2. Cuz U R My?

2K 249 39
                                        

Semenjak Zhang Hao memasuki ruang rapatnya, wajah Hanbin berubah menjadi masam.  Segala umpatan dia hantarkan untuk pemuda berdarah Cina yang sedang duduk di sampingnya (dalam hati). Hanbin sangat menjaga imagenya sebagai ketua osis. Jadi dia akan sangat hati-hati dalam berucap apalagi di depan anggotanya. 

Selain itu Hanbin juga meruntiki Yujin yang malah memberikan tempat duduknya pada Zhang Hao.  Padahal Hanbin sangat malas menghadapi Zhang Hao di depan umum. Apalagi di depan teman-temannya. Ingin rasanya dia meng-kick Zhang Hao dari ruangan ini.

'Yujin lamaa bengeet, awas aja nanti gue suruh Gyuvin buat gangguin dia seharian.'

"Ice Americano atas nama Zhang Hao," speaker di ruang itu berbunyi memecah keheningan.

Mendengar pesanannya sudah jadi, Zhang Hao bangkit dari duduknya dan mengucapkan terimakasih pada semua yang ada disana. Termasuk Hanbin yang mendapat kalimat khusus karena Zhang Hao hanya memention namanya saat pamit.

"Bin duluan yaa," ucap Hao menggenggam tangan Hanbin yang ada di atas meja sekilas setelah itu beranjak pergi. 

Perlakuan Zhang Hao membuat Hanbin panik. Dia menatap kearah teman-temannya yang untungnya tidak menotice saat Zhang Hao menegang tangannya tadi.  Hanbin bernapas lega akan hal itu, tapi setelahnya dia menatap Zhang Hao dengan wajah kesalnya.

Secara kebetulan, Zhang Hao yang masih ada di depan pintu juga metapnya balik, lalu menunjukan layar ponselnya yang menampilkan lockscreennya setelah itu langsung pergi.

Hanbin yang dibuat bingung pun membuka ponselnya yang dia terlantarkan beberapa jam belakangan. Dapat dilihat notifikasi dari Zhang Hao yang menelponnya lebih dari 10 kali tanpa terangkat satu pun. Seketika Hanbin menjadi panik dan mengirim Zhang Hao pesan. 

Zhang Hao
(10 called not answer from Zhang Hao)

Hanbin : Apa?

Setelah pesannya terkirim, tak berselang lama Zhang Hao membalas pesannya. 

Zhang Hao
(10 called not answer from Zhang Hao)

Hanbin : Apa?

Hao : Ga liat jam berapa hm?
Hao : Gue tunggu di mobil.

Hanbin langsung memeriksa jam di ponselnya dan saat itu juga dia terkejut sampai matanya membulat. 

"Guys kerena udah jam 10 lewat, rapatnya kita udahin aja ya. Masih ada waktu 5 hari lagi sebelum acara mulai. Untuk revisi bisa kirim softcopy via chat yaa. Makasih semuanya."

Setelah menutup agenda rapat hari ini, Hanbin dan para anggotanya membereskan barang mereka dan bergegas pulang. 

"Loh,  rapatnya udah Kak? "tanya Yujin yang baru keluar dari kamar mandi. 

Yang ditanya menatap Yujin dengan sedikit sinis. Rupanya Hanbin masih kesal dengan kejadian Zhang Hao tadi.

"Udah malam Yujin, lagian kamu kok lama di kamar mandinya?" sahut Hanbin yang sudah selesai memberskan barangnya. 

"Hehee maaf kak,  aku sakit perut tadi," sahut Yujin merasa malu yang kemudian juga mebereskan bawaannya. 

Setelah merasa bawaanya beres tanpa ada yang tertinggal,  Hanbin memutuskan untuk pamit lebih dulu kepada temannya. 

"Aku duluan ya, kalian juga langsung pulang soalnya cafee juga mau tutup,"

Semua anggota menjawab pamitan Hanbin sambil melambaikan tangan pada ketua mereka. 

Saat keluar dari ruang VIP ternyata Cafee sudah sepi. Hanya ada Hoetaek saja yang masih melakukan recap penjualan.

"Kak Hui, maaf ya lama. Temen temen ku udah beberes sebentar lagi mereka pulang," ujar Hanbin pada Hoetaek yang ada di meja kasir. 

"Gapapa Bin, ini masih ngerecap kok. Oh ya, Hao nungguin kamu di mobil tuh," sahut Hoetaek

Hanbin menganggukkan kepalanya dan pamit kepada yang lebih tua. 
"Iya kak, aku duluan yaa,"

...

Hanbin menghampiri mobil BMW hitam milik Zhang Hao.  Sebelum membuka pintu mobil, dia memperhatikan sekitar lebih dulu. Setelah dirasa aman, baru lah Hanbin memasuki mobil hitam itu.

"Santai aja kali, temen-temen lo kan gatau ini mobil gue," ucap Hao yang duduk di kursi pengemudi sambil meminum Ice Americano yang tadi dia pesan. 

Hanbin memasang sabuk pengamannya dan kembali menatap pemuda disampingnya dengan mata tajam. 

"Maksud lo tadi apa-apan sih, kalo mereka curiga gimana?" ujar Hanbin kesal. 

Zhang Hao menaruh minumannya yang sudah habis. Dia memasang sabuk pengaman dan menyalkan mesin mobilnya. 
"Yang di telpon 10x gak jawab siapa hmm?"

Mendengar ucapan Zhang Hao membuat Hanbin makin kesal. Padahalkan dia yang salah disini.  Karena tidak mejawab telpon dari Zhang Hao dan rapat sampai lupa waktu.

"Yaa itukan lagi rapat, mana boleh pegang HP. Lagian gue gak minta lo jemput tuh," ucap Hanbin membela diri.  Dia masih tak terima terlihat salah.

'Pokoknya gue gak salah! Gamau tau!'

"Tadi mama telepon gue, dia panik gara-gara udah malem terus lo belum pulang dari sore, jadi nyuruh gue buat jemput lo untungnya manggung gue udah kelar."

Zhang Hao menoleh kearah Hanbin sekilas lalu kembali fokus melihat jalan kedepan. Dia sendiri kaget saat selesai manggung bersama Bandnya di sebuah festival, Mamanya menelponnya dan bilang kalau Hanbin belum pulang sejak sore dengan suara cemas.  Tanpa banyak pikir panjang Zhang Hao segera pamit pada teman-temannya dan menolak ajakan mereka untuk nongkrong lebih dahulu. 

"Lagian gimana cara lo pulang kalo gue gak jemput," lanjut Hao. 

Entah kenapa ucapan Zhang Hao barusan membuatnya jadi tak enak hati. Karena dia juga sempat membaca pesan dari Mamanya yang bertuliskan,

'Hanbin kok belum pulang nak, ini udah malam loh.'

'Mama nungguin kamu loh Bin, jadi kan belajar masak sama mama?'

Ya,  Hanbin harus minta maaf pada mamanya saat sampai di rumah nanti. 

"Bin kok bengong?"

Panggilan Zhang Hao menyadarka Hanbin dari renungannya. Dia menatap Zhang Hao dengan wajah bertanya.

Zhang Hao yang paham tatapan Hanbin pun mengulang pertanyaannya. 
"Lagian gimana cara lo pulang kalo gue gak jemput,"

Hanbin terlihat berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan dari Hao.
"Y-ya kan gue bisa pesen ojol," sahut Hanbin sedapatnya.

Zhang Hao tidak suka mendengar jawaban dari Hanbin. Terlihat dari dia yang menghela napas panjang. 
"Ini hampir tengah malam Bin, kalo lo di culik gimana? Lagian gue juga gamau mobil gue disita karena gak jagain lo."

Ucapan Zhang Hao membuat Hanbin ingin protes. Pasalnya dia kan bukan anak kecil lagi yang kalau di culik bakal diam saja. 

"Sekarang lo itu istri gue Bin, jadi otomatis lo jadi tanggung jawab gue sekarang."

Baru saja Hanbin mau mengutarakan protesnya. Namun ucapan Zhang Hao membuat kalimat protes yang sudah dia susun tertelan kembali.  Bahkan kini Hanbin sudah membuang mukanya kearah jendela. Bukan karena marah atau apa, tapi dia tidak mau wajah merahnya dilihat Zhang Hao. 

'Kok gue maluu sihh, ishh!'

.
.
.
–Everlasting–
To Be Continued

Everlasting | HaoBinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang