9. Greelia Family.

142 11 0
                                    

"REVA?!!" Kaget Valdo dkk. Dan membuat seluruh pengunjung Cafe menatap mereka. Termasuk sahabat-sahabat Reva yang berada di sudut cafe.

"Hm." Jawab Reva sambil menaruh pesanan mereka dengan lembut.

"Lo pelayan Cafe ini, hahahaha," Ucap Daren menertawai Reva.

Reva hanya memutarkan bola mata nya malas lalu kembali menuju tempat awal.

"Gila cui, masa tu anak bisa kerja disini??" Heran Daren.

"Yaa, emang kenapa?"

"Susah bego kerja disini." Ucap Valdo menjawab pertanyaan Genta.

"Yah biarin aja sih."

"Kok lo malah ngebela?" Dingin Valdo.

"Gak gitu anying. Najis amat ngebela bocah songong."

"Lah? Emang dia songong ama lo?"

"Iya bego! Dulu kan gue ama Daren mau ngerjain tu anak ngasih tikus di tas nya, ehh malah tu tikus ada di tas gue."

"Kok lo gak ngajak gue sih?" Kesal Valdo.

"Lo nya gak mau."

"Yang lo pulang-pulang panas dingin?" Tebak Valdo.

"Bacot bego gausah diumbar!"

"Udah makan. Abis ini pulang." Dingin Valdo.

Entah kenapa ia tiba-tiba bersikap dingin. Entah karena Daren dan Genta yang tidak mengajak nya untuk membully Reva atau karena ada yang lain.

•••


"Sialan." Umpat Reva berkali-kali.

"Napa lo, Rev?" Tanya salah satu pelayan Cafe yang lain.

"Gak."

"Terserah deh,"

"Bodo."

"Ihh Reva nyebelin!!"

"Yaudah sono."

"Ihh tau lah bodo amat!!"

Pelayan cafe itu pun pergi meninggalkan Reva yang terkekeh kecil. Begitulah Reva, siapapun akan merasa tidak betah jika mengobrol bersamanya, itu di karenakan sikapnya yang dingin dan tidak peduli pada siapapun yang tidak ia kenal.

Jadi inget Bella.-Batin Reva.

Karena dilanda bosan, Reva pun akhirnya menuju meja sahabat-sahabatnya.

"Eh, Van. Tadi gue agak denger salah satu dari mereka nyebut nama lo. Lo kenal?" Tanya Septian.

"Yang suka bully gue." Jawab Reva dengan wajah datar.

"Lahh beneran?? Gue harus buat perhitungan nihh!!" Ketika Raka ingin berdiri, tangan nya di cekal Reva.

"Lo mau ngapain?"

"Bikin perhitungan lah, Van. Lo emang mau di bully terus?"

"Gausah. Ntar juga cape sendiri."

Raka pun hanya sanggup mengangguk mengiyakan. Sejujurnya, Raka sudah menyukai Reva sejak pertama kali mereka di pertemukan pada saat Reva kecelakaan.

"Lo dah ada temen di sekolah?" Tanya Aura gemas, karena ia sangat tahu bagaimana sikap Reva selama ini.

"Udah lah."

Aura terkejut heran. Bagaimana bisa? Bagaimana caranya orang itu bertahan dengan sikap Reva yang semaunya?

"Lahh lo bisa juga punya temen." Celetuk Arkan.

I'm AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang