25| Cukup.... Hentikan...

2K 167 50
                                    

Lesty memilih tempat yang terbuka untuk bicara empat mata dengan Reon tepatnya di White Sandy Beach Pool yaitu kolam pantai berpasir putih dihotel Trans Resort Bali tempat Lesty menginap, tempat publik seperti ini beresiko memang akan tangkapan Paparazi tapi hati Lesty mengatakan lebih baik dari pada tempat yang bersifat sangat privasi. Dia tidak ingin menimbulkan fitnah karena status Reon suami orang dan terpenting Billar pasti marah besar jika melihat mereka berduaan ditempat tertutup. Entah keberuntungan atau awal kesialan suasana disekitar kolam sepi tanpa ada seorangpun kecuali mereka berdua.

Tiba tiba Lesty teringat pesan Billar yang minta dia berjanji untuk terbuka akan semua hal dan menjaga perasaannya. Mereka berdua bukan sepasang kekasih tapi sangat memegang kuat komitment ini. Aneh ya??Memang. Awalnya Lesty meragukan Billar bisa melakukan hal seperti ini tapi selama sebulan ini Lesty memperhatikan dengan seksama bagaimana Billar terbuka dan menjaga perasaannya terutama saat bekerja dengan lawan jenis bahkan bisa dibilang lebih baik dari Lesty sendiri. Billar seolah ingin membuktikan hadirnya akan menjadi obat luka dihati Lesty dan komitment mereka sebagai bukti dia berbeda dari pria masa lalunya.

Lesty menghembuskan nafas dalam "apa bisa hati yang sempat mati ini menumbuhkan cinta baru yang lebih dari sebelumnya?? ". Lesty berguman pelan.

"Apaa? ".

" Ehmm... Ga PP a, jadi mau ngomong apa? ". Lesty mencoba Rilex dan memilih duduk diatas pasir putih.

" Aa menginap dihotel ini juga de, bagaimana kalau kita di kamar aa saja atau disekitar sini juga ada Restorant yang menyediakan tempat privat. Maaf aa hanya takut ada cidukan tak bertanggung jawab dan dede makin disudutkan dengan berita negatif". Reon ikut duduk disamping Lesty.

"Bukannya aa sendiri yang menggiring opini, berusaha membunuh karakter dede dan keluarga sayangnya tidak terlalu berjalan mulus".

" Heh...Sejak kenal si Billar itu kamu banyak berubah, dede yang aa kenal lembut dan penurut sekarang kalo ngomong kasar dan ga pernah nurut lagi sama aa".

Lesty mengerutkan dahinya, lalu tersenyum miring sambil memandang air kolam didepannya. Dia lupa kalau pria disampingnya ini adalah orang yang paling tidak tau diri. Lesty merasa bodoh membuang waktu berbicara empat mata dengan mantan kekasihnya ini.

"Kalau aa nemuin dede hanya untuk bicara hal tidak penting begini lebih baik Dede pergi".

"Sorry sorry... Oke aa ngomong... Aa sudah gugat cerai istri aa dan baru beberapa hari yang lalu aa daftar gugatan? ".

Lesty berpaling dan menatap Reon tajam "Lo apa hubungannya sama Dede!!?".

"Pacaran 7 tahun ga mudah untuk aa melupakan kamu. Begitu pula dede, aa yakin ga mungkin mudah lupain aa. Kita pernah melalui susah senang sama sama, dari nol hingga seperti sekarang".

" Maaf tapi...

"Please dengarin aa....

Lesty pun kembali diam dan berusaha mendengarkan setiap isi hati Reon dengan seksama.

" Aa pikir dengan menikah bisa lupain kamu dan aa juga terpaksa menikah karena wanita itu bilang dia hamil tapi ternyata dia bohongi aa".

Lesty yang awalnya duduk langsung berdiri-tangan dipinggang, berkali kali menghembuskan nafas berat sambil menengadahkan kepala keatas. Rasanya Lesty ingin berteriak tepat di wajah Reon. Banyak makian yang ingin Lesty sampaikan tapi entah kenapa semua tercekat ditenggorokannya.

Reonpun ikut berdiri berhadapan dengan Lesty.

"Reon lu pria ter brengsek yang pernah gwa kenal".

Reon terkejut, wanita dihadapannya bukanlah Lesti NYA yang bisa mengucapkan kata kasar seperti itu padanya.

GOOD GIRL AND BAD BOY (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang