00:04

4.3K 687 96
                                    

Kiara membuka matanya perlahan setelah merasakan guncangan yang cukup kuat dibadannya. Pandangannya masih belum jelas, namun samar-samar dia bisa melihat cahaya oranye dari kejauhan. Entah kenapa kepalanya terasa begitu pening begitu dia membuka matanya. Selang beberapa saat dia baru menyadari jika saat ini dirinya sedang berada dalam mobil yang melaju cukup kencang.

"Hi. It's about the damn time you wake up."

Kiara terkesiap begitu suara yang cukup berat tiba-tiba berbisik masuk melalui telinga kananya. Pandangannya bertemu dengan wajah seorang pria yang harus Kiara akui, cukup menarik. Wajahnya mendekat hingga hidung keduanya hampir bersentuhan. Kiara kontan memundurkan wajahnya dan berniat mendorong tubuh pria itu sebelum sadar jika tangannya terikat dari belakang. Terlihat jika kedua tangannya diborgol dan pergerakan kecil barusan justru membuat pergelangan tangannya merasakan perih karena gesekan besi tersebut. Kemudian dia juga menyadari jika kedua kakinya tak jauh berbeda dengan nasib tangannya. Dia terikat.

"Jeff, she is up." Pria didepannya menyeringai kecil sebelum menjauhkan kembali wajahnya dari Kiara.

Ingatan Kiara kembali terputar pada kejadian semalam. Bagaimana dia bisa terjebak dalam situasi rumit yang tak pernah dia bayangkan sekalipun dalam hidupnya. Bagaimana dia bisa terjebak dan dibawa pergi oleh para pembunuh ini. Satu-satunya hal yang mengganggu pikirannya saat ini ialah, kemanakah mereka akan membawanya? Apakah dia juga akan berakhir dibunuh?

"Aren't you gonna say something, sweetheart?" Pria disampingnya ini tak berhenti menatapnya. Dia bahkan menghembuskan asap rokoknya tepat didepan wajah Kiara. Membuat gadis itu memalingkan mukanya dengan kesal.

Sungguh, perasaannya campur aduk. Rasanya Kiara ingin menangis karena khawatir dan takut. Namun dia juga tak ingin menunjukkan kelemahannya begitu saja. Dia tak ingin terlihat menyedihkan seperti semalam. Rasanya percuma dia menangis dan mengemis untuk dibebaskan, karena dia yakin, mustahil bagi mereka untuk melepaskannya begitu saja. Entah kenapa dia malah ingin sekali membuat mereka melihat bahwa dirinya tak merasa terancam sama sekali.

"I'm Theo by the way. That's Mark in the driver seat."

Kiara hanya melirik sedikit saat pria disampingnya, Theo, menjelaskan siapa nama pria lain yang duduk dibalik kemudi.

"And, that's Jeffrey in the passenger seat." Lanjut Theo lagi.

Kiara baru menyadari jika semalam dia tidak begitu memperhatikan wajah mereka karena gelap. Namun sekarang semua orang terlihat jelas. Bahkan tatapan dingin dari Jeffrey yang kini tengah memperhatikannya lewat rearview mirror juga terlihat jelas. Kiara membalas tatapan pria itu tanpa berniat untuk mengeluarkan sepatah katapun. Dia hanya mengumpatinya berjuta kali dalam hati.

Kekehan pelan Theo menyadarkan kedua orang yang tengah beradu pandang tersebut.

"What's with the stare? You guys are gonna be in love if you keep doing that." Ujarnya dengan santai.

Kiara menatap tajam Theo seolah bersiap menyumpah serapahi pria itu dengan sejuta kata-kata kotor. Sedangkan Jeffrey hanya mendengus dengan keras akan kalimat konyol Theo tersebut.

"Watch your mouth, Theo."

"Jeff, what's wrong? She is not that bad." Theo menarik dagu Kiara, memaksa gadis itu untuk menatapnya. "Right, sweetheart?" Lanjutnya.

"Let go of me." Kiara berakhir mengeluarkan suaranya karena sikap Theo yang lama-lama membuatnya muak.

Theo tertawa pelan. "Oh, so you talk."

Ucapan Kiara tadi berhasil menarik perhatian Jeffrey kembali. Pria itu kembali menatapnya lewat rearview mirror. Sedangkan Kiara masih memperhatikan Theo yang sekarang tengah mengelus pipi kiri Kiara kemudian menepuknya dengan pelan.

"Pretty. Isn't she, Jeff? What's your name by the way?"

Kiara bersumpah jika dirinya tidak akan membuka mulutnya kembali untuk bersuara, apalagi memberitahu mereka siapa dirinya. Dia mengalihkan matanya dari Theo dan membalas tatapan Jeffrey yang sejak tadi terasa membakarnya.

"Duct tape her. She won't speak anyway." Ucap pria itu tanpa melepaskan tatapannya dari Kiara.

Theo berdecak. "Too bad. I asked you nicely but you just being a bitch."

Kiara tidak melakukan perlawanan sama sekali saat Theo merekatkan sepotong lakban ke mulutnya. Dia hanya terus menatap Jeffrey yang tengah menyelipkan sebatang rokok dibibirnya, menyalakannya kemudian menghembuskan asapnya setelah menghisapnya sekali. Begitu memperhatikannya hingga tak sadar Theo merapatkan tubuhnya padanya dan meraba saku celana jeans gadis itu, menarik sebuah ponsel yang tersimpan disana.

"Kiara, your boyfriend Vernon is calling you."

Mendengar nama Vernon, Kiara baru menyadari jika lelaki itu pasti tengah mencarinya dengan bingung. Sudah berapa jam dia menghilang sejak dini hari tadi?



****






Bonus Jaehyun karena chapter ini super pendek dan aku berencana double update nanti malam :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bonus Jaehyun karena chapter ini super pendek dan aku berencana double update nanti malam :)

By the way, aku menunggu selalu komentar kalian akan work ini. So, please leave your comment biar aku tahu pendapat kalian terhadap work ini:) Little thing to appreciate this work, sayang.










[See you in the next chapter!]

Before Dawn | NCT MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang