00:10

3.7K 565 142
                                    

Jeffrey baru saja menyelesaikan rutinitas paginya. Tangannya terangkat untuk membersihkan cermin yang berkabut akibat air panas yang baru saja dipakainya. Pria itu menyisir rambut hitamnya asal dengan kedua tangannya kemudian menyemprotkan parfum pada dada telanjangnya. Tanpa berniat memakai kaos, dia kembali ke kamar tidurnya dan membiarkan tubuh bagian atasnya yang kini tidak tertutupi sehelai benang itu bersentuhan dengan dinginnya udara pagi. Pria itu berjalan menuju meja nakas disamping tempat tidurnya kemudian mengambil sebatang rokok dan korek api yang tersimpan disana. Sembari menyelipkan rokok tersebut diantara mulutnya, dia berjalan menuju balkon kamarnya. Kemudian dia menyalakan benda tersebut sebelum menghirupnya dengan pelan selama beberapa saat. Kepulan asap keluar dari hidung dan bibirnya begitu dia bernafas kembali dengan mulutnya.

Jeffrey selalu menikmati paginya dengan cara seperti ini. Hanya dengan memandang gedung-gedung pencakar langit yang seolah mengelilingi dirinya hingga pikirannya rileks. Sejenak melupakan segala hal yang selalu membuatnya stres setiap saat.

Jeffrey kembali ke kamarnya setelah mematikan rokoknya yang hampir habis. Dia memakai kemeja hitam yang sudah disiapkan sebelumnya kemudian meraih jam tangan Rolex-nya. Sesaat setelah menggulung kedua lengan kemejanya, pria itu merapikan penampilannya dan beranjak keluar dari kamarnya. Kakinya melangkah menuju kamar lain yang terletak tidak jauh dari kamarnya. Tanpa berniat mengetuk, tangan kanannya membuka gagang pintu dihadapannya itu dengan perlahan.

Kini Jeffrey memasuki kamar tersebut dan berjalan menuju kasur yang tengah ditiduri oleh seorang gadis yang beberapa hari ini cukup menganggu pikirannya.

"Kiara," gumamnya. Salah satu tangan Jeffrey terangkat menyentuh pipi gadis itu. "Kiara, wake up." Pria tersebut berujar lebih keras, mencoba membangunkan gadis dihadapannya.

Tidak lama kemudian, Kiara akhirnya tersadar dari tidurnya. Setelah meregangkan tubuhnya, dia perlahan membuka matanya dan sedikit terkejut ketika menemukan wajah Jeffrey yang berada cukup dekatnya. Kiara mengernyitkan kedua matanya memastikan bahwa dia sudah keluar dari alam mimpi.

"Wake up, sleepy head."

Kalimat Jeffrey barusan akhirnya membuat Kiara percaya jika pria itu memang nyata ada didepannya. Gadis itu berniat untuk bangun dari posisi tidurnya, namun tiba-tiba pening menghampiri kepalanya. Dia menggagalkan niatnya untuk bangun dan beralih memijat pelipisnya dengan pelan. Jeffrey hanya menyaksikannya sembari menyeringai.

"Where am I?" tanya Kiara, dia menatap sekeliling kamarnya sendiri dengan bingung.

Jeffrey mendengus geli. "This is your room, how could you forget?" tanyanya, sedikit tidak percaya. Dia tahu jika Kiara masih merasakan hangover, namun dia tidak menyangka akan separah ini.

"Ah..." Kiara menjawab seadanya, masih mencoba mengingat-ingat.

Jeffrey menunjuk kaca jendela yang pecah akibat kejadian semalam. "Ring the bell?" tanyanya pada Kiara.

Beberapa detik kemudian Kiara membulatkan matanya lalu beralih menatap Jeffrey dengan takut. "Sorry, I- I was...,"

"You drunk, I know that. I just didn't expect it to be this worst." Jeffrey menyelesaikan maksud Kiara.

Gadis itu terdiam sembari menggigit bibirnya karena gugup. Dia sudah ingat kejadian semalam saat tanpa sengaja dirinya membuat Jeffrey melepaskan satu tembakan yang hampir saja menghilangkan nyawanya sendiri. Sedikit menyesal mengapa semalam dia begitu bodoh hingga bisa hilang kontrol seperti itu.

"Do you remember the rest of it? You know, after you tried to kill yourself?" tanya Jeffrey tiba-tiba. Matanya memicing menatap Kiara.

"No." jawab gadis tersebut dengan cepat, karena memang sayangnya dia tidak ingat bagaimana sisa kejadian semalam. Yang Kiara ingat sepenuhnya hanyalah fakta bahwa Jeffrey minta gadis itu untuk bergabung menjadi salah satu anggota mafianya.

Before Dawn | NCT MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang