27. Canteen.

58 8 0
                                    

"Ngantin kuy," Ajak Bella namun Reva abaikan.

"Diem aja tumben, nihh si Gaby pengen temenan ama lo,"

"Ha-hai, Rev, gue Gaby,"

"Iya," Jawab Reva seadanya tanpa menoleh ke arah Gaby yang cemberut.

"Rev, tengok dulu orangnya," Bisik Bella. Reva yang merasa terganggu langsung menoleh ke arah Gaby yang wajahnya seperti mau menangis.

"Eh ngapa lo?" Kaget Reva karena melihat raut wajah Gaby.

"Ngga apa-apa kok, gu-gue bisa kan temenan ama lo?"

"Bisa,"

"Ta-tapi jangan cuekin gue..."

Reva mengernyit bingung dengan ucapan Gaby, apa yang di maksud Gaby?

"Rev, dia anaknya cengeng, kalo di cuekin suka nangis," Bisik Bella dengan nada yang sangat pelan, hampir tak terdengar.

Reva terkekeh ketika mendengar penuturan dari Bella. Ternyata masih ada gadis cengeng di umur 17 tahun.

"Yaudah terserah lo," Ucap Reva santai yang membuat Gaby berbinar senang.

"Wahhh kita temenan dong?!" Jerit Gaby antusias dan Reva hanya mengangguk. Bella yang melihat itu hanya bisa tersenyum tulus. Sekeras apapun besi, ia akan melunak apabila bertemu dengan lawan yang tepat.

"Yaudah kuy ngantin!!" Ajak Bella lagi, dan jawaban Reva masih menggeleng.

"Lo gamau ngantin?" Tanya Gaby.

"Ngga dulu,"

"Kenapa Rev? Lo lupa bawa duit? Apa masih kenyang? Apa lagi males ngantin? Apa bawa bekal?" Tanya Bella bertubi-tubi.

"Lagi males, udah lo aja berdua sana."

"Oohh yaudah kita ngantin ya, Rev!" Ucap Gaby sambil melangkahkan kaki bersama Bella menuju kantin.

Setelah mereka berdua pergi, Reva merasakan keheningan di sekitar dirinya. Hanya ada beberapa anak yang makan bekal di kelas. Reva pun teringat kalau ia sempat membawa bekal dari rumah, alias makanan siap saji yang sudah di buat oleh Alya dan Lysa.

"Anjir enak juga," Gumamnya sambil memakan makanan itu.

Reva sangat menikmati makanannya itu, sampai akhirnya ketenangannya terusik. Bekalnya di tuangkan segelas air oleh Fira dan Ghea. Ghea adalah teman seperjuangan Fira yang sama-sama pecicilan.

"Enak ya makanannya? Jangan lupa makan pake kuah, tuh kuahnya,"

"Ahahahahha mampus," Sinis Ghea.

Reva terdiam, ia menghembuskan nafasnya pasrah lalu mengangkat kotak bekalnya yang sudah terisi oleh air dan langsung melemparkan isi bekalnya itu ke wajah Fira.

"OH MY GOD!! LO APA-APAAN HAHH?!" Jerit Fira sambil mengusap wajahnya kasar. Ghea yang terkejut langsung mencoba untuk membersihkan sayur yang menempel pada wajah Fira.

"Sinting," Cibir Reva lalu mendorong kasar bahu Fira.

"Ishh lo harus ganti rugi lonte!!" Jerit Fira sebal.

"Ganti rugi apaan? Muka lo? Ganti pake apa? Berani lo usik gue, gue usik lo balik."

"Pokoknya lo harus jauhin Valdo!!"

"Gue guru privatenya," Ucap Reva enteng sambil menyilangkan kedua tangannya.

"Jadi lo yang jadi guru private Valdo?!" Kaget Ghea.

"Gausah ngarep lo bakal jadian ama Valdo, karena Mamanya Valdo udah ada di pihak gue." Ucap Reva dengan sengaja untuk memanas-manasi Fira.

Fira memegangi dadanya, mencoba mengatur pernafasannya. Ghea langsung memegangi tubuh Fira karena takut Fira akan pingsan karena mendengar fakta tadi.

"Alay." Sinis Reva lalu melenggang pergi meninggalkan Fira dan Ghea yang menggeram kesal.

"Ghe, Valdo gue...." Lirih Fira, Ghea menganggukkan kepalanya.

"Kalo lo gabisa dapetin Valdo, berarti orang lain juga gaboleh dapetin Valdo, Fir,"

Fira menyetujui ucapan Ghea.

"Huhh dasar lonte! Arghhh baju gue bau sayur sialan!! Ayo buruan temenin gue ke toilet!! Beliin gue seragam baru di koperasi!!"

"Si Valdo lagian kemana sih elah," Ucap Ghea sebal.

"Bawa gue ke UKS, Ghe.. gue sesek nafas.." Ucap Fira mendramatis. Ghea mengangguk kemudian membantu Fira untuk berjalan menuju UKS.

Reva menggertakkan kakinya kesal di sepanjang perjalanan. Tujuannya saat ini adalah kantin, untuk menyusul Bella dan Gaby. Sesampai disana, Reva mencari-cari keberadaan 2 temannya itu.

"Bel," Panggil Reva dengan suara yang agak kencang.

Bella celingukan lalu menjawab panggilan Reva sambil melambaikan tangan.

"Oyy!"

Reva menghampiri 2 temannya itu. Namun pandangannya beralih ke arah Valdo yang asik sedang merokok. Ia pun menghampiri Valdo dengan kesal.

"Loh kok rokok gue di buang?!" Kaget Valdo.

"Di sekolah gak boleh ngerokok!"

"Rokoknya kan gue yang beli, Bu Guru Cantik."

"Tapi tetep aja gak boleh ngerokok."

"Lo siapa? Pacar gue?"

Daren menghampiri Reva lalu memegang bahu Reva dan mengajaknya untuk duduk di samping Valdo.

"Sabar ya Nyonya Boss, santai dulu.. keep calm, jangan marah-marah nanti cepet tua loh."

"Ish apaan sih lo?!" Kesal Reva sambil menghempaskan tangan Daren.

"Yaudah duduk dulu aja disini, Rev. Lo mau pesen apa?" Ucap Vincent ramah.

"Ngga usah. Gue kesini cuma mau matiin rokok Valdo sama ngomong sesuatu."

"Wah ngomong apa nih?" Ucap Valdo penasaran sambil menopang dagunya.

"Cewek lo numpahin air di bekal gue. Dan gue gak makan apa-apa sekarang."

"Cewek? Gue gak punya cewek."

"Si Fira?"

"Ohh si Fira mah bukan pacar Valdo, Rev. Cuma cabe yang ngejar-ngejar Valdo." Jawab Daren dengan mulut berisiknya itu.

"Terserah mau siapanya Valdo juga. Lo harus ganti rugi atau gue aduin ke nyokap lo, kalo lo abis ngerokok."

Valdo tertawa renyah, "Hahahahah.. gue gak takut sama tu lonte. Percuma lo ancem gue,"

"Lo gak boleh ngomong kayak gitu ke nyokap lo, Val!"

"Lo gak berhak larang-larang gue, kecuali lo jadi istri gue. Minimal jadi pacar atau tunangan lah,"

"VALDO!" Geram Reva.

Astaga yang benar saja, apa Reva harus jadi pacar Valdo untuk membantu Tante Alya agar berbaikan dengan Valdo?

"Hushh... Hushh.. udah Reva sini aja, biar gue yang pesenin makan buat lo. Tunggu ya, lo mau makan apa?"

"Gausah deh, Vin. Gue mau balik kelas aja."

"Santai, lo suka seblak gak? Biasanya cewek suka seblak,"

"Gak suka."

"Astaga Reva yang cakep kayak gini gak suka seblak?! Terus lo sukanya apa, Rep? Mustahil loh cewek gak suka seblak." Ucap Daren.

"Sukanya sop daging manusia, terutama daging cowok yang mulutnya cepu kayak lo!" Jawab Reva tegas lalu meninggalkan kantin.

Genta menepuk bahu Daren, "Yang sabar ya, Ren. Gue turut prihatin, lo sekarang gue traktir deh sepuasnya. Itung-itung permintaan maap kalo gue suka kasar sama lo. Tolong maapin kesalahan gue ya, Ren. Secara kan, ajal lo udah deket kan ya?"

"Asu!" Umpat Daren kesal lalu membuat Valdo, Vincent, dan Genta tertawa terbahak-bahak.






Jangan lupa tinggalkan jejak hehe❤️.

I'm AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang