh ke arahnya sekilas dengan raut wajah yang sedikit terkejut. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Everlasting | HaoBinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang