Waktu istirahat pertama akan berakhir dalam 10 menit lagi. Namun Zhang Hao kini malah sibuk berkaca di dalam salah satu kamar mandi siswa. Dia memandangi pantulan dirinya yang sangat tampan rupawan itu dengan sesekali membenahi rambutnya yang sedikit berantakan. Hingga beberapa saat kemudian pintu kamar mandi itu terbuka dan menampilkan Hanbin si Ketua Osis yang kini bersandar di belakang pintu dengan napas yang cukup terengah.
Zhang Hao menghampiri Hanbin dan menyeka butiran keringat yang ada di wajah manis itu dengan tangannya sendiri.
"Harusnya lo gak usah lari-larian, gapapa kok gue telat," ucap Zhang Hao sambil membenahi poni yang hampir lepek itu.
Sementara itu Hanbin yang sudah bisa mengatur napasnya dengan stabil, mulai bangkit dari posisi bersandarnya sambil menyingkirkan tangan Zhang Hao yang masih membenahi rambutnya.
"Iya lo gapapa telat, masalahnya gue mana boleh telat," sahut Hanbin dengan sedikit jutek.
Bagaimana Hanbin tidak jengkel. Tiba-tiba Zhang Hao menelponnya berkali-kali saat dia sedang memberikan arahan kepada anak-anak Fasil untuk rencana Tour Lingkungan Sekolah.
Jadi dengan terpaksa dia harus menjeda arahanmya untuk menjawab panggilan dari Zhang Hao. Yang ternyata minta dibawakan seragam olahraga miliknya karena seragam milik pemuda itu sedang dalam keadaan kotor.
"Nih, gue mau balik lagi, takut mereka nyariin," ucap Hanbin sambil memberikan sebuah paper bag berisi seragam olahraganya.
Zhan Hao menerima pemberian Hanbin dengan senyum yang melekat di wajahnya. Setelah papar bag itu berpindah tangan, Hanbin membalikan badannya bersiap untuk pergi meninggalkan kamar mandi tersebut.
"Tunggu," ucap Zhang Hao sambil menahan salah satu tangan Hanbin. Dan itu membuat Hanbin menatapnya tanda tanya.
Dari saku celananya, Zhang Hao mengeluarkan sebuah susu kotak berasa vanilla dan memberikannya pada Hanbin.
"Jangan terlalu capek, walau lo ketua tapi anggota Osis bukan lo doang,"
Zhang Hao berucap sambil mendekat ke arah istrinya dan mengusak surai lembut itu. Sedangkan Hanbin masih terdiam seperti terpaku. Dia menerima susu kotak pemberian suaminya dengan gerakan canggung.
"Jangan lupa di minum," bisik Zhang Hao di depan wajah Hanbin yang tengah menatapnya diam. Dan setelah itu dia berbalik menuju salah satu bilik untuk mengganti pakaiannya. Zhang Hao mengeluarkan seragam olahraga itu dan menghirup aromanya dalam-dalam. Lagi-lagi dia di buat mabuk oleh aroma ini. Sungguh manis dan segar dalam waktu yang bersamaan.
Selang beberapa detik kemudian, Hanbin yang sudah tersadar seperti semula, dan segera dia pergi meninggalkan tempat itu.
Namun,
Tanpa ada yang menyadari, sebenarnya bukan hanya mereka berdua yang sedang berada di dalam sana. Di balik bilik no 1, terdapat seorang pemuda yang terheran dengan penuh pertanyaan di benaknya.
'Sejak kapan mereka dekat?'
...
"Hanbiiin!"
Pekik si pemuda pendek saat netranya menangkap Hanbin yang baru saja keluar dari ruang osis.
"Apasih Matt, jangan teriak bisa kan," jawab Hanbin sambil menatap malu pada orang di sekitarnya.
Sedangkan si pelaku hanya tertawa kecil tanpa merasa bersalah.
"Hehee, sorry," ucapnya sambil menghampiri Hanbin."Lo kok belum pulang?" tanya Hanbin pada sosok Matthew yang kini sudah di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everlasting | HaoBin
FanfictionWarn! BL Content (!) Perjanjian yang SHB ajukan pada ZH adalah berpura-pura tidak kenal dengan dirinya di lingkungan sekolah atau pun di depan temannya. Namun kerap kali ZH tidak menepati perjanjian yang sudah disepakati, membuat SHB ingin menengge...