Pukul 06.05 bel alarm Reva sudah berbunyi. Itu tandanya ia harus segera bangun dan bersiap menuju sekolah dengan jalan kaki pastinya.
Kegiatan bersiapnya sudah selesai dan sekarang ia berjalan kaki menuju sekolahnya. Ia menatap pantulan dirinya di cermin lalu tersenyum miring.
"Semoga tahun ini sama, gak ada keributan atau apapun itu."
Reva pun menggendong tas nya di bahu kanan nya dan memakai sepatu hitam putih tanpa kaos kaki. Tas nya hanya berisi handphone, sebuah novel, bekal, air minum, dan uang. Buku-buku nya ia simpan di loker.
Reva kini sudah berada di trotoar menuju sekolahnya. Ia merilik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Ia sudah terlambat.
"Ahh, jam gue cepet banget."
Gerbang sekolah nya sudah terlihat saat ini. SMA Varensgreel. Tempat dimana selama ini ia menuntut ilmu.
Pukul 07.30 ia sampai di sekolahnya. Sedang ada upacara disana. Reva hanya melewati segerombolan orang yang sedang berbaris itu menuju kantin. Ia tidak pernah mau mengikuti upacara bendera setiap hari senin.
Ketika ia sampai di kantin, dan ternyata ada guru BK disana.
"Fuck it," Umpatnya.
Entah mengapa hari ini ia sedang malas berurusan dengan guru BK. Akhirnya ia memilih untuk pergi ke perpustakaan sekolah saja.
"Nahh gini kan enak, adem," Gumamnya kemudian menelungkupkan wajahnya dengan damai di atas meja belajar perpustakaan.
Kriinnggg!!!
Bel masuk berbunyi keras mengagetkan Reva yang tertidur pulas. Memang kebetulan bel itu berada di tembok perpus.
"Anjir ngagetin aja."
Ia pun berjalan menuju mading untuk melihat kelas apa yang ia tempati sekarang. Ternyata 11 IPA 5. Dan ketika Reva melihat siapa saja yang menjadi teman sekelasnya, ia mengernyit.
"Semoga gue gak kena masalah."
Ternyata ia sekelas dengan Valdo dkk. Ia pun menyusuri koridor demi koridor menuju kelasnya yang dibilang berada di ujung.
Sesampai di depan kelas, ia melihat sudah ramai dan ketika ia membuka pintu, semua mata tertuju padanya. Dan yang di tatap hanya menunjukan ekspresi datar seperti biasanya.
Reva sedang memperhatikan bangku yang kosong untuknya. Hingga ada satu siswi yang meneriaki namanya.
"Reva, duduk sini." Ucap siswi itu. Reva mengernyit bingung. Pasalnya ia tidak mengenal sama sekali siswi itu.
Ahh masa bodo, yang penting gue dapet tempat duduk.- Batin Reva.
Oh Reva namanya.- Batin salah satu siswa, yang tak lain adalah Valdo.
Reva pun berjalan ke arah Siswi tadi yang kebetulan berada di barisan yang sama dengan Valdo. Tetapi, berada di ujung.
Ketika Reva melewati meja Valdo dkk, Valdo sengaja menaruh kaki nya agar Reva tersandung. Dan berhasil.
"Awhh!" Ringis Reva sambil memegangi lututnya yang lecet.
Sontak membuat semua orang menertawai Reva. Reva pun memberi tatapan tajam kepada Valdo. Yang di tatap hanya menatap Reva menantang.
Mulai saat itu, Valdo bertekad menjadikan Reva sebagai target tetap pembullyan nya. Ntah kenapa wajah Reva saat kesal itu sangat membuat mood Valdo naik seketika.
"Maksud lo apa naro kaki lo disitu?" Reva bertanya santai kepada Valdo.
"Gajelas." Cibir Valdo.
"Bangs-"
"Rev, udah ayok sini." Ajak siswi itu memotong ucapan Reva agar Reva tak mendapat masalah karena Valdo.
"Hm." Reva pun duduk di samping siswi itu. Siswi itu pun mengulurkan tangan nya.
"Kenalin, gue Arbella Nahla Azzura. Panggil aja Bella." Ucap siswi itu.
"Lo udah tau gue kan?" Ucap Reva tanpa ingin berjabat tangan dengan Bella. Merasa di angguri, Bella pun mengambil kembali tangannya itu sambil tersenyum kaku.
Reva hanya diam memainkan Handphone nya. Tak lama guru pun memasuki kelas itu.
"Selamat pagi anak-anak. Sudah pada tau Bapak kan? Bapak disini sebagai wali kelas kalian." Ucap Pak Daniel sambil membenarkan kacamatanya.
"Kenal, Pak." Ucap seluruh siswa, kecuali Reva dan Valdo dkk.
Kemudian Pak Daniel menatap ke seluruh isi kelasnya itu. Dan ia terkejut.
"Reva!! Kamu masuk kelas saya?!" Pekik Pak Daniel tak menyangka bahwa Reva berada di kelasnya. Semua mata pun menuju ke arah Reva. Dan Reva hanya acuh menanggapinya.
"Kenapa?" Ucapnya datar menatap Pak Daniel.
"Ahh, tidak apa-apa, Reva." Ucap Pak Daniel santai, sejujurnya ia tidak mudah tunduk kepada siswa atau siswi yang nakal di sekolah ini.
Reva hanya menggelengkan kepala nya karena kesal dengan tingkah Pak Daniel kemudian ia mengambil novel dari tas nya dan membacanya.
"Baiklah, Bapak tidak akan memulai pelajaran hari ini, kita akan memilih ketua kelas dan seluruh anggota-anggotanya hari ini dan jadwal piket ya."
Sontak itu langsung membuat riuh keadaan di dalam kelasnya. Merasa senang seperti biasanya ketika ada free class.
"Siapa yang ingin menjadi ketua kelas?" Tanya Pak Daniel bersemangat.
Tapi, tidak ada yang menjawab.
"Ahh kalian ini bagaimana!! Jadi pemimpin itu bagus! Kok gak ada yang mau sih? Baiklah, Bapa akan undi saja dan tidak ada penolakan!!" Kesal Pak Daniel sambil membalikkan lembar buku absen yang ia bawa.
Pak Daniel mulai mengundi gulungan-gulungan kertas yang sempat ia buat tadi. Dan yang keluar adalah nama Valdo. Ya, Valdo.
"Rivaldo Varenskia. Selamat yah kamu jadi ketua kelas." Ucap Pak Daniel dingin dan sudah bisa di tebak bahwa ia tidak menerima bantahan.
Valdo pun terkejut. Bagaimana jadinya kalau ia menjadi ketua kelas. Ia pun hanya pasrah dengan keputusan itu karena hari ini ia benar-benar malas untuk berdebat. Urusan penjabatan bisa di atur nanti.
"Baiklah, Bapa akan mengundi siapa yang akan menjadi wakil nya."
"Revanza Salestya. Kamu jadi wakilnya ya, Reva." Ucap Pak Daniel santai.
Reva yang sedang asik membaca novel terkejut dan menatap tajam ke arah Pak Daniel yang tidak peduli akan kekesalan Reva.
"Gabisa gitu dong, Pak. Saya juga gak niat, nanti kelasnya ancur."
"Apa salahnya mencoba..." Enteng Pak Daniel.
"Ahh apa-apaansih," Kesal Reva. Bella mengusap-usap punggung Reva agar ia lebih sabar. Reva yang terkejut atas perlakuan Bella hanya menerima tanpa ucapan apapun.
Berarti ntar gue makin deket ama tu anak.- Batin Valdo.
Bakal ada masalah terus pastinya.- Batin Reva.
"Dan yang menjadi Sekretaris adalah Genta Wijaya. Yang menjadi Bendahara adalah Arbella Nahla Azzura."
"Anjir kenapa harus gue yang jadi Bendahara?" Gumam Bella. Reva yang mendengar gumaman itu hanya berdecih.
"Woi jadi sekretaris teh gimana?" Celetuk Genta dan mengundang gelak tawa. Pak Daniel hanya menggelengkan kepalanya.
"Baiklah, sekarang Bapak akan mengundi juga di bagian penentuan jadwal piket!"
Dan pembagian jadwal piket pun selesai. Lagi-lagi Reva dan Valdo sepertinya akan semakin dekat saat ini. Mereka kebagian jadwal piket di Hari Kamis.
"Silahkan kalian berbincang-bincang dulu, bapak mau ke ruang guru dulu ya, ingat jangan ribut." Ucap Pak Daniel lalu keluar dari kelasnya.
Kebanyakan murid tidur saat ini, seperti yang dilakukan Reva. Ia tertidur sambil mendengarkan lagu Stay-Miley Cyrus menggunakan earphone. Sampai akhirnya ada yang mengganggu ketenangannya.
Jangan lupa tinggalkan jejak hehe❤️.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Alone
Teen Fiction{PENDING} FOLLOW SEBELUM MEMBACA. WARNING⚠️ -------------------------------------------------------------- Revanza Aurosh Greelia atau yang sekarang kita tahu dengan nama Revanza Salestya. Sejak kecelakaan yang di alaminya, Revanza mengalami amnes...