20. Hectic

863 78 17
                                    

Sehabis pulang sekolah Matthew mengajak Hanbin untuk bermain di rumahnya. Mengingat jarang sekali dia mendapatkan waktu senggang, jadi dia menerima tawaran sahabatnya dengan senang hati. Namun nyatanya acara bermain mereka hari ini tidak sesuai dengan harapan pemuda dengan pipi bulat yang saat ini sedang menggembung kesal.

Bagaimana tidak, sahabat mungilnya itu kini sedang sibuk sendiri dengan ponselnya bahkan sesekali dia menertawakan sesuatu yang Hanbin tidak ketahui dan itu cukup menyebalkan.

"Ihh, katanya mau ngajak main, kok lo malah sibuk sendiri sih ?" ujar Hanbin yang mulai jengah.

Mendengar itu pun Matthew mengalih kan pandangannya ke arah Hanbin yang ada di sofa seberang.

"Hehee, sorry Bin. Tau gak, tadi Kak Jiw ngechat gue katanya dia di hukum sama dosen gara-gara tidur di kelas," sahut Matthew yang masih diselingi dengan tawa gelinya.

Ucapan Matthew barusan membuat Hanbin keheranan. Dari keheranan itu, munculah sebuah pertanyaan yang membuat jiwa penasarannya menguap keudara.

"Loh, kalian deket ? sejak kapan ?" Tanya Hanbin dengan pensaran tingkat akut.

Sementara Matthew sendiri tidak heran kalau sahabatnya ini bertanya demikian. Mengingat permuan pertama mereka yang cukup membuat kegaduhan, sudah dipastikan Hanbin tidak akan menyangka kalau mereka jadi sedekat ini sekarang.

"Gak tau sih sejak kapan. Tapi sejak kerkom kita waktu itu, gue jadi sering ketemu dia kalo mampir ke cafe lo, terus kita kadang ngobrol bareng sampe baru kemaren kita tukeran kontak," sahut Matthew yang menjelaskan kronologinya secara singkat.

"Bagus deh kalo kalian akur," ujar Hanbin singkat lalu menenggelamkan diri ke sofa empuk milik Matthew. 

Merasa ada something wrong, sebagai sahabat yang baik Matthew mengirim pesan pada Jiwoong untuk menghubunginya lagi nanti. Sekarang dia mau fokus pada manusia setengah kucing setengah hamster yang ada di depannya dulu. 

"Kenapa bestie ? Keliatannya suntuk banget," ucap Matthew membuka pertanyaan. 

"Gak tau kenapa, tapi gue pusing banget ngurus banyak hal dari tugas osis sampe ngelola cafe, mau pecah rasanya kepala guee," sahut Hanbin yang merengek sambil mengeluh.

Matthew sendiri tak heran kenapa Hanbin bisa sekacau ini.  Mengingat banyaknya tanggung jawab yang harus dia emban. Ia tau kalau Hanbin bisa memgerjakan semuanya dengan baik, namun rasa lelah dan gusar temtu saja tidak bisa dihindari. 

"Sumpah deh Bin, kalo jadi lo mungkin udah tipes gue."

"Tapi gue penasaran deh, dari semua itu mana sih yang paling bikin pusing?"

Sejenak Hanbin terdiam. Mencoba untuk menimbang hal yang paling berat dari semua tanggung jawabnya. 

"Hmm... Kalo ngurus cafe gak terlalu berat sih, soalnya ada Kak Hui yang backup.  Kalo tugas sekolah gue masih sanggup, terus kalo kesusahan juga kan ada lo yang bantu. Paling yang agak susah ngurus osis sih apa lagi jabatan gue ketua," ucap Hanbin yang menjabarkan semua beban dan tanggung jawabnya. 

"Berarati ngurus suami gak susah ya Bin ? Hahahaaa," sahut Matthew yang diakhiri dengan tawa candaan. 

Mendengar itu sontak dia mengerutkan dahi.  Gak susah apanya, kayaknya itu justru yang paling nyusahin deh. 

"Nope! Gak susah apanya. Justru dia termasuk satu dari lain hal yang membebani gue, susah banget diurusnya."ucap Hanbin yang memisuh. 

"Wait bukannya suami lo tuh orangnya diem gak banyak tingkah ya? " tanya Matthew yang cukup penasaran. 

Everlasting | HaoBinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang