Setelah mendengar penjelasan dokter yang menangani keadaan Lesty, Billar melangkahkan kaki memasuki ruang rawat inap istrinya. Baru saja masuk sudah disambut tatapan penuh tanya oleh kedua orang tua, martua, bahkan sahabat-sahabat tidak jelasnya juga ada disini sepertinya Eno yang memberikan kabar tentang keadaan dan keberadaan Lesty. Sedang Eno,Adlin dan Managernya sendiri dipastikan sibuk mengatur ulang jadwal dan membereskan pekerjaannya yang berantakan dari sekarang dan mungkin beberapa hari kedepan. Dilihatnya sang istri masih terbaring lemah diranjang.
Melangkah pelan menghampiri hingga jarak yang menipis tanpa kata Billar menerjang tubuh istrinya, memeluk erat-sangat erat.
"Sayang.... ". Lirih-nya seraya mengelus lembut bahu Billar.
Dapat dia rasakan bahu yang bergetar dan tetesan bening sedikit mengenai pipinya.
" Sayang... ". Ulang-nya, namun bukan sahutan yang didapat melainkan gelengan kepala-seolah tidak ingin kehilangan barang sedetik moment ini.
" Its oke sayang... Ngomong aja, ada apa??. Dede ikhlas apapun itu".
Sedari awal Billar masuk sudah menunjukkan ekspresi tak terbaca, membuat semua yang ada di ruangan itu was-was untuk bertanya. Namun melihat Billar yang menangis dalam pelukan Lesty membuat suasana menjadi tegang sekaligus sendu. Raut wajah Orang tua merekapun seketika memucat penuh kekhawatiran.
Rico menghampiri Billar- ikut mengelus bahunya yang terlihat rapuh.
"Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya". Tiba-tiba Haris bersuara lalu ikut berdiri disamping Rico.
" Surah Al-Baqarah ayah 286". Sahut Ady.
"Lu bedua bukannya belum lulus iqro, gimana mau hapal al-quran??". Reflek Reza menyahut heran.
" Barusan gwa dan Haris searching supaya kehadiran kita sedikit berguna disini".
"Diamnya kalian lebih berguna ketimbang bicara". Balas Rico menatap tajam Haris dan Ady bergantian.
"Jangan diam nak, ngomong ada apa?? ". Bapak menyela celetukan sahabat-sahabat Billar lalu ikut berdiri disisi lain ranjang.
" Dede pak... Dede..". Bukannya melanjutkan malah yang terdengar jelas isakan halus Billar.
"Udah... Ga usah diterusin kalo lo ga sanggup ky, semua yang hidup didunia ini pasti bakal mati dan semua yang ada didunia ini hanya milik Allah termasuk orang-orang yang kita cintai bahkan diri kita sendiri makanya kita harus siap saat kapanpun yang maha kuasa ingin mengambil hak-nya".
"Ky sebagai suami lo mesti kuat, tenang ada gue yang bakal ganti posisi lo buat jaga Dede.
"PLAKK!!!!AAAAAARRRRGGGHHH...!!!! ".
" Cooo!!!!!..... Kok gue yang digampar! "
"Mending gue yang gampar sekarang sebelum Billar yang bikin lo impoten seumur hidup".
Haris menengok perlahan kearah Billar yang benar saja-aura membunuhnya menguar kuat.
" Ma...af.... Becanda". Memilih melangkah mundur kebelakang-tidak ingin menjadi sasaran amukan suami yang posesif akut.
Mengelus lembut lengan suami, menenangkan-Billarpun kembali fokus pada istrinya.
Bulir bening yang sempat terhenti lagi berkaca-kaca, memeluk ulang wanita tercinta lalu menciumi seluruh wajah mungil itu. Senyum bahagia tak lepas dari bibir Billar.
"Makasih... Makasih sayang.... Makasih banyak buat semuanya".
Lesty pasrah dipeluk sangat erat dan mendapat ciuman bertubi-tubi. Wajah cantik itu merah padam ditatap oleh semua yang ada diruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GOOD GIRL AND BAD BOY (END)
FanfictionKakiku melangkah ringan.. Seperti daun kering yang diterbangkan angin.. Terlihat kuat dari luar.. Namun lantak di hati terdalam.. Pelaminan putih lambang kesucian.. Cantik melati lambang keindahan.. Beribu doa terbaik untukmu dan dia.. Bahagia sela...