22. Flash.

80 8 0
                                    

"Rev, bangun dong!" Ucap Valdo sambil memegangi tangan Reva. Sedangkan Vincent memijati kaki Reva.

Reva saat ini sedang berada di kamar Vincent, karena kebetulan, kamar Vincent berada di lantai satu.

"Gimana, Nak, Reva udah sadar belum?" Ucap Lysa sambil menghampiri Reva karena ia sehabis dari dapur untuk membuatkan makanan jika Reva terbangun nanti.

"Belum, Ma, kayaknya Reva masih pingsan," Jawab Vincent khawatir.

Tangan Lysa terulur untuk memeriksa suhu badan Reva. Dan ternyata Reva tidak demam.

"Ma, Vincent kok sedikit pusing ya?"

Lysa mendelik ke arah Vincent. Valdo pun sama herannya.

"Kenapa kamu tiba-tiba aja pusing, Vin?"

"Ehh ngga apa-apa deh, Ma, palingan juga sembuh ntar."

"Nghhhh," Lenguh Reva dan langsung membuat mereka menoleh.

"Nak, gimana keadaan kamu, ada yang pusing?"

Reva hanya bisa menggeleng lalu mencoba untuk mendudukkan diri dengan bantuan Lysa.

Reva termenung. Ia menatap lurus ke arah depan. Ia tak percaya apa yang ada di mimpinya barusan. Seorang gadis kecil yang berlarian bersama dua anak laki-laki di sekitar taman bermain.

Wajah ketiga anak itu tidak begitu jelas terlihat. Hanya terdengar suara tawa mereka yang sangat lepas disana.

"Hahahahhaha, kalian gabisa nangkep aku!" Ujar gadis cilik itu.

"Ehhh sini kamu!" Ucap Anak laki-laki pertama.

"Kak, jangan kenceng-kenceng larinya!" Ucap Anak laki-laki yang di duga adalah adik dari Gadis cilik ini.

"Hahahhaha lama banget sih kayak keong racun!!"

"Ihh enak aja ngatain kita keong racun!! Awas ya kalo kena!" Ucap anak laki-laki itu.

"Kakak gamau ngalah ihhh sama adek!" Jerit adik laki-laki itu.

"Nak, apa yang laginkamu pikirin? Kok bengong?" Tanya Lysa membuyarkan lamunan Reva.

"Hah? Ngga, Tan, cuma tadi tiba-tiba pusing doang. Ohh iya, makasih ya, Tan, gelangnya bagus."

"Beneran kamu udah gak kenapa-napa?"

Reva mengangguk sambil tersenyum manis. Valdo yang melihat senyuman itu langsung terdiam kaku. Baru kali ini Valdo melihat senyuman seperti itu. Begitu juga dengan Vincent saat melihat senyuman Reva.

"Yaudah, Tan, sekarang Reva mau ngajarin Valdo dulu, Reva harus jaga amanah ini dengan baik,"

"Lo abis pingsan kok sikap lo langsung beda?" Tanya Valdo sinis.

"Bacot,"

Valdo mendengus kesal. Sikap sinis Reva telah kembali. Harusnya Valdo tidak bertanya tentang hal itu.

Lysa terkekeh kecil lalu mengambil sepiring nasi dengan berbagai macam lauk untuk di berikan kepada Reva.

"Nak, ini buat kamu,"

"Ini apa, Tan?"

"Makanan lah dongo! Ya kali minuman!" Jawab Valdo kesal. Reva yang melihat itu langsung membuang wajahnya dengan angkuh.

"Kamu makan dulu ya disini, cobain masakan Mama, kamu tadi pingsan pasti gegara telat makan kan?"

Benar juga, Reva belum makan sejak tadi pagi. Apa itu yang membuat dirinya pingsan saat tadi? Tapi, mengapa ia pingsan di saat Lysa baru saja memasangkannya gelang? Lalu apa hubungannya dengan mimpi itu. Tetapi, kenapa mimpi itu terlintas begitu cepat?

"Ahh Reva jadi gak enak, Tante," Ucap Reva sambil mengambil piring itu dari tangan Lysa.

Ya begitulah Reva. Prinsipnya, "Rezeki itu gak boleh di tolak. Gapapa sih nolak, tapi di mulut aja, tangan mah tetep ngambil, hehehehe..."

"Gak enak, tapi tetep di ambil." Sindir Valdo.

"Bodo amat, wleee..." Ucap Reva sambil mengunyah makanan yang Lysa berikan. Sedangkan Valdo dan Vincent hanya mampu menggelengkan kepalanya menatap aneh ke arah Reva. Mereka berdua baru melihat ada gadis yang tidak jaim sama sekali terhadap orang baru. Tidak seperti sikap kebanyakan yang di miliki gadis lainnya.

"Gimana? Enak gak? Apa kurang garem? Apa kepedesan?"

Reva tersenyum sambil mengunyah. Perutnya memang sudah berontak sedaritadi meminta di isi dengan makanan. Tetapi, karena di rumah Valdo sudah terisi kukis coklat, perutnya sudah cukup terganjal oleh cemilan itu.

"Enak banget, Tan," Ucap Reva lalu melanjutkan makannya dengan lahap.

"Lo itu mirip tarzan masuk kota tau ga?" Ucap Valdo sambil terkekeh dengan tujuan untuk bercanda.

"Ga peduli, yang penting gue kenyang." Jawab Reva acuh tak acuh.

"Hahahahhaha, kenapa sih, Val? Lo kayaknya kesel banget gitu sama si Reva? Hati-hati loh, awalnya benci, ehh jadi cinta." Ucap Vincent yang sepenuhnya meledek.

"Ngga lah, benci ya benci aja, kalo cinta tinggal nyatain."

Lysa yang melihat perdebatan kecil itu hanya bisa menjadi pendengar sejati di antara mereka, ia juga sesekali ikut tertawa di antara mereka.

"Kayaknya Reva udah seger lagi nih, Tan, makasih ya, Tan, makanannya enak banget." Ucap Reva sambil menaruh piring yang sudah bersih itu ke atas nakas.

"Iya, Nak Reva sama-sama, nanti Tante bekalin dehh buat kamu, nanti sebelum pulang jangan lupa ke rumah Tante dulu ya?"

Reva berbinar seketika kemudian mengangguk cepat sambil tersenyum.

"Lo keknya belom pernah makan makanan enak ya?" Sinis Valdo dan Reva mengangguk dengan santai.

"Iyalah, gue kan hidup sebatang kara, mana mampu makan makanan beginian," Ujar Reva enteng. Jawaban Reva membuat Valdo sedikit merasa tidak enak.

"Kamu ini Valdo, baik sebentar aja gitu sama Nak Reva, jangan berantem mulu atuh." Ucap Lysa sambil mengelus punggung tangan Reva.

"Tau lo! Adu mulut aja nih hobinya,"

"Kamu juga Vincent, kamu jangan sampe bikin Reva kesel, nanti bakal Mama hukum kamu! Gak cuma Vincent, Valdo juga bakal Mama hukum kalo berani jailin Reva."

Valdo dan Vincent saling menoleh lalu menghendikkan bahunya bersamaan. Dan sepertinya, mereka berdua memikirkan hal yang sama.

Ini gegara Reva, Mama jadi lebih sayang sama Reva! - Pikir mereka berdua.

Reva yang sangat senang ketika mendengar itu langsung memeletkan lidahnya ke arah Valdo dan Vincent yang menggeram kesal.

"Kamu denger itu kan, Valdo, Vincent?" Tanya Lysa kembali karena melihat kedua anaknya menggerutu kesal.

Valdo dan Vincent mengangguk dengan malas menatap kesal ke arah Reva.

"Mampus," Ucap Reva tanpa suara. Dan ketika Lysa berbalik arah menatap Reva, Reva langsung mengubah ekspresi menjadi tersenyum manis.

"Yaudah Tante kalo kayak gitu, Reva pamit mau ke rumah nya Valdo lagi bareng Valdo ama Vincent." Pamit Reva sambil berdiri lalu menyalimi tangan Lysa.

"Loh disini aja atuh belajarnya,"

"Ngga enak, Tan, Tante Alya nanti cariin kita."

"Ohh iya ya, yasudah tapi nanti jangan lupa kesini lagi ya?"

"Iya, Tante Lysa... Reva gak lupa kok,"

Valdo dan Vincent saling lihat lalu memutarkan kedua bola matanya malas.

Sok manis. - Pikir mereka berdua.







Jangan lupa tinggalkan jejak hehe❤️.

I'm AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang