17. Dramatic School Project

932 95 17
                                    

Selama perjalanan menuju cafee wajah Hanbin tidak berhenti merengut. Pasalnya dia sudah ada janji dengan Matthew untuk melakukan tugas kelompok mereka dan Hanbin hanya ingin pergi sendiri. Tapi seperti yang sudah ia duga, suami sebayanya ini bersikeras untuk ikut. Sudah berbagai tolakan Hanbin lontarkan pada pemuda itu, namun tidak ada gunanya.  Ia tidak akan menang melawan Zhang Hao dengan sikap keras kepalanya.

"Kode minta dicium atau gimana, manyun terus tuh bibir," ujar Zhang Hao memecah keheningan yang dari tadi tercipta.

Mendengar itu seketika Hanbin mendelikan kepalanya kearah si pengendara dengan raut sebalnya.

"Diem, gue males ngomong sama lo," balas Hanbin dengan judesnya

Bukannya membuat takut, Zhang Hao justru terkekeh akan reaksi istri manisnya. Entah kenapa bukannya seram, Hanbin malah terlihat lucu saat marah. Rasanya ia ingin memasukan Hanbin ke dalam kotak kaca lalu dia simpan untuk dirinya sendiri. Walau terdengar serakah, tapi ia tidak peduli. Zhang Hao tidak suka berbagi kepemilikannya dengan siapapun.

"Emang kenapa sih gue gak boleh ikut,  jangan-jangan lo mau nemuin pegawai baru itu lagi? "

Mengetahui arah pembicaraanya, membuat Hanbin merotasikan matanya kearah lain. Baru semalam mereka membicarakan ini tapi masih saja di ungkit. 

"Huff... Gue mau ketemu Matthew ada janji  buat kerja kelompok bareng dia terus sekalian kontrol mingguan cafee juga."

Karena tidak mau adanya kesalah pahaman, Hanbin akhirnya mengalah dan mengatakan tujuannya utamanya hari ini. Bisa repot urusannya kalau suaminya ini sudah salah paham.

"Lagian kenapa sih lo sensi banget kalo soal Kak Jiwoong, padahal dia baik, sikap lo berlebihan tau gak?!" sambung Hanbin dengan sedikit kesal. 

Mendengar ucapan Hanbin membuat mood Zhang Hao turun seketika. Ia tidak suka ketika Hanbin membicarakan pria lain, apa lagi saat mereka sedang berdua begini.

"Berlebihan?,"
Sahut Zhang Hao dengan nada jengkelnya. 

"Menurut lo gue berlebihan Bin?" lanjut Zhang Hao yang kemudian menepikan mobilnya dan memutuskan untuk berhenti. 

Emosi mulai melingkupi dirinya. Dilihatnya pemuda manis di sampingnya yang masih diam tak bergeming. 

"Lo sadar gak sih gue cemburu Hanbin!" ujar Zhang Hao dengan nada yang menajam.

"Sebagai suami, gue gak suka ada orang lain yang naksir sama lo!" cecar Zhang Hao yang masih dengan nada tajamnya. 

Saat ini Hanbin sebisa mungkin berusaha untuk menenangkan dirinya. Karena bagaimana pun ia tidak mau bertengkar dengan pemuda itu. Jadi ia memilih untuk tetap diam sampai dirasa Zhang Hao sudah menemukan titik tenangnya.

Setelah beberapa menit kemudian, Hanbin mencoba menanggapi ucapan Zhang Hao tadi. Berbekal ketenangan yang berhasil terkumpulkan, dia mampu menekan egonya.

"Kita udah pernah omongin ini, iya gue juga ngerasa kalo Kak Jiwoong ngasih atensi lebih ke gue. Tapikan bukan berarti gue nerima gitu aja," ujar Hanbin membelah atmosfer panas diantara mereka. 

Hanbin menolehkan kepalanya dan mendapati Zhang Hao yang terdiam menatap lurus. Kedua tangan itu mencengkeram setir mobil dengan kuat sampai menonjolkan beberapa uratnya. 

Dengan lembut Hanbin meraih salah satu tangan itu, membuatnya melepaskan cengkeraman kuat pada alat kemudi dan menautkan jari satu sama lain.

"Belakangan ini gue berusaha sebisa mungkin buat membatasi interaksi sama orang yang punya ketertarikan lebih ke gue, termasuk juga Kak Jiwoong.  Gue ngelakuin ini karena gue sadar, kalo sekarang gue punya lo," ungkap Hanbin sambil memperhatikan tangannya yang tenggelam dalam genggaman Zhang Hao. 

Everlasting | HaoBinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang