16. Move On.

90 8 0
                                    

"Hp gue," Ucap Reva tajam sambil menadahkan tangannya ke arah Valdo.

Valdo yang sedang sarapan di kantin hanya terdiam tak menjawab. Pura-pura tidak mendengar apa yang Reva katakan.

"Lo budeg ya?!"

Lagi-lagi Valdo tak menjawab, ia masih sibuk memakan nasi goreng nya itu.

"Val!!" Teriak Reva sambil mengguncang-guncangkan tubuh Valdo.

Valdo menahan tawanya sampai tersedak makanan yang ada di krongkongannya itu. Dan ketika Valdo ingin meminum teh hangat yang ada di hadapannya, Reva langsung mengambilnya dan membuangnya.

Valdo membelalak kaget.

"Mampus keselek," Sinis Reva.

Valdo berdehem terus agar nasi itu tertelan dan ia tidak lagi tersedak.

Setelah Valdo melakukan itu, ia menatap tajam ke arah Reva. Reva berdecih sebal.

"Tatapan lo itu gabakal bikin gue takut, yang ada gue malah ketawa,"

"Lo tau ga kalo lo hampir bikin gue mati?" Ucap Valdo seakan-akan mengabaikan yang Reva biacarakan barusan.

"Baguslah lo mati, seengganya sampah masyarakat berkurang."

"Lo?!!" Ucap Valdo geram karena Reva membuatnya kesal.

"Apa? Mau nabok gue?" Jawab Reva santai sambil bersilang dada. Valdo yang mengepalkan tangannya langsung menurunkan tangannya kesal.

"Untung lo cewek!!"

"Klasik," Cibir Reva.

"Apa kata lo?"

"Klasik."

"Klasik apanya?" Tanya Valdo tidak mengerti.

"Ya lo gamau nabok gue karena gue cewek kan? Alesan klasik tau gak?!"

"Ga ada etikanya cowok nabok cewek."

"Lo bully gue dan cewek-cewek yang lain di tahun lalu?"

"Tapi kan gak nabok,"

Reva menggeram kesal.

"Yaudah terserah lo deh! Balikin Hp gue sekarang!"

"Lo nuduh gue ambil Hp lo?"

"Iyalah, orang lo doang yang jail sama gue!"

"Geer!" Ucap Valdo sambil berdiri lalu menepuk pelan pucuk kepala Reva.

"Gak sopan anjing mukul kepala!!"

"Hahahah bodo amat," Ucap Valdo lalu melenggang pergi meninggalkan Reva yang menggerutu kesal.

"Valdo anjing balikin dulu Hp gue!!!"

"Gamau..." Ucap Valdo tanpa berbalik badan dan tetap jalan lurus ke depan sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya.

"Terkutuk lo Valdo!!" Jerit Reva sebal.

"Gue harus dapetin Hp gue tanpa harus deket-deket sama tu orang." Gumamnya.

Bel masuk telah berbunyi, Bella hari ini izin tidak masuk sekolah di karenakan sakit. Otomatis kursi sebelah Reva saat ini kosong.

Hal ini menjadi kesempatan bagi Valdo ataupun Vincent. Entah kenapa sikap Valdo makin terlihat bahwa Valdo menyukai Reva.

Tetapi, Vincent lah yang memenangkan kursi itu. Dan saat ini ia sudah berada di samping Reva.

Reva yang tidak peduli hanya diam saja menganggap bahwa di sampingnya tidak ada siapapun. Ia tetap fokus mengerjakan soal yang telah diberikan Pak Gery.

"Rev, lo ngerti ini gak?" Tanya Vincent karena ia sedikit tak mengerti pada pelajaran fisika pada bagian Kalor.

"Gak." Jawab Reva tanpa menoleh.

"Halah berarti fakta kalo lo juara umum tuh boong!"

Reva memejamkan matanya kesal lalu menoleh ke arah buku Vincent dengan terpaksa. Reva tak menyangka jika Vincent lumayan pandai, buktinya nomor yang Vincent kerjakan sudah lebih jauh dari Reva. Jawabannya pun hampir sama dengan Reva.

Atau jangan-jangan Vincent tidak pintar? Ia hanya menyontek jawaban Reva?

"Gimana? Ngerti kan lo?"

"Gampang ini mah, emang lo tadi gak pelajarin ini?"

"Gua kan gatau kalo ini ada di soal."

"Jadi, ini tuh tinggal di giniin aja,"

"Diginiin gimana anjir, lo ngejelasin gak ikhlas bener!"

"Emang!"

"Ishh yaudah lah," Kesal Vincent lalu mengerjakan kembali soal-soal itu. Reva terkekeh melihat wajah frustasi milik Vincent.

"Jawabannya D," Ucap Reva tiba-tiba tanpa menoleh ke arah Vincent dan masih fokus dengan kertasnya.

Vincent tersenyum tulus. Dan langsung menyilangkan jawaban yang telah Reva sebutkan.

"Thanks," Ujar Vincent sambil memperhatikan wajah serius Reva saat mengisi soal-soal yang sangat banyak itu. Baginya, Reva terlihat seperti bidadari yang telah di ciptakan dengan sangat teliti.

Wajahnya hampir simetris dengan sempurna. Bahkan detailnya pun di buat dengan sangat teliti. Tak hanya parasnya yang cantik, otak Reva pun ternyata sangat cerdas.

Tanpa sepengetahuan mereka, Valdo diam-diam mencuri-curi pandang ke arah mereka berdua.

"Awas aja lo, Vin," Gumam Valdo geram.

"Cemburu lo, Val?" Sindir Genta tanpa menoleh ke arah Valdo.

"Nanya ke siapa lo?"

"Ke Valdo," Jawab Genta enteng.

"Gak."

"Eleh boong aje si anjing hahaha.."

"Emang gue keliatan cemburu?"

"Sekarang gue tanya balik deh sama lo, kenapa lo merhatiin mereka mulu? Padahal kertas lo aja masih kosong, soal ada tiga puluh lima,"

"Risih doang," Jawab Valdo enteng membuat Genta tertawa dalam diam karena Pak Gery masih mengawasi mereka di kelas ini.

"Cemburu tandanya."

"Mana ada!" Elak Valdo.

"Terserah deh, tiati tujuan awal pengen ngebully ehh malah jadi pacaran, awalnya benci ehh ujung-ujungnya cinta, benci ama cinta tuh beda tipis, Val."

"Gak, cinta gue cuma buat Vava,"

"Lo yakin Vava lo itu masih hidup?"

"Jangan ngomong macem-macem soal Vava." Ucap Valdo dengan nada yang sangat dingin.

"Sorry, menurut gue, lo mending move on dari Vava, Val, ga ada yang tau dia bakal balik lagi buat lo atau ngga, kalo ternyata dia udah ga ada, berarti selama ini lo nungguin orang yang udah mati? Nunggu lo sia-sia, Val,"

Valdo terdiam meresapi ucapan Genta. Apakah benar jika Vava nya itu sudah tiada? Jika benar, bagaimana nasib Valdo ke depannya? Apa harus membuka hati lagi untuk perempuan baru di hatinya?

Ahh tidak, keyakinan Valdo lebih kuat dari tebakan orang lain. Ia yakin bahwa Vavanya masih hidup. Vava hanya hilang sesaat. Tapi tidak hilang dari hatinya.

"Mendingan lo batalin rencana lo buat bully Reva deh, dia itu cantik, pinter, jago beladiri, mandiri, bisa segala hal. Sayang kalo lo cuma bully dia terus. Dia cewe, Val, gue yakin lo bakal cinlok ama dia dan lo bakal lupain Vava lo itu, move on, Val." Sambungnya.

"Ngaco," Jawab Valdo sinis.

"Yaaaa.. gue cuma ngasih tau, keburu di embat Vincent noh,"

Valdo terdiam lagi. Tak lama kemudian, Pak Gery mengumumkan bahwa waktu mengerjakan telah usai. Valdo yang kebingungan karena belum mengerjakan apapun langsung panik. Di tambah dengan kata-kata yang Genta ucapkan membuat dirinya tidak fokus.





Jangan lupa tinggalkan jejak hehe❤️.

I'm AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang