21. Un-holiday

580 62 11
                                    

Weekend sudah menyapa. Kebanyakan dari orang akan menggunakan akhir pekan mereka dengan bersantai atau bermalas-malasan. Tapi sayangnya hal itu tidak bisa Hanbin lakukan.  Walau rasanya ingin sekali dia pergi keluar menghabiskan waktu untuk bersenang-senang atau mengunjungi beberapa tempat yang sedang ramai di time line media sosial.

Lagi-lagi hal ini disebabkan oleh banyaknya tanggung jawab yang dia emban. Membuat Hanbin mau tak mau mengorbankan hari liburnya untuk beberapa pekerjaan. Contohnya seperti sekarang ini. 

Sehabis kepulangannya dari cafe sore tadi, kini sudah beberapa jam terhitung Hanbin duduk dihadapan laptop. Terjebak dengan berkas laporan dan proposal organisasinya yang harus segera dituntaskan. 

Sebenarnya Hanbin bisa saja meminta anggota lainnya untuk berkumpul mengerjakan hal ini berasama. Tapi dia memilih megurungkan niat tersebut. Mengingat dia sudah banyak menyita waktu teman-temannya selama di sekolah. Maka dari itu Hanbin tidak mau melakukan hal serupa di hari libur mereka. Walau harus berakhir mengorbankan dirinya, tapi sebagai ketua, Hanbin merasa punya tanggung jawab lebih. 

Tinggg...  

Bunyi notif dari ponselnya mengalihkan perhatian Hanbin.  Sebuah chat masuk dari kontak yang dia beri pin paling atas, tak lain dan tak bukan adalah Zhang Hao a.k.a suaminya. 

'Gue otw pulang, mau nitip sesuatu?'

Itulah isi pesan Zhang Hao barusan. Karena Hanbin sedang tidak menginginkan apapun, maka dia hanya menjawab dengan,

'Gak usah, langsung pulang aja.'

Setelah membalas pesan, Hanbin ingin meneruskan pekerjaannya. Namun tiba-tiba dia teringat sesuatu. Dilihatnya jam di ponselnya yang sudah menunjukan waktu pukul 9 malam. 

Mengetahui hari sudah menuju larut, maka dengan segera Hanbin bangkit dari tempatnya dan berlari menuju dapur.  Yupp, Hanbin lupa memasak makan malam karena terlalu sibuk dengan tugas-tugasnya.

"Anjir, bisa-bisanya gue lupa masak makan malem, Hao udah makan belum ya?" ucapnya pada diri sendiri yang padahal juga belum sempat makan malam.

Dengan segera Hanbin mengirim pesan lagi kepada Zhang Hao untuk menanyakan apakah pemuda itu sudah  makan malam atau belum. Hingga tak lama kemudian Zhang Hao membalas dengan kata 'belum' sambil bertanya kembali padanya dengan pertanyaan sama. 

Setelah mendapat jawaban dari pemuda itu, Hanbin segera menyiapkan bahan masakannya dengan cepat.  Padahal Zhang Hao sempat menanyakan untuk membeli makanan dari luar. Namun Hanbin menolaknya dan memilih untuk memasak. 

Karena hari sudah mulai larut, Hanbin memilih untuk memasak sesuatu yang sederhana saja. Tumis saus tiram dengan sosis goreng menjadi pilihan menunya malan ini.

Ditengah kegiatan memasaknya Hanbin dikejutkan dengan sebuah tangan yang mendarat diatas kepalanya disusul dengan suara yang dia hafal di luar kepala.

"Masaknya gak usah buru-buru, santai aja."

Dari tingkah dan suaranya itu Hanbin sudah bisa menebak kalau suaminya itu sudah pulang. 

"Gue liat laptop lo di ruang tamu. Lo ngerjain itu dari sore Bin?" tanya Zhang Hao yang masih berdiri di belakang Hanbin yang sedang sibuk memasak. 

"Iyaa," jawab Hanbin singkat tanpa mengalihkan pandangannya.

"Dasar, kebiasaan keasikan nugas sampe lupa makan," ujar Zhang Hao kembali sambil mencubit ringan pipi Hanbin.

Karena merasa terganggu Hanbin merengek kesal sambil menyingkirkan tangan Zhang Hao yang masih mencubiti pipinya. 

"Ishh, udah ah sanaa! Sebentar lagi siap, lo mandi dulu gihh," balas Hanbin yang terlihat agak kesal karena dijahili.

Everlasting | HaoBinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang