Suasana hati Zenia sedang buruk sekarang. Bahkan sangat-sangat buruk hingga mungkin saja dia bisa melahap orang-orang yang membuatnya kesal hari ini.
Seakan memang Tuhan sengaja menguji kesabarannya maka seseorang menabraknya. Menumpahkan es kopi pekatnya di seragam Zenia,mana ini masih pagi. Zenia menatap pria itu yang dibalas tatapan terkejut yang terkesan meledek.
"Ops gue beneran nggak sengaja. Handphone gue bunyi jadi gue nge check siapa tahu ada berita penting kan ??" Ujarnya santai seakan tidak ada beban.
Zenia kesal,menghantam pria itu menggunakan tasnya. Bahkan es kopi yang baru saja menumpahi seragamnya gantian tumpah mengenai seragam basket pria itu.
"Kalau lho bisa ngelakuin hal nggak ngotak kayak barusan,maka gue juga bisa lakuin hal yang lebih lagi. Gue lagi bad mood jangan sok kecakepan lho sama gue..." Balas Zenia dan berlalu meninggalkan pria itu terpaku pada pakainya yang basah.
Sialan batinnya. Pertandingannya akan dilakukan 2 jam lagi dan seragamnya kotor. Bahkan sepatunya juga.
'Lihat sampai gue balas lho,dasar cewek sinting...' Batin pria berbandana hitam itu.
***
"Mau lihat anak basket latihan nggak Zen ??" Ujar Lyli pada Zenia.
Namun Zenia menggeleng.
"Nggak,gue mau tidur aja sekalian nunggu bel pulang. Perut gue sakit banget Ly lho aja sama yang lain..." Balas Zenia dan menelungkupkan wajahnya dipertengahan tangannya.
Lyli tampak tidak tenang. Dia kan khawatir jika sakit perut Zenia parah.
"Gue nggak apa-apa,nanti kalau udah waktunya pulang kasih tahu gue..." Balas Zenia meyakinkan Lyli.
Akhirnya wanita berambut panjang itu berlalu menuju lapangan basket bersama kedua sahabatnya lainnya.
***
"Lihat doang Jef ayolah..." Pinta Genta.
Pria blesteran Amerika itu menggeleng.
"Ngapain gue lihat itu ?? Mau bikin gue sama Bastian tanding ?? Lho kadang kalau ngomong nggak ngotak..." Ujar Jeffrey tajam dan berlalu membawa setumpuk buku.
Genta merengut kesal.
"Kok bisa sih lho milih mengundurkan diri ?? Kan selama ini lho baik-baik aja...." Balas Genta kesal.
Jeffrey mengabaikan seruan Genta yang terkesan menye-menye sebagai pria. Pria berjas OSIS itu menyusuri jalanan menuju perpustakaan dan mengembalikan buku disana.
"Loh Jef kamu kok disini ?? Bukannya ikut tanding sama anak basket ??" Ujar pengurus perpustakaan.
Jef menggeleng pelan.
"Saya mengundurkan diri beberapa Minggu yang lalu Bu,papa saya menyuruh saya fokus pada pelajaran..." Jelas Jef sopan.
"Iya juga sih Jef. Kamu kan putra tunggal pemilik perusahaan besar,siapa yang akan meneruskan usaha papa kamu jika bukan kamu..." Jelas penjaga perpustakaan.
Jef menahan diri agar tidak menyentak penjaga perpustakaan itu karena membahas mengenai kekayaan Aldebaran yang sebenarnya begitu dibenci oleh Jef. Jef memasuki perpustakaan dan memilah buku apa yang akan kembali dia bawa pulang untuk keperluan belajar.
Dibanding menjalankan perusahaan Aldebaran,Jef malah tertarik pada dunia hukum. Baginya politik bisnis sudah dia dalami bahkan begitu melekat pada dirinya ketika dia kecil. Tapi selama dia hidup dari kecil sampai dewasa dia belum pernah merasakan keadilan dalam kehidupannya.
Bahkan dari Tuhan sekalipun.
'Hubungan antara manusia,masyarakat dan hukum'
'Citra kehukuman dimata sang penegak dan pelanggar'
KAMU SEDANG MEMBACA
Simulacrum (Completed)
FanfictionFollow my account before reading !!! *** Simulacrum berasal dari bahasa latin yang berarti patung. *** Jeffrey Aldebaran. Ketua OSIS dingin yang sayangnya tampan membuat hampir seluruh wanita di sekolahnya bertekuk lutut didepannya. 'Saya sudah pern...