Sesaat setelah Mark membuka pintu depan, sesuatu tampak tidak benar.
Kedua matanya melirik sekeliling ruang tengah yang tidak biasanya sepi seperti ini. Akan selalu ada beberapa orang yang entah mengobrol, bermain game, sekedar duduk dan bermain ponsel, atau bahkan tidur di sofa. Itulah mengapa suasana sepi seperti ini justru membuatnya sedikit tidak nyaman.
Mungkin ini hanya perasaannya saja, namun beberapa hal memang seperti menjadi bukti mengapa ia merasa tidak nyaman saat ini. TV masih menyala dengan suara yang cukup keras, beberapa ponsel tergeletak diatas meja begitu saja, dan ada sebuah kaleng beer yang terjantuh diatas karpet, menumpahkan sisa isinya membuat noda di karpet tersebut.
Mark mengambil kaleng tersebut kemudian melemparnya kedalam tempat sampah yang terletak tak jauh dari tempatmya berdiri.
Kedua kakinya kembali melangkah masuk lebih dalam hingga ia sampai didepan dapur. Ia yang tadinya tidak mendengar apapun kecuali suara TV, kini sayup-sayup mendengar percakapan beberapa orang yang ia asumsikan datang dari lantai atas.
Baru saja ia hendak beranjak menuju tangga, suara pintu toilet terbuka menggagalkan niatnya.
Hayden keluar dari toilet tersebut dengan keadaan yang sangat berantakan. Wajah dan rambutnya tampak basah dengan air yang masih menetes dari ujung-ujungnya. Dan walaupun lelaki itu memakai kaos hitam, Mark bisa dengan jelas melihat bagaimana kaos itu basah dengan sesuatu yang lebih pekat dari sekedar air. Mark kembali memperhatikan bagaimana kedua tangan Hayden menyatu seperti menggosok-gosok sesuatu yang berwarna merah ditelapak tangannya.
Darah.
Mark yakin seratus persen bahwa itu adalah darah. Ia tahu betul bagaimana darah terlihat dan bagaimana bau cairan itu, bahkan dengan kedua matanya yang tertutup.
Dengan segera Mark berlari menghampiri Hayden dan menangkap kedua bahunya, membuat lelaki yang tidak sadar akan kehadiran Mark itu berjengit kaget.
Melihat lebih dekat, darah itu ternyata tidak hanya mengotori tangan dan kaosnya, namun juga wajah dan rambut Hayden. Membuat Mark yakin bahwa pasti luka yang mengeluarkan begitu banyak darah itu sangat parah.
"Where is it?" Kedua tangan Mark mengangkat kaos Hayden, mencari-cari jikalau luka itu berada di area tubuh itu atau dekat dengan organ vitalnya. Mark mengangkat dagu Hayden, kedua lengannya, mengecek punggungnya, semua area tubuh yang bisa ia lihat saat ini. "Shit. Where is it? Hayden, where is the blood coming from?" Tanyanya, dengan nada panik.
Walaupun terlihat jelas bahwa tubuh Hayden terlihat sedikit gemetar, ia mencoba untuk tetap tenang melihat Mark begitu panik. Ia menarik nafas panjang sebelum berbicara. "Mark, it's okay. It's not my blood. I'm fine."
"Wait- who is it then?" Mark terdiam dan menatap Hayden dengan bingung.
"Je- Jeno." Gugup Hayden.
KAMU SEDANG MEMBACA
Before Dawn | NCT Mafia
Mystery / Thriller❝ I've made a lot of choices that have gotten me here. I deserve this. But it's okay, cause if i'd chosen differently, I wouldn't have met you. ❞ [Jaehyun] [Mafia] [Crime] [Romance] [Action] ________ First published: June 19, 2020 Highest rank: #1...