Jef termenung menatap kosong kearah dimana wanita berambut panjang itu terbaring. Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam dan wanita itu masih belum memberikan tanda bahwa dia akan bangun dari tidurnya.
Jef mengingat kembali apa yang dokter katakan padanya beberapa jam yang lalu.
'Lukanya memang tidak parah,tapi traumatis yang akan dia derita mungkin akan berlebih. Kami tidak bisa mendeteksi apakah dia akan mengalami trauma karena dia masih belum sadarkan diri...'
Jef menatap wanita itu dalam diam, merapikan anak rambut Zenia yang terjatuh mengenai matanya.
"Kenapa saya harus mau direpotkan sama kamu ?? Kenapa kamu harus memilih saya dalam setiap masalah yang kamu miliki ??" Ujar Jef pada Zenia.
Jef nyaris saja bangkit dan meninggalkan Zenia untuk sekedar membeli makanan atau mencuci mukanya. Namun urung karena seakan dalam ketidak sadarannya Zenia tahu jika dia akan ditinggal, kemeja yang sengaja Jef buka kancingnya dan menjadikannya luaran kaos yang dia kenakan,tertahan ranjang Zenia.
Jef menghela. Dia melepaskan seragamnya yang tersangkut dan melirik Zenia sejenak sebelum mendekat dan merapikan selimut wanita itu,namun kembali lagi saat dia akan bangkit pergi,kalung romawi yang dia kenakan tersangkut rambut panjang Zenia.
Jef mengalah,akhirnya dia kembali duduk ditempatnya. Menatap datar Zenia yang memejam.
"Saya tidak pergi,kamu puas ?? Saya bahkan hanya akan mencuci wajah dan mencari makan. Tapi kamu..." Ujar Jef kesal.
1 jam berlalu setelah kejadian tersangkut,Jef masih tetap berada ditempatnya sedari tadi dan Zenia juga sama. Dia sama sekali tidak bergerak barang seinci dari tempatnya dan hanya bernafas dengan tenang.
Jef menyerah. Dia membuka telefonnya dan mengontak nama yang harusnya dia hubungi sedari tadi.
'Halo Jef,gimana ??' Ujar Rey terdengar panik.
"Kenapa ??" Balas Jef bertanya.
'Kenapa malah lho nanya sama gue, kenapa lho nelfon gue Jef.." Balas Rey gusar.
"Lho kedengaran panik,apa terjadi sesuatu ??" Ujar Jef membolak-balik ucapan.
Rey menghela berat disana.
'Nyokap bokap gue balik dan tahu kalau Zenia belum balik mana telefonnya mati lagi. Gue nggak tahu siapa yang harus gue tanya, temen-temennya udah gue kontak semua dan nggak ada yang tahu...' Curhat Rey terdengar sangat frustasi.
Jef berdehem sejenak.
"Zenia sama gue.." Pendek namun membuat pria diujung sana diam.
'Jangan bercanda Jef,gue bingung ini jangan bikin gue tambah gila..' Balas Rey kesal.
"Gue serius,gue kirimin alamat rumah sakitnya dan lho jemput dia. Gue jelasin setelah lho sampai..." Ujar Jef.
Rey tampak mengomel pelan sebelum Jef mematikan telefonnya sepihak. Kemudian dia memberikan alamat dimana dia membawa Zenia dirawat. Dia lelah,kerja sekolahnya tadi sudah selesai tapi masih ada beberapa yang belum dia kerjakan. Jika dia terus disini maka dia tidak akan bisa beristirahat.
20 menit kemudian Jef menoleh mendapati Rey berjalan tergesa kedepan ranjang Zenia dan ternganga.
"Kok Zenia bisa begini ??" Ujarnya penuh tuntut pada Jef.
Jeffrey menggeleng.
"Gue nemuin dia dikelasnya. Nggak tahu kenapa gue mendadak begitu saja masuk kedalam kelas yang terbuka meski jelas seluruh siswa pasti sudah pulang. Gue nemuin dia terluka cukup parah tergeletak diatas ubin dingin sekolah..." Jelas Jef.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simulacrum (Completed)
Fiksi PenggemarFollow my account before reading !!! *** Simulacrum berasal dari bahasa latin yang berarti patung. *** Jeffrey Aldebaran. Ketua OSIS dingin yang sayangnya tampan membuat hampir seluruh wanita di sekolahnya bertekuk lutut didepannya. 'Saya sudah pern...