25. Pro-blematic

376 50 7
                                    

[Note : harsh words!!]

Ada sebuah perbedaan yang sangat terasa selama Hanbin berjalan menyusuri koridor pagi ini. Beberapa dari mereka yang kerap saling bertegur sapa dengannya, kini terlihat seolah menjauh dan menolak keberadaannya. Bukan hanya itu, tidak sekali dua kali dia mendengar kumpulan-kumpulan siswa itu tengah membisikan namanya dalam sebuah perbincangan seiring kakinya melangkah. Tanpa niat untuk meladeni, Hanbin lebih memilih untuk diam, berusaha menghindari masalah lebih lanjut.  

Hanbin meyakini kalau semua situasi yang dialaminya saat ini adalah bentuk reaksi dari apa yang terjadi kemarin. Sadar bahwa kejadian menggemparkan itu telah disaksikan oleh lebih dari setengah populasi siswa di sekolah, tentu saja membuat pemuda manis itu menjadi termenung sambil mengutuki kecerobohannya yang tidak mampu menahan diri sehingga lepas kendali.

Belum lagi percakapan grup disebagian besar kelas sudah dipenuhi oleh namanya sabagai topik perbincangan utama. Ditambah dengan berbagai spekulasi liar yang mereka karang secara bebas membuat semakin banyak prasangka-prasangka buruk yang tidak mendasar menjadi tersebar luas.

Kalau saja bukan karena Zhang Hao yang mengambil paksa ponselnya, maka sudah dipastikan dia akan mengalami demam dan sakit kepala pagi ini karena kurangnya istirahat. 

Ngomong-ngomong soal Zhang Hao . Sempat ada sedikit perdebatan diantara mereka pagi ini. Dimana Zhang Hao memaksanya untuk tetap di rumah, dengan alasan khawatir tentang apa yang akan terjadi padanya setelah kejadian kemarin. Mengingat maraknya gosip miring yang sudah beredar melalui media sosial yang ada.

Tentu saja Hanbin menolak usulan itu tanpa pikir panjang . Lagi pula sudah menjadi konsekuensi yang harus dia terima ketika insiden itu terjadi. Maka dari itu ia tidak mau terlalu mempermasalahkan omongan orang lain tentang dirinya. Masih banyak hal penting yang harus dia lakukan selain menanggapi berita miring yang tiada habisnya.

Saat ini Hanbin sudah berada di ambang pintu kelasnya. Tidak seperti hari-hari biasanya yang mana banyak dari mereka akan menyapa dan menyambutnya, namun yang terjadi sekarang adalah, mereka justru turut serta dalam membisikan gunjingan tentang dirinya dan sialnya masih bisa Hanbin dengar dengan jelas.

Beruntungnya bertepatan dengan itu, Matthew tiba-tiba datang menghampirinya dengan masih membawa tas ransel dalam gendongannya. Tanpa permisi pemuda berdarah barat itu meletakkan kedua telapak tangannya tepat pada telinga Hanbin. Dengan tujuan supaya teman baiknya ini tidak mendengar bisikan-bisikan jahat itu lebih lanjut. 

"Jangan dengerin," ucap Matthew yang masih bisa dia dengar karena jarak mereka yang dekat. 

Masih dengan posisi yang sama, pemuda blasteran itu menggiring Hanbin masuk sembari terus menutup telinganya dari belakang. Tentu saja hal tersebut menarik perhatian seluruh penghuni kelas. Banyak dari mereka yang terlihat tidak suka dengan apa yang Matthew lakukan. Bahkan sebagian besar memilih untuk pergi.

"Udah Matt, gapapa lepas aja," ucap Hanbin menurunkan tangan Matthew dari telinganya dan langsung duduk diam termenung di bangkunya.

Mengetahui kalau keadaan sahabatnya ini sedang memprihatinkan, Matthew juga ikut mendudukan dirinya tepat di sebelah Hanbin. Ditepuknya punggung temannya itu dengan lembut untuk memberikan sedikit ketenangan.

"Lo gak mikir gue bakal kayak mereka kan, Bin?" tanya Matthew memastikan.

Sekilas Hanbin menoleh kearah lawan bicaranya, sebelum kembali pada titik pandangnya semula.

"Setelah apa yang lo liat kemarin?"

Mendapat pertanyaan balik, membuat pemuda blasteran itu seketika terbelalak tak percaya akan apa yang Hanbin ucapkan barusan. 

Everlasting | HaoBinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang