Pagi hari tiba, Sang Surya telah menampakan dirinya. Cahaya nya menembus tirai-tirai milik kamar Reva. Sang empu pun terbangun dari tidur nyenyak nya setelah kelelahan karena tadi malam. Ia mengerjapkan mata nya berkali-kali menatap jam dinding.
"ANJIRR SETENGAH 7!!" Pekik nya terkejut karena ia sudah terlambat dari biasanya hari ini. Ia heran mengapa hari ini ia tak bisa bangun pagi.
Ia segera menuju kamar mandi dan bersiap. 20 menit ia selesai mandi lalu segera memakai seragam sekolah nya. Menyisir rambutnya lalu memakai sepatu dan menggendong tas nya di bahu kanan nya. Lalu berlari menuju sekolahnya. Ya, berlari.
Keringat bercucuran dari dahi nya. Seragam nya pun sudah basah oleh keringatnya.
Sesampai di gerbang, tentu saja sudah di tutup. Bayangkan saja, datang pukul 07.53 hampir jam 8!!
"Sial!! Hormat bendera nih gue!!"
Ia pun meneriaki satpam sekolahnya itu. Namun nihil, tak ada sahutan dari satpam itu.
Reva pun berjalan menuju belakang sekolah. Dan melihat ada tangga yang bersender ke tembok sekolahnya. Ia pun memanjat tangga tersebut dengan hati-hati lalu meloncat ke bawah.
Sekolahnya sudah sepi. Tentu saja ini kan sudah jam KBM. Ia pun menyusuri koridor sekolahnya. Reva juga merasakan ada yang mengikuti nya dari belakang. Baru saja ingin menoleh, teriakan seseorang sudah mengejutkannya.
"BAGUS YAH TERLAMBAT!!" Teriak seseorang. Siapa lagi kalau bukan Bu Siska, guru BK itu.
Reva dengan malas menengok ke belakang, "Terus kenapa?"
"KAMU ITU YAH!! ANAK BEASISWA ITU GAUSAH BELAGU SEKOLAH DISINI!! DATANG TERLAMBAT, BAJU SEPERTI ITU, ROK KAMU SENGAJA DIKECILKAN, BIAR APA?!"
"Apa hak Ibu buat ngatur saya? Ini hidup saya bukan hidup Ibu. Lantas maksud Ibu apa bicara kalau saya anak beasiswa? Ibu tidak ingat siapa yang membawa nama sekolah ini ke tingkat nasional?? Lomba cerdas cermat itu? Mipa? O2SN? Apakah bukan anak beasiswa? Apakah anak yang bayaran? Mentang-mentang Ibu adalah seorang guru BK disini, Ibu tolong jaga mulut Ibu. Ibu gak berhak bilang begitu sama saya. Inget Bu, mulutmu, harimaumu. Saya pamit mau ke kelas dulu."
Bu Siska tercengang mendengar hal itu. Tak ada yang berani melakukan hal itu padanya. Bahkan ada murid yang masih diluar koridor secara tidak sengaja mendengar itu.
Bu Siska menatap punggung Reva yang semakin lama, semakin menjauh menuju kelas nya.
"Punya hak apa anak itu? Mengapa ia berani sekali mengatakan hal itu?" Gumam nya.
•••
Reva sudah sampai di depan kelasnya. Ia pun menendang pintu kelasnya. Dan membuat seisi kelas terkejut.
"Kamu ini tidak sopan sekali, Reva!!" Bentak guru yang ada di dalam. Yaitu, Pak Gery, selaku guru Fisika.
"Terus?"
Reva pun berjalan santai menuju bangkunya. Tak lupa dengan tatapan sinis yang Reva berikan ke meja Valdo dkk. Namun, ada sesosok yang belum pernah Reva lihat sebelumnya. Sepertinya itu anak baru. Duduk di sebelah Daren.
"Itu siapa sih urakan banget!!" Bisik Anak baru kepada Daren namun sempat di dengar Reva.
"Oh, dia Reva. Udah terkenal banget urakan nya."
"Satu sekolah kenal?"
"Yaps, seisi sekolah udah kenal."
"Nama lengkap nya siapa?" Tanya anak baru itu, karena ketika ia melihat Reva, ada perasaan yang berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Alone
Teen Fiction{PENDING} FOLLOW SEBELUM MEMBACA. WARNING⚠️ -------------------------------------------------------------- Revanza Aurosh Greelia atau yang sekarang kita tahu dengan nama Revanza Salestya. Sejak kecelakaan yang di alaminya, Revanza mengalami amnes...