7. Beloved Mother

1.3K 208 49
                                    

Setelah kejadian memalukan tadi, kini keduanya sudah sampai di rumah sakit. Hanbin berjalan lebih dulu dengan sekeranjang buah di tangannya menuju ruang inap bundanya.  Sedangkan Zhang Hao masih setia mengikutinya dari belakang.

"Bundaaaaa," ujar Hanbin begitu memasuki ruang inap yang dia tuju. 

Dengan sigap sang Bunda membuka tangannya untuk memeluk anak semata wayangnya. 

"Abin kangen sama Bunda," ucap Hanbin menenggelamkan wajahnya pada pelukan bunda.

" Bunda juga kangen sama Abinn," jawab Bunda sambil mencium pucuk kepala anaknya. 

"Sama siapa Bin kesininya?" tanya seseorang yang ada di sebelah bundanya yang hendak juga memeluk Hanbin. 

"Sama Hao mah," jawab Hanbin sambil menunjuk Zhang Hao yang baru memasuki ruangan dan membalas pelukan Mama Zhang. 

Zhang Hao menghampiri bunda Habin untuk menyaliminya.
"Makasih ya Hao udah ajak Hanbin kesini," ucap Bunda dengan senyum mengembang di wajahnya. 

"Sama-sama Bun, kebetulan Hanbin juga mau ketemu Bunda juga katanya," jawab Zhang Hao ikut tersenyum. 

"Kamu masih cuek sama suami mu Bin?" tanya Bunda pada anaknya. 

Sementara itu Hanbin dan Zhang Hao yang berdiri beriringan hanya melirik satu sama lain. 

"Nggak kok, kemarin baru aja Hanbin belajar masak makanan kesukaannya Hao, yakan Bin?" jawab Mama Zhang saat merasa kedua pasangan muda itu bingung akan jawaban yang mau diberikan. 

"Wahh beneran Bin? Giamana Hao kamu suka masakannya Abinn?" respons Bunda dengan wajah senangnya. 

Zhang Hao melirik Hanbin sekilas yang terlihat menundukan kepalanya. Sepertinya dia malu karena sang Ibu dan ibu mertuanya sedang menggoda mereka.

"Masakan Hanbin enak kok Bun, aku suka," jawab Zhang Hao sambil tersenyum.

Bunda menegang tangan Hanbin dan menatap wajahnya. 
"Gitu dong Bin, sering-sering ya bikin suami mu seneng,"

Hanbin makin menunduk, senyuman malu masih tercetak diwajahnya yang mulai memerah. Yang mana membuat sang Ibu gemass dan mencubit pipi anaknya.

"E-eh ada banyak orang ternyata."

Semua orang di ruang itu mengalihkan pandangannya kearah pintu yang terdapat seorang remaja dengan perawakan tinggi disana dengan sebuah koper yang ia bawa. 

"Gyuvin mau kemana?  Kok bawa koper segala?" tanya Hanbin yang nampak penasaran.

"Ini bukan punya gue kak, tapi punya aunty Sung," sahut Gyuvin sembari menarik koper kedalam ruangan dan meletakkannya di pojok. 

Jawaban Gyuvin malah membuat Hanbin makin penasaran. Memangnya bundanya mau pergi kemana? Pikirnya. 

"Mama mu kemana Vin, kok sendirian?" Tanya Bunda pada keponakannya.

"Tadi bareng kok, tapi mama lagi ketemu dokter katanya," jawab Gyuvin yang menghempaskan diri ke sofa karena kelelahan dan terlelap beberapa saat kemudian.

Everlasting | HaoBinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang