4. Friend.

132 13 0
                                    

Setelah muak dengan kejadian kantin itu, Reva kembali ke kelas. Tapi, ketika ia membuka pintu, tiba-tiba seember air mengguyur tubuh Reva dari atas sampai bawah.

Byurrr...

"Akhh sial!!"

Valdo dkk pun menertawai Reva dengan puas. Terutama Valdo. Ia sangat puas. Seluruh kelas pun menertawai Reva, kecuali Bella dan Gaby. 

"Sini lo anjing." Ucap Reva sambil merapihkan rambutnya yang basah.

"Apa? Mau minta ganti rugi?" Valdo memandang Reva remeh.

"Maksud lo apa sih?!" Reva mulai maju dan menarik-narik kerah Valdo.

Valdo menepikan tangan Reva dengan kasar. Reva sedikit terhuyung ke depan.

"Val, udah, Val, cewek tuh," Ucap Genta mengingatkan.

"Jangan mentang-mentang gue cewek, lo anggep gue lemah!! Maju lo bangsat!!"

Tidak ada yang maju melawan Reva. Valdo dkk hanya diam tak menjawab.

"Baju gue basah, lo gamau tanggung jawab kan? Emang dasar anak pemilik sekolah itu sok banget, sok paling berkuasa, sok kecakepan, jadi bisanya cuma nginjek-nginjek orang di bawah dia, dasar bajingan!"

Reva meninggalkan Valdo dengan angkuh sambil melepas ikatan rambutnya dan membuat pesona nya sedikit memancar. Bella yang merasa khawatir pada Reva langsung mengikutinya diam-diam.

"Awas lo!! Ini baru permulaan." Lalu Valdo menunjukkan smirk nya. Genta dan Daren menggelengkan kepalanya pasrah.

•••

"Sialan!!"

"Awas lo Valdo!!"

Sedaritadi Reva tak ada berhenti nya mengumpat. Dari luar kamar mandi, Bella menguping. Ketika Reva keluar setelah selesai mengganti bajunya, ia terkejut karena ada Bella.

"Ngapain lo disini?"

"Ngikutin lo."

"Lo gausah sok baik."

"Gue cuma mau bertemen sama lo."

"Gue gak perlu temen."

"Tapi gue pengen."

"Gue kan udah kasar sama lo, kenapa lo masih mau deketin gue sih?!" Bentak Reva. Dan bella hanya tersenyum.

"Karena gue tau lo butuh temen, dan gue siap jadi temen lo."

"Terserah lo deh." Ucapnya lalu melenggang pergi. Tentu saja Bella mengikutinya.

"Jawaban terserah, gue anggep iya!!" Jerit Bella.

"Stress lo."

"Hahahaha, terserah kalo lo mau bilang gue stress."

"Lo ngapa ngikutin gue?"

"Mau ikut aja."

"Tukan, stress lo."

"Jadi, mau kemana kita?" Tanya Bella penasaran.

"Gue mau pulang."

"Apa?? Bolos?? Ini hari pertama."

"Terserah gue lah."

"Yaudah gue ikut!!"

"Gausah! Ntar lo illfeel liat rumah gue!!"

"Yaelahh!! Kita kan temenan!!"

"Baru temen kan? Dan yang boleh ke rumah gue, cuma sahabat gue,"

"Yaudah gue mau jadi sahabat lo!!" Ucap Bella antusias.

"Lo temen gue aja."

"Jadi, gue boleh ke rumah lo?"

"Gak."

"Yahh, kok gitu sih?"

"Bella, mending lo balik ke kelas deh,"

"Gak mau."

"Ahh terserah!!"

Reva pun berjalan menuju kelasnya. Tentu saja dengan Bella di sampingnya. Sehingga membuat para murid menatap Reva tak percaya. Karena heran ada yang mau berjalan dengan Reva.

"Lohh kok ke kelas?"

"Bacot lo diem!"

Sesampai di kelas, ternyata ada Pak Daniel. Reva berjalan tanpa memberi salam kepada Pak Daniel. Berbeda dengan Bella yang menundukkan kepalanya ramah.

"Reva! Tidak sopan banget yah kamu!" Reva hanya diam lalu berjalan menuju tempat duduk nya melewati Valdo dengan tatapan ingin membunuh.

"Biarin aja, Pak. Kasian Reva tadi." Bisik Bella.

"Memangnya kenapa?"

"Valdo tuh, Pak."

Mendengar itu, Pak Daniel hanya mengangguk paham. Pasti hal ini ada hubungannya dengan pembullyan yang di lakukan oleh Valdo.

"Yasudah, silahkan duduk, Bella."

Bella mengangguk lalu duduk di samping Reva.

"Baiklah anak-anak. Kali ini Bapak akan membicarakan apa saja yang harus kalian persiapkan di kelas sebelas ini."

Setelah beberapa lama Pak Daniel berbicara, akhirnya bel pulang berbunyi.

Reva sedang membereskan tas nya. Sedari tadi, ia tidak menulis, ia hanya merekam apa yang Pak Daniel bicarakan. Sangat pintar.

Bella dengan setia menunggu Reva sampai selesai membereskan tas nya. Valdo dkk sepertinya akan melakukan sesuatu lagi kepada Reva.

"Ngapain lo masih disini?"

"Nungguin lo lah." Ucap Bella enteng.

"Duluan aja."

"Gamau."

Reva hanya terkekeh mendengar itu. Rasanya ia sudah mulai mau menerima Bella sebagai temannya. Ternyata seru juga jika memiliki teman sebangku.

"Udah nih gue." Ucap Reva sambil menggendong tas nya.

"Yaudah ayok, Rev."

Ketika melewati meja Valdo dkk, pergelangan tangan Reva di cengkram kuat oleh Valdo dan membuat Reva terhenti.

"Lepasin." Dingin Reva yang enggan menoleh ke arah Valdo.

"Oh, no."

Mendengar itu, Reva memutar tangan nya, lalu tanpa di beri aba-aba, pergelangan tangan Valdo sudah berada di cengkraman nya.

"Jangan macem-macem sama gue." Lalu Reva menghempaskan tangan Valdo dengan kasar.

Reva pun melenggang pergi tanpa menunggu Bella yang masih setia berdiri di sana.

"Ehh Rev!! Tungguin dong!!" Namun tak di gubris oleh Reva.

"Ehh Bella cantik ama Abang Daren aja yuk pulangnya." Ajak Daren dengan tatapan menyebalkan di mata Bella.

"Gila lu!!" Cibir Bella kesal.

"Haha mampus lo!!" Ejek Genta.

"Awas aja lo, Rev!!" Valdo menatap pergelangan tangan nya yang cukup sakit itu. Jujur, memang sakit. Dan Valdo tidak berbohong soal itu.





Jangan lupa tinggalkan jejak hehe❤️.

I'm AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang