Seruan adzan subuh dari mesjid yang berjarak 100 meter sayup sayup terdengar dari dalam kamar dan membuat sang empunya diri terbangun dari tidur lelahnya, ya Lesty lelah menangis setelah telpon terakhirnya dengan Billar dan saat bersamaan menerima pesan misterius dari seseorang tidak dikenal.
Lesty merasa haus tapi air putih dikamar sudah habis, sebelum mengambil wudhu terlebih dahulu dia ingin kedapur sekedar meneguk segelas air putih. Lesty perlahan bangun lalu berjalan keluar kamar dan tepat berhenti didepan pintu kamar tamu karena merasa heran pintu kamar sedikit terbuka, setahunya tidak ada keluarga yang datang dan menginap hari ini.
" Apa istrinya Om Kevin ya soalnya kemaren bilang Om keluar kota, siapa tau karena bete dirumah trus tengah malam ngungsi kesini, tante kan 11 12 kya Dede anehnya". Lesty asik ngedumel sendiri.
Perlahan mendekati pintu sayup sayup Lesty mendengar suara seseorang membuka pintu kamar mandi dikamar tersebut. Lalu mantap masuk begitu saja.
"Tan... Kok ga bilang atuh ngi........ Kyaaaaaaaaaaa.......!!!!".
Lesty berteriak dan menutup mata saat tanpa sengaja menyaksikan dosa terindah. Bagaimana tidak indah Billar berdiri tepat dihadapannya tanpa baju dan hanya berbalut handuk sepaha.
" Dede jangan teriak ini kaka!!!".
"Dede tau itu kaka tapi ngapain ga pke baju dirumah Dede?!!!!!!".
Disaat bersamaan Riza bangun dan berteriak panik". Astaga.... Ada apa lar... Kenapa??!! ". Berdiri dan menyapu pandangan mencari sumber suara.
Bergegas Billar mendekat dan berdiri tepat membelakangi Lesty sambil merentangkan tangan.
" Siapa itu lar, maling?? ".
" Keluar kalau ga mau gua colok mata lo?? ".
" Lah gua salah apa? ". Dengan muka masih mengantuk dan rambut acak acakan Riza memperlihatkan wajah bingungnya.
" Dibelakang gua Lesty, dia ga pke jilbab. Lo keluar SE KA RANG? ".
Billar menatap tajam Riza cukup membuatnya langsung berlari keluar kamar sebelum mendapat kemurkaan lebih. Setelah Riza keluar Billar langsung menarik seprei kasur dan melilitkannya dibadan Lesty sampai menutupi kepala kecuali muka.
" Kakaaaaa Dede kenapa dipepesin, sesakkk !!! ".
" Diem, salah sendiri kenapa masuk kamar cwo pke baju pendek dan ga pke jilbab gtu??! ".
" Lah ini rumah rumah Dede otomatis ini kamar Dede juga ya terserah Dede mau pke baju atau ga".
"Ulangi lagi, kamu tadi ngomong apa??". Billar menatap tajam dan mendekatkan wajahnya pada wajah Lesty.
Lesty mematung dan matanya semakin kuat terpejam saat merasakan hembusan nafas Billar hanya berjarak beberapa centi dari wajahnya. Detak jantung Lesty semakin tidak karuan sepertinya ucapannya barusan membawa masalah untuk dirinya sendiri.
" Kaka tanya sekali lagi, kamu barusan ngomong apa? ".
" Ka kaka.. To tolong pke bajunya nanti kalau ada yang liat kita begini dan kaka ga pke baju, bahaya ka! ". Lesty bicara terbatas bata.
Sadar akan badannya yang terbilang toples ditambah jarak yang terlalu dekat dengan Dede sangat berbahaya membuat Billar mengurungkan niatnya untuk menekan dan mempertanyakan ucapan Lesty. Setelah menetralkan rasa gugup sekaligus mengakhiri momentnya menikmati kecantikan alami Lesty setelah bangun tidur dalam jarak sangat dekat Billarpun melangkah mengambil baju yang dikenakannya tadi malam.
"Kaka udah pakai baju, buka matanya".
Lesty membuka mata tapi mengalihkan pandangan ketempat lain sambil menggerakkan gerakkan badan yang dililit sprei kasur.
"Kaka ga suka badan kamu diliatin orang lain apalagi cwo jadi jangan ngomong sembarangan kya barusan". Billar menatap Lesty tapi bukan kemarahan yang terpancar dalam matanya melainkan rasa sayang dan melindungi yang sangat besar.
" Lahh... Kaka suka
liatin cwe seksi di Bar, Dede ga masalah. Kenapa kaka masalah Dede diliatin cwo lain". Lesty bicara masih tanpa mau memandang Billar."Kalau bicara matanya ke Kaka, ga sopan buang muka gitu". Billar menyentuh kedua pipi Lesty dengan kedua tangannya dan membawa wajah cantik Lesty menghadapnya langsung namun bukan mata indah dan menenangkan seperti biasa yang ditemukannya melainkan mata sembab, merah dan bengkak.
" Dede nangis?? ". Tanya Billar lembut penuh hati hati.
Lesty hanya diam.
" Dengerin kaka, kaka hanya..
"Dede sudah tau semuanya tentang kaka.. ". Mata Dede langsung berkaca kaca karna hal yang dia tau itu menyakitkan baginya.
" Sayang kaka mohon jangan nangis, kaka bakal jelasin semua tapi tolong jangan menangis" .
Billar panik ini pertama kali dirinya melihat Lesty menangis dan pertama kali juga dia merasa marah pada dirinya sendiri karena membuat wanita berharganya mengeluarkan air mata akibat perilaku buruknya.
"Dede kecewa sama kaka tapi Dede tidak marah jadi jangan dipikirkan, sebenernya ini tidak penting bagi Dede makanya tidak perlu dibahas lagi... ". Lesty berbalik dan berjalan pelan meninggalkan Billar seorang diri tanpa menunggu jawabannya.
Billar diam mematung di tempat rasanya mengejutkan dan lebih menyakitkan saat seseorang yang kita sayang mengatakan kecewa secara langsung pada kita dari pada diselingkuhi oleh pacar yang notabennya brengsek.
"Apanya yang tidak marah dan tidak penting De, sikapmu malah sebaliknya". Billar bergumam pelan.
Riza dan Bapak masuk kekamar berbarengan setelah tidak lama Dede keluar. Riza kembali ketempat tidur tanpa memperdulikan Billar yang termenung sedang Bapak membawa pakaian Beni yang akan dipakai Billar dan Riza.
"Nak ini bajunya Bapak letakkan diatas meja ya".
Billar diam
"Nak Billar....!! ".
Masih diam
"Billar..!!!! ".
Bapak sedikit mengeraskan volume suaranya tapi Billar masih tidak menghiraukan.
" Lar!!!! Homo!!! Pacarnya Lalunak, Bapak manggil woyyyyyy!! ". Secara tiba tiba Riza berteriak kesal melihat Billar nyuekin Bapak dan terutama karena ingin melanjutkan tidurnya dengan tenang tanpa gangguan siapapun lagi setelah Billar sadar Riza kembali melanjutkan rencana tidurnya.
"Ehhh ada apa pak, maaf maaf".
Billar seperti orang linglung sampai sampai tidak menyadari ada orang disekitar mengajaknya bicara.
" Ini baju gantimu". Bapak hanya geleng geleng kepala melihat tingkah Billar.
" Makasih pak, Eno dari tadi ditelpon ga ngangkat ngangkat, baju saya agak berasa kotor jadi ga enak dibawa sholat untung waktu keluar kamar Bapak sudah bangun, maaf ya pak ngerepotin".
"Gpp sudah biasa, kamu kan sering bikin Bapak kerepotan dan jantungan ma kelakukan aneh kamu".
" Ha ha ha Bapak, tau aja. Billar ikut jamaahan dibawah ya sekalian mau ngobrol sama Bapak habis sholat subuh, selesai sama Bapak Billar izin ngobrol berdua sama Dede Lesty".
" Sok boleh asal ga macem macem sama anak Bapak".
"Siapp Ayah Kejora, Bapak duluan aja habis ganti baju nanti Billar nyusul kebawah".
Bapak hanya mengangguk dan langsung pergi meninggalkan Billar.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
GOOD GIRL AND BAD BOY (END)
Fiksi PenggemarKakiku melangkah ringan.. Seperti daun kering yang diterbangkan angin.. Terlihat kuat dari luar.. Namun lantak di hati terdalam.. Pelaminan putih lambang kesucian.. Cantik melati lambang keindahan.. Beribu doa terbaik untukmu dan dia.. Bahagia sela...