Simulacrum 27 : Under The Singapore Sky

163 21 1
                                    

'I love you...'
-Jeffrey Aldebaran-

###

Jeffrey tidak berhenti menatap gelang yang dia kenakan di pergelangan tangan kirinya. Bukan hanya menatap,kadang juga Jef akan memegangnya dan mengelusnya pelan. Semua itu tidak luput dari pandangan Rey yang menjadi teman duduk Jef selama 1 jam 30 menit mendatang.

"Om Zendaya mungkin marah sama Lo dan mungkin memberikan satu pukulan sebagai seorang ayah yang putrinya disakiti sama Lo dan pukulan itu tidak akan ngebuat Lo mati. Tidak perlu se-gugup itu. Gue juga yakin,Om Zendaya akan menerima Lo sama seperti sebelumnya,gue kenal banget tabiat Om Zendaya seperti apa...." Jelas Rey kepada Jef.

Jef melirik Rey sekilas sebelum kembali memegang gantungan gelang bertali hitam itu.

"Semarah apapun Om Zendaya sama Lo,dia nggak akan bertindak jahat seperti tokoh antagonis di film-film. Lo hanya harus percaya sama diri Lo sendiri,Lo udah tahu kan apa yang harus Lo lakukan ketika disana ??" Balas Rey.

Jef mengangguk. Rey tergelak geli,dia tahu Jef gugup dan jujur ini kali pertama dia melihat Jef bertindak seperti ini. Sangat berhati-hati dan teramat sangat waspada. Seakan jika dia salah satu huruf saja,Zendaya akan benar-benar membencinya. Rey menepuk pelan pundak kanan Jef untuk memberikannya semangat. Meski hal tersebut tidak membuat Jef tenang tapi paling tidak dia tahu bahwa dia tidak sendirian. Sahabat-sahabatnya akan selalu ada disampingnya.

***

Baik Zendaya juga Zenia sudah duduk di ruang tamu menanti tamu besar mereka datang. Zendaya tidak membenci Jef,mungkin kecewa adalah hal yang menggambarkan pandangannya pada pria blesteran itu. Zendaya begitu percaya bahwa putra tunggal sahabatnya itu bisa dipercaya untuk menjaga putri tunggalnya,namun apa yang terjadi beberapa bulan yang lalu tidak demikian.

Orang yang begitu Zendaya percaya menghancurkan kepercayaan yang dia berikan. Zendaya sadar, seharusnya dia tidak terlalu berharap banyak pada manusia,jadi sebenarnya ini bukan sepenuhnya salah Jef. Mungkin Zendaya bisa mengakumulasi alasan yang akan Jef kemukakan nanti ketika dia tiba.

Banyak pertanyaan yang ingin Zendaya pertanyakan pada pria yang putrinya sukai itu. Zendaya menatap layar laptop didepannya sembari menghela nafas panjang, membubuhkan senyuman sebelum mengakhiri panggilan video antara dirinya dengan sahabatnya__Julio.

"Aku akan mendengarkannya. Aku memang kecewa tapi kebahagiaan putriku adalah yang paling utama. Jika pernyataan Jef bisa mengubah cara pandang ku padanya maka ya. Aku akan membiarkan dia bersama dengan Zenia..." Jelas Zendaya pada pria didepannya.

'Aku akan tetap mengatakan maaf karena apa yang dilakukan putraku. Kau tahu benar alasannya,tapi ya aku tidak akan memberikannya pembelaan sebelum dia berjuang. Aku percaya padamu,apapun yang akan kau lakukan pada putraku__aku serahkan semuanya padamu. Asalkan jangan sampai mati...' Kekeh pria paruh baya diujung sana.

Zendaya ikut tertawa mendengar ucapan Julio.

"Pasti. Jef akan kembali padamu dalam keadaan hidup..." Ujar Zendaya dan mengakhiri panggilan video Skype keduanya.

Zendaya menatap Zenia yang duduk disampingnya setelah dia dan Julio menyelesaikan panggilan videonya. Memeluk lengan kanan Zendaya dengan pandangan memohon.

"Papa nggak boleh jahat sama Kak Jef. Bagaimanapun juga Kak Jef udah effort datang dari Jakarta ke Singapura..." Ujar Zenia.

Zendaya menatap kedua netra coklat Zenia dalam. Jef. Harus bersyukur karena memiliki wanita seperti Zenia,meskipun pria bule itu nampak ragu-ragu dengan pergerakannya, Zenia tetap menunggu dan mendukungnya.

Simulacrum (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang