00:03

4.7K 655 161
                                    

Dor!

Sebuah tembakan yang cukup nyaring terdengar.

Suara ledakan dari pistol membuat suasana menjadi lebih mencekam. Beberapa detik kemudian keheningan menyelimuti gelapnya hutan malam itu. Bahkan suara samar hewan malam yang tadi sempat terdengar, lenyap begitu saja.

Kiara perlahan membuka matanya setelah degup jantungnya sedikit mulai normal. Dia tidak menemukan siapapun didekatnya, membuatnya bisa sedikit merasa tenang. Tembakan yang baru saja terdengar membuat tubuh Kiara kaku. Bahkan dadanya terasa sesak saat dirinya menyadari jika dia menahan nafasnya sejak tadi.

Berbagai spekulasi mulai muncul dipikirannya.

Did he kill the man? Did he shot him? Is the man still alive or die?

Kiara merasa kepalanya pusing tiba-tiba. Kedua tangannya bergetar mencengkeram sisi kaosnya.

Takut. Itu yang dia rasakan. Dia tidak tahu dia ingin menangis, berteriak, atau berlari. Dia sama sekali tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Kiara sama sekali tidak menyangka bahwa dia akan menyaksikan kejadian mengerikan ini seumur hidupnya.

Setelah beberapa saat, Kiara mengatur nafasnya yang sedikit memburu. Perlahan tubuhnya berbalik untuk melihat apa yang para pria itu lakukan sekarang. Tidak ada yang berbeda dari apa yang sebelumnya dia lihat. Mereka masih berdiri melingkari pria berkemeja tadi. Hanya satu yang membedakan. Si pria berkemeja sudah tergeletak diam ditanah.

They did kill him.

Kiara menggigit bibirnya. Rasa takutnya kini kian bertambah menyadari bahwa para pria didepannya memanglah kriminal. Sedetik kemudian, dia menarik nafasnya dengan tajam ketika merasakan suatu pergerakan kecil dibelakang tubuhnya. Dia menelan ludahnya dengan gugup sebelum perlahan memutar kepalanya untuk melihat sumber pergerakan tersebut. Nafasnya tercekat saat menyadari bahwa lelaki yang diikutinya tadi tengah berdiri menjulang dibelakangnya.

"Who are you?" Tanya Mark dengan nada dingin. Salah satu tangannya terangkat untuk menodongkan pistolnya dipelipis kanan Kiara.

Gadis itu hanya diam saking terkejutnya. Tubuhnya seolah kaku dan yang bisa dia rasakan hanyalah dinginnya moncong pistol yang kini tengah menempel dikepalanya.

"Why did you follow me?" Mark bertanya lagi. Kali ini, dia sedikit menekan ujung pistolnya hingga membuat kepala Kiara sedikit terdorong kesamping.

"Answer me."

Kiara akhirnya memberanikan diri untuk mengangkat kepalanya dan menatap wajah Mark yang kini juga tengah menunduk membalas tatapannya. Gadis itu mengangkat kedua tangannya dengan gemetar dan berhenti disamping sisi kepalanya.

"I- I didn't mean to follow you." Suaranya bergetar seiring dengan air mata ketakutan yang sudah menggenang dipelupuk matanya. Dia menunduk kembali menghindari tatapan tajam Mark yang seolah ingin membunuhnya.

Mark mengambil satu langkah lebih dekat ke tubuh Kiara yang tengah berlutut. "You saw everything, didn't you?" Tanyanya dengan nada datar dan dingin.

Kiara merasa dirinya tidak bisa mengelak bagaimanapun caranya. Mark atau mungkin semua pria itu sudah tahu keberadaannya sejak tadi. Kiara hanya bisa mengangguk pasrah.

"I'm sorry," Lirihnya.

"Do you know what you get yourself into?"

Kiara sepenuhnya menyadari. "Plea- please, just let me go. I promise I will shut my mouth. I won't-"

"Shut it!" Potong Mark dengan tajam.

"What do we have here?" Sebuah suara lain tiba-tiba menginterupsi.

Before Dawn | NCT MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang