00:15

3.3K 521 158
                                    


"They found his body?" Tanya Jeffrey sembari melepas kasar sarung tangan hitamnya lalu melemparnya ke atas meja didepannya.

"Yes and it's been a month since he is dead. I'm surprised it took them that long to find his body." Ujar Willis. Dia mendekati Jeffrey lalu menyodorkan sebuah kertas berisi foto mayat yang sudah tidak bisa dikenali identitasnya. "Christian Parker gave it to me." Lanjutnya.

Jeffrey meraih kertas foto tersebut setelah berhasil menyalakan rokok yang terselip dimulutnya. Mengamati foto itu selama beberapa detik sebelum tersenyum miring. Salah satu tangannya meraih pemantik yang sebelumnya ia gunakan untuk menyalakan rokok, menyalakannya lalu mengarahkan api kecil itu pada salah satu ujung kertas tersebut. Membiarkan foto tersebut perlahan habis dimakan api, meninggalkan sisa-sisa abu diatas meja.

Jeffrey berjalan menuju sebuah televisi besar diruangannya. Menyalakannya kemudian mencari-cari channel berita terkini. Begitu menemukannya, ia mengeraskan volumenya lalu berjalan menjauh menuju jendela. Bukannya melihat televisi yang sudah dinyalakannya, dia justru memunggungi benda tersebut dan memilih untuk menatap lapangan tembak dibalik jendelanya.

Jeffrey menyesap rokoknya begitu suara reporter yang dinantikannya mulai mengisi gendang telinganya. Jeffrey bisa dengan jelas mendengar bagaimana nama Mark disebut oleh reporter tersebut.

Mark Lee, the boss of the "unknown name" mafia in this town has killed somebody again and it's not just an ordinary people.

"They still think that the boss is Mark?" tanya Willis.

"Isn't that a good thing?" Jeffrey bertanya balik. "At least that's the only clue they have."

"Yes, but if they already knew there is someone called Mark in our family, they could probably know more than that. They could dig in more."

Jeffrey menyesap rokoknya sebelum menjawab. "Then, let them. We've made a lot of protection and association, so it won't be easy for them to find us."

"We literally living among them. I don't know why you can be this calm when they could possibly find us one by one sooner than we thought." Ucap Willis dengan nada khawatirnya.

Jeffrey membalikkan tubuhnya menghadap pria dibelakangnya tersebut. Dia menyipitkan mata dengan heran. "Why are you worrying over something that would never happen?"

"Would never happen? Jeff, you just killed someone who had a lot of connection, might as well money. Their family won't just sitting in their home waiting for us to get caught. No, they are the one who will caught us. Are you not aware of this?" Jelas Willis, mencoba menjelaskan lebih lanjut maksud pernyataannya tadi.

Jeffrey berdecak lalu menatap Willis dengan sinis. "I know that and I've told all the capo to do their job more carefully. Trust me, I've covered anything that might comes to your mind."

Dia berhenti sebentar untuk mematikan rokoknya pada asbak kecil disamping tempatnya berdiri. "Also, I have a lot of things going on in my mind lately so I don't even want to fucking worry about uncertain thing like this."

Willis memandang Jeffrey dengan tatapan menyelidik. "What's that? The thing with your girlfriend? That have been bothering you a lot lately, huh?"

"She's not my girlfriend." Singkat Jeffrey, memutar bola matanya dengan malas.

"But you want her to be, right?" Willis beralih mendudukkan dirinya pada salah satu sofa di ruangan tersebut. Pria itu tersenyum miring sebelum melanjutkan kalimatnya. "I know everything, Jeff. I know that you hit her with your car and I know what happened when you came here that night with your broken nose. I know what you did to her."

Before Dawn | NCT MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang