8. In The Cafe.

144 16 2
                                    

Hari sudah menjelang malam. Pengunjung Cafe mulai berdatangan. Memang seperti ini setiap menjelang malam. Cafe memang lebih ramai di sore hari menjelang malam, bahkan sampai menjelang dini hari.

Tetapi, Daren sudah meminta pulang daritadi, namun Valdo tetap tidak ingin pulang.

"Ayo atuh Val balik!! Gue dah kangen ama Fiona."

"Najis kelamaan jomblo kangen-kangenan ama kucing."

Fiona adalah kucing kesayangan Daren. Entah kenapa Daren lebih memilih memelihara kucing daripada hewan yang berbau pria lainnya.

"Bacot lo ahh, Val, ayolah balik. Pleaseee..." Ucap Daren sambil memasang puppy eyes nya.

"Jijik bangsat muka lo." Ucap Valdo sambil menoyor dahi Daren.

"Ishh ayo, Val, ngapain lagi sih disini? Nungguin siapa lo emang?" 

"Gue mau-" Ucap Valdo terpotong karena bel Cafe berbunyi pertanda ada orang yang masuk. Dan ternyata itu adalah rombongan Reva dkk.

"Anjir Reva!!" Pekik Daren.

Valdo langsung melihat ke arah Reva yang berjalan dengan aura yang sangat angkuh.

"Ama siapa dah? Cool-cool banget gila, keknya anak motor deh," Heboh Genta.

Valdo hanya mengernyit karena mengetahui Reva mempunyai teman. Atau sahabat? Entahlah Valdo tidak tahu. Reva dkk hanya berjalan lurus ke dalam Cafe. Dan Reva tidak tahu kalau ada Valdo dkk.

"Kita disini sampe malem." Putus Valdo tanpa berpikir panjang.

"Hah?!" Pekik Genta dan Daren.

"Budeg yee lo?"

"Kagak anjir!! Kita laperlah bego kalo sampe malem!! Gue juga mau maen ama Fiona!! Dia belom di kasih makan dari siang,"

"Tau lo, Val. Gila aja sampe malem."

"Kalo lo mau pesen makanan, pesen aja."

"Yesss!! Ini yang gue tunggu." Ucap Daren lalu meneriaki mbak pelayan Cafe untuk memesan makanan.

Kenapa Reva ke kantor khusus pelayan cafe? - Batin Valdo bertanya-tanya.

Setelah Daren dan Genta memesan cukup banyak makanan, Valdo bertanya, "Lo mikir gak sih? Si Reva ngapain masuk ke ruangan pelayan Cafe??"

"Mungkin dia salah satu pelayannya." Jawab Daren asal.

"Hmmm, tapi gue aneh. Tadi dia masuk ama beberapa temen." Ucap Valdo bingung.

"Nahh!! Itu yang gue bingung!! Mana cowoknya sangar-sangar, keknya bukan anak sekolah kita deh. Kayaknya nih ya, mereka tuh anak sekolah Van de Rich dahh,"

"Darimana lo tau, Dar?" Tanya Valdo.

"Elahh, Val-Val. Apasih yang gue gak tau?"

"Sombong sialan."

"Ehh wait, itu kan sekolahan anak orang kaya semua!! Kok tuh orang mau ya temenan ama anak beasiswa kek si Reva? Yang pasti Reva tuh anak orang miskin kan?"

Mendengar itu, hati Valdo merasa sesak dikit ketika Genta menjelekkan keluarga Reva. Tapi ia lebih memilih logika nya untuk lebih menjelekkan Reva. Walaupun hati nya serasa sesak mendengarnya.

"Bener juga lo, Ta, gue rasa mereka tuh cuma kasihan ama si Reva makanya mau bertemen ama tu orang."

"Kalo sekolah bokap lo, Val?? Varensgreel tuh apaan? Selama gue sekolah, gue gak tau artinya apaan hehe." Ucap Daren sambil cengengesan.

"Emang gak ada yang tau, sebenernya tuh sekolah bukan punya keluarga gue doang,"

"Terus satu lagi keluarga siapa?"

"Greelia,"

"Baru denger gue, anaknya satu sekolah?" Tanya Genta penasaran.

"Ngga,"

"Terus dia dimana? Anaknya cewek apa cowok?" Tanya Daren antusias, Valdo memutarkan bola matanya malas.

"Kembar cewek cowok,"

"Terus gimana sejarahnya? Keluarga kalian sahabatan?"

"Keluarga gue ama Greelia sahabatan dan kompak buat bikin sekolah menengah atas, sekolah itu di bangun sekitar gue kelas tiga SD,"

"Terus kok si Greelia itu gak ada yang sekolah di sekolahan lo?"

"Ntah, mereka udah pindah pas gue balik dari Amerika, katanya sih Vava kabur, dan suami istri itu pisah,"

"Vava?" Tanya Genta.

"Iyaa, jadi yang jadi kakaknya itu namanya Vava, cewek, terus adeknya namanya Vivin, cowok."

"Yahhh sayang banget mereka pindah, padahal kan gue pengen punya temen kembar," Ucap Daren mengeluh.

"Lo temenan ama Vivin ajee, Vava punya gue, dia cinta pertama gue,"

Daren mengerucutkan bibirnya sebal, ternyata Valdo tahu apa yang ada di otaknya.

"Gue prihatin ya ama keluarga lo. Lo sedih gak pas tau Keluarga Greelia udah pergi?"

"Sedih lah, Gen, apalagi dulu gue masih kelas tujuh, sedih banget cinta pertama gue pergi,"

"Terus ada kemungkinan gak lo bakal ketemu lagi ama Vava lo itu?"

"Gatau, Gen, tapi kata bokap gua, mereka udah balikan tapi tanpa Vava, mereka udah nyari Vava tapi gak ada yang bisa nemuin, malah katanya ada yang ngira kalo Vava udah meninggal,"

"Ngga lah, jangan pesimis dulu, siapa tau kalo jodoh pasti ketemu,"

"Buktinya, dia ilang kaya di telen bumi, Gen,"

"Jodoh gak akan kemana,"

"Gue frustasi banget, cuma dia yang bikin gue nutup hati ke semua cewek cuma mau nunggu dia,"

Sedangkan daritadi, Daren memerhatikan Aura tanpa kedip, seperti pernah melihat tapi lupa entah dimana.

"Ren, lo ngeliatin apaan?" Tanya Genta sambil menepuk bahu Daren yang terkejut.

"Lo liat gak cewek yang ama Reva tadi? Gue kayak kenal tapi lupa,"

"Halah palingan lo mau deketin juga kan? Muka pas-pasan aja bangga," Cibir Genta. Daren yang tidak terima dengan ucapan Genta langsung membalas cibiran itu.

"Najis, gue juga milih-milih kali, dia itu kayak pembalap yang ngalahin gue di arena balap bulan lalu,"

"Halah ngaco lo, mana ada pembalap cewek,"

"Lo sih gak ikut nonton, dia jabat tangan sama gue kok, tanya aja Valdo, iyakan, Do?"

Valdo menggeleng cepat, "Ngga, gue lupa,"

"Ish udahlah, cuma gue doang yang tau pokoknya!!"

"Terus kenapa emangnya?"

"Gapapa sih, Gen, cuma takjub aja ama cewek pembalap,"

Genta tak ada habis nya menggelengkan kepala ketika mendapati sikap yang tidak masuk akal dari Daren. 

"Terus lo ada pamitan gak ama Keluarga Greelia?" Tanya Genta mengganti topik pembicaraannya.

Valdo hanya menggeleng.

"Gue gak sempet pamitan karena pas itu gue drop banget dan di buru-buruin Nenek Kakek gue."

Genta hanya mengangguk-angguk.

"Vava cakep gak, Val?" Ucap Daren tiba-tiba.

"Kayak bidadari malahan." Balas Valdo sambil membayangkan kisah 6 tahun lalu.

"Mulai stress lo, Val."

Valdo hanya menatap tajam ke arah Genta dan Daren. Dan yang ditatap hanya cengengesan hingga sampai akhirnya ada pelayan Cafe yang mengantarkan makanan mereka. Tapi, mereka terkejut siapa pelayan Cafe itu.




Jangan lupa tinggalkan jejak hehe❤️.

I'm AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang