2. Canteen.

141 15 0
                                    

Brak!!

Valdo baru saja menggebrak meja Reva. Sebelumnya, Valdo sudah menyuruh Bella menyingkir. Sontak itu membuat Reva terkejut dan langsung bangun dari tidurnya. Kini semua mata tertuju pada mereka.

Reva bangun lalu berdiri sambil menatap Valdo dengan wajah marah. Sedangkan Valdo memandang Reva remeh. Ia sudah tahu kalau Reva adalah anak Beasiswa. Informasi itu tentunya berasal dari Daren, teman satu geng nya yang paling update tentang hal seperti ini.

"Apa?" Tanya Reva santai padahal dalam hatinya ia sangat ingin mencakar wajah Valdo.

"Gue gak suka dengan sikap lo!" Bentak Valdo tepat di muka Reva dan ia juga menunjuk-nunjuk Reva.

Reva tidak terkejut sama sekali. Malahan tetap memasang wajah datar nya.

"Trus?"

"Lo tuli?"

"Gak."

"Gue minta lo gausah sok jagoan sekolah disini!! Anak beasiswa itu gausah sok belagu!!"

Cukup menyakitkan. Tapi, tak apa. Reva berdecih sebal kepada Valdo.

"Lo gausah ngatur hidup gue!!" Kini habis sudah kesabaran Reva. Ia membentak balik ke muka Valdo.

"Lo berani bentak gue?"

"Berani." Reva mencoba santai kembali. Ia tak ingin mencari masalah dengan Valdo. Bisa-bisa ia di keluarkan dari sekolah.

"Lo tuh ya, gue bakal bikin perhitungan sama lo!!" Ancam Valdo. Reva tak takut sedikitpun. Baginya, tak ada yang perlu di takutkan. Valdo dkk pun segera keluar dari kelas. Sepertinya mereka menuju ke kantin.

"Orang aneh." Kesal Reva.

"Lo sabar ya, Rev."

"Gausah sok baik." Sinis Reva kepada Bella. Bella hanya diam menunduk. Tak ada rasa kesal yang Bella lontarkan untuk Reva. Reva pun keluar dari kelasnya. Karena mood nya benar-benar berantakan saat ini.

Tujuan nya sekarang adalah menuju UKS. Ia mengantuk sekali dan ingin tidur di kasur UKS yang empuk itu.

"Sialan." Umpat Reva kesal lalu menendang botol air mineral asal dan mengenai seseorang.

"Aww!" Ringis orang itu karena ujung dari botol air mineral itu yang mengenai orang itu.

"Mampus kena Bu Siska!" Gumam Reva.

"REVAAAA!!!!" Teriak seseorang dan itu adalah Bu Siska. Guru BK yang terkenal killernya.

Bu Siska pun menghampiri Reva yang hanya diam di tempat. Reva hanya diam sambil menatap datar ke arah bu Siska.

"Maaf, saya gak sengaja."

"Maaf? Maaf kamu bilang?! Botol ini kena jidat saya!! Ikut saya ke ruang BK sekarang!!"

"Emang kalo saya ke ruang BK, jidat Ibu gak sakit lagi?"

"Ya ngga! Pokoknya ikut sekarang!!"

"Gamau, Bu. Saya banyak urusan yang lebih penting."

Reva pun berjalan meninggalkan Bu Siska yang sedang menggerutu kesal. Ketika Reva sampai di depan pintu UKS, ia langsung masuk ke dalam dan berbaring di atas kasur itu.

UKS sangat sepi saat ini. Hingga Reva tak sadar ia tertidur cukup lama dan ini sudah waktu istirahat. Ia pun keluar dari UKS menuju kelas nya. Dan ketika ia masuk kelas, ia melihat sesuatu di papan tulis.

'ANAK BEASISWA ITU GAUSAH BELAGU.'

Terdapat tulisan seperti itu di papan tulis. Di meja nya juga terdapat kertas-kertas berantakan. Reva tau ini perbuatan siapa. Sudah jelas, ini perbuatan Valdo.

Keadaan kelas cukup sepi, hanya ada beberapa anak yang sedang makan bekal nya di kelas. Reva tak memusingkan itu. Ia segera menghapus papan tulis itu dan membuang kertas-kertas yang berserakan di meja nya.

Ia pun mengambil tas dari loker meja nya, tapi tidak ada. Padahal, perut nya sudah berbunyi minta di isi oleh bekal yang Reva buat tadi pagi.

Kemana tas gue?- Batin nya.

"Dasar orang aneh!!" Geram Reva dengan memasang muka merah seperti ingin menerkam Valdo saat itu juga.

Ia pun segera keluar dengan wajah merah padam dan berniat mencari Valdo.

Dan ternyata benar. Mereka di kantin.

"BANGSAT SINI LO DAKJAL!!" Teriak Reva dengan penuh amarah ketika masuk ke dalam Kantin yang penuh dan ramai.

Kantin yang tadinya riuh menjadi sepi karena bentakan Reva. Sedangkan Valdo hanya menaikkan satu alisnya.

"Ada apa cantik?" Goda Valdo lalu tertawa mengejek.

"Tas gue."

"Hah? Apa? Tas buluk lo?"

"Tas gue."

"Mana gue tau!!"

"Tas gue."

Tatapan Reva semakin dingin dan menusuk tajam. Genta akhirnya membisikkan agar sebaiknya Valdo mengembalikan tas milik Reva. Namun, Valdo tetap menggeleng.

"Lo nuduh gue?"

"Tas gue." Semakin tajam menusuk bak belati.

"Gue gak tau ya Revanza Salestya!"

"Masih gamau ngaku?" Tanya Reva lalu menaikkan kaki kanan nya ke samping kursi dimana Valdo duduk lalu mencengkram kerah baju Valdo hingga lecek. Hingga membuat paha mulusnya terekspos indah. Para siswa menelan saliva nya dengan susah saat melihat adegan itu.

"Turunin kaki lo."

Entah mengapa Valdo tidak suka dengan sikap Reva saat ini. Bukan karena ketidaksopanannya. Tapi, karena hal lain. Valdo pun tak tahu itu.

"Tas gue." Ucap Reva yang enggan menurunkan kaki nya. Ia hanya melipat tangan nya depan dadanya.

"Taman belakang deket pohon."

Tanpa berkata sepatah kata pun, Reva langsung melenggang pergi dari kantin menuju tempat yang tadi dibilang oleh Valdo.

"Gila!" Kesal Valdo sambil membenarkan kerah seragam nya. Dan ia heran karena baru kali ini ada yang bisa melakukan hal itu kepadanya.

"Woi, Val. Kaki nya putih bener anjir," Ucap Daren dengan wajah mesumnya. Dan mendapat toyoran dari Genta, Teman satu geng nya juga.

"Sakit oon!"

"Gausah mesum lo." Cibir Genta.

"Emang putih, lo juga liat kan,"

"Ya liat, tapi gausah mesum lo."

"Berisik bego." Sambar Valdo. Lalu meninggalkan kedua orang itu.

"Eh lo mau kemana, Do?! Tungguin kita!!" Teriak Genta lalu ikut mengejar Valdo bersama Daren.

Ternyata tujuan Valdo dkk saat ini adalah Rooftop. Valdo merasa kesal sekali kepada Reva. Hingga akhirnya, ia membuat rencana untuk membully Reva habis-habisan.




Jangan lupa tinggalkan jejak hehe❤️.

I'm AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang