#Lembar13: Invisible Girl

497 81 41
                                    

"Je, jawab dong... " bujuk Raka saat sahabatnya itu baru keluar dari kelas.

Jam istirahat tiba, pacarnya Raka lagi ada rapat osis, makanya dia nggak ngebucin. Keuntungan sedikit, dia jadi bisa introgasi Jehan tentang mengapa ia bisa kenal dengan Pier. Sejak kemarin, gadis itu enggan menjawab pertanyaannya yang singkat itu.

"Jeje..." bujuknya.

"Apa sih, Ka? Jawab apa?" heran Acha yang sejak tadi mengekori dua manusia yang saling kejar-kejaran itu.

"Ini nih, si Jeje deket sama cowok nggak bilang-bilang" jawab Raka mendudukkan diri dihadapan Jehan. Mereka kini sudah di kantin. Tumben, iya, soalnya dia lagi pengen makan bakwan pake kuah lontong.

"Hah? Demi apa? Eh manusia gua! Sejak kapan lo deket sama cowok? Kenapa nggak bilang-bilang? Wah minta dipepes ni anak" serbu Acha begitu mendengar jawaban Raka.

Oke, Jehan seketika ingin sekali mendorong raka dari atas gedung dengan tinggi dua puluh lantai.

"Berisik ya lu berdua" balas Jehan kembali bangkit untuk menghampiri Mami yang seperti biasa ada di stannya.

"Deket sama siapa dia emang, Ka? Kok bisa? Sekuat apa mental tu cowok sampe berani deketin Jeje?" Acha kini menyerbu Raka yang mengumpat kesal karena Jehan pergi tanpa menjawab satu pertanyaan darinya maupun Acha.

"Lo kenal Pier?" tanya Raka.

"Pier mana?" herannya. Maklum, temennya banyak banget.

"Itu loh... Sweetpiccolo" sambung Raka hingga sontak membuat mata Acha langsung terbuka lebar.

"Sweetpiccolo? Maksud lo pelukis yang videonya sering Jeje tonton?!" kagetnya bahkan hampir membuat seisi kantin menoleh.

"Iyaaa, kaget kan lo".

"Tapi dia temen lo kan? Jangan jangan lo yang jodohin?" curiga gadis bersurai lurus dan panjang itu.

"Nggak, elah. Gue temenan sama yang namanya Pier. Bukan Piccolo" jawab Raka menroolling matanya.

"Satu orang geblek!"

"Dih, beda. Pokoknya Pier di dunia maya dan nyata itu beda jauh!!"

"Jadi yang deket sama Jehan, Pier apa Piccolo?" penasaran Acha. Padahal mah mereka satu orang.

"Nggak tau deh" ujarnya sembari mengangkat bahu.

Tak lama dari itu, Jehan kembali dengan sepiring bakwan yang di banjiri kuah lontong.

"Makan, brou" tawarnya.

Tapi bukannya dapat jawaban, ia malah mendapat tatapan selidik dari Acha.

"Apaan? Mau?" tawarnya ketika menatap Acha.

"Sejak kapan lo deket sama Sweetpiccolo?" tanya Acha mengintimidasi.

"Sweetpiccolo? Sejak kapan?!" kaget gadis itu.

"Hih, pura pura nggak tau. Lo deket kan sama tuan Piccolo yang videonya sering lo tonton itu?" sambung Acha lagi masih dengan tatapan mengintimidasinya.

"Apaan? Enggak!" sanggahnya.

"Udah, ngaku aja, Je. Lo deket sama Pier karena dia idola lo kan?" timpal Raka ikut menyelidiki.

"Idola apa sih? Siapa yang deket sama Piccolo?" herannya masih tak mengerti.

"Je, lo deket sama Pier kan?!" tanya Acha agak ngegas.

"Y-y-ya, ya iya, tapi gue nggak deket sama Piccolo. Tau orangnya yang mana aja nggak" jawabnya hingga membuat bibir Raka dan Acha spontan terbuka.

Jadi Jehan tidak kenal Piccolo itu siapa. Ia hanya sering menonton video orang itu tanpa ingin tau rupanya seperti apa.

Querencia✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang