24. Will You Be My Girl Friend?

79 10 0
                                    

"Hoaaaammmmm," Lenguhnya sambil menguap. Reva terkejut ketika baru tersadar ia ada dimana. Bisa-bisanya ia tertidur dirumah Valdo sampai larut malam seperti ini.

"Duhh kenapa sihh gue bisa ketiduran begini, malu banget gue, ngomong apa nanti ke Tante Alya?"

"Ehh Tuan Putri udah bangun, gimana tidurnya? Nyenyak?" Sindir Valdo. Reva berdecih sebal mendengar sindiran Valdo.

"Gak sengaja," Enteng Reva lalu berdiri menyiapkan tasnya.

"Anterin gue pulang," Ucap Reva setelah ia menggendong tas punggungnya itu.

"Dihh udah numpang tidur sampe malem, gak ada yang masuk ke otak apa yang di jelasin, masih minta anter juga?"

Reva menaikkan sudut bibirnya kesal.

"Yaudah gue pulang sendiri, mana Hp gue, ama lo kan pasti,"

"Nuduh aja terus,"

"Serius anjing!"

"Bukan gue juga,"

"Yaudah biar gue cari sendiri." Ucap Reva enteng lalu mulai mengacak seisi kamar Valdo. Valdo yang merasa terancam langsung mencoba manjauhi Reva dari kawasan nakas itu.

"Ishhh babi apaan sih, pasti Hp gue ada disini!!" Kesal Reva dan akhirnya ia berhasil menemukan ponsel miliknya itu. Valdo yang ketahuan hanya mampu cengengesan sambil menggaruk tengkuknya.

"Dasar tikus pencuri." Desis Reva sebal lalu mendorong kasar bahu Valdo. Valdo yang terdorong cukup keras akhirnya kehilangan keseimbangan dan jatuh di atas kasur. Dan bodohnya, Valdo malah ikut menarik Reva.

Akhirnya Reva ikut terjatuh di atas tubuh Valdo. Valdo yang merasa tertindih pun meringis kesakitan.

"Akhhh, minggir dulu lo, akhhh sakit gila,"

Reva langsung berdiri dengan canggung sambil merapihkan seragamnya.

"Maap gak sengaja."

"Lagian tenaga lo kenapa sih bisa sekuat itu?!" Kesal Valdo.

"Lo nya aja lemah!"

"Rev!!" Bentak Valdo tidak terlalu kencang.

"Apa? Mau marah? Gak suka gue katain lemah? Emang lo lemah!!" Sinis Reva.

"Arghh terserah!!"

"Huuuuuuu lemah!!" Ledek Reva lalu kembali mendorong Valdo yang terhuyung ke kasur lagi.

Setelah mendorong Valdo, Reva langsung lari keluar kamar Valdo dengan cepat. Dan sesampai di anak tangga, ia berpapasan dengan Alya.

"Ehh Nak Reva, kamu sudah bangun? Sudah mau pulang, Nak?"

Reva mengangguk canggung, "Iya, Tante, Reva mau pamit pulang udah malem juga, gak enak sampe ketiduran tadi,"

"Gapapa kali santai aja, Reva, anggap aja rumah sendiri, ohh iya nanti kamu pulangnya Valdo yang anterin yah, tadinya Vincent pengen ikut nganter kamu juga, tapi dia ada keperluan mendadak jadinya gabisa deh,"

"Hah? Gausah, Tan, ntar Reva naik ojek online aja,"

"Lohh gabisa dong, ini Tante udah banyak masakin kamu, Tante tau kamu pasti jarang masak dirumah, ini Tante bikinin macem-macem makanan, ada yang di kukus ama di goreng,"

Reva merasa sangat tidak enak pada Alya, mengapa orang itu baik sekali kepadanya. Hal ini lah yang membuat Reva sangat takut akan kebaikan.

"Lohhh banyak amat, Tan!!" Kaget Reva ketika ia melihat 8 streofoam yang telah tertumpuk rapih.

"Gapapa, Reva, tadi juga Tante di bantuin Vincent sama Valdo bikinnya, Tante seneng banget kamu ada disini, Tante mohon sama kamu ya, semoga kamu bisa luluhin hati Valdo supaya bisa nerima Tante. Tante juga selalu berdoa supaya Allah luluhin hati Valdo,"

"Aamiin, Tante, Insya Allah, Reva bakal bantuin kok,"

Alya tersenyum sambil mengelus bahu Reva lembut. Dan tak lama kemudian, Valdo sudah turun dengan menggunakan hoodie hitam dan celana pendek selutut.

"Ayo, Rev,"

"Ohh iya, Nak, nanti mampir dulu ke rumah Vincent yah, Bu Lysa mau nitipin makanan juga ke Reva,"

Reva di buat melongo. Bagaimana cara menghabiskan makanan itu? Apa tidak basi nantinya? Tapi mungkin jika di masukan ke dalam lemari pendingin akan awet.

Sebenarnya perkiraan Alya kalau Reva jarang masak itu sangat salah. Reva itu sangat pandai memasak.

"Yaudah ntar, ayo buruan lo masuk mobil,"

"Gapapa, gue nunggu lo aja,"

"Gue kan harus angkatin makanan buat lo dulu nih,"

"Udah ayo gue bantuin." Ucap Reva sambil membawa salah satu plastik yang berisikan 3 streofoam.

Alya tersenyum tulus. Perkiraannya bahwa Reva adalah anak yang baik itu memang benar.

Setelah semuanya telah siap, Valdo memasuki mobilnya, begitu juga dengan Reva. Tetapi seperti ada yang mengganjal bagi Reva. Kemudian ia teringat kalau ia belum menyalimi tangan Alya. Ia pun keluar dari mobil Valdo meskipun Valdo sudah memundurkan mobil itu perlahan.

"Tan, Reva belom salim!!" Jerit Reva lalu langsung menyalimi tangan Alya. Alya tersenyum lalu melambaikan tangannya kepada Reva ketika Reva sudah benar-benar masuk mobil.

"Hati-hati yaaaa," Ucap Alya sambil tersenyum.

Valdo memarkirkan mobilnya di depan rumah Vincent dan ketika Reva hendak keluar, Valdo melarangnya agar tetap tinggal di mobil.

"Ngga mau,"

"Apa susahnya sih diem aja disini!!"

"Gak sopan anjing kesannya!!"

"Terserah deh, ayo cepet turun,"

Reva hanya mengangguk sebagai tanda jawaban lalu menyusul Valdo.

Ternyata, Lysa juga membuatkan banyak makanan siap saji untuk Reva, bahkan beberapa liter beras.

Reva tak habis pikir, kenapa ia di perlakukan seperti ini? Layaknya orang di beri sumbangan.

Sial, utang banyak nihh gue, mereka ngirim gue makanan sebanyak ini juga pasti pengen sesuatu. Mau gak mau gue harus kurangin sikap buruk gue ke Vincent ama Valdo. Aishhh kenapa sihhh harus gue?! - Batinnya frustasi.

"Yaudah, Ma, Valdo nganterin Reva dulu ya,"

"Iya, Valdo, hati-hati kamu bawa mobilnya, jangan sampe Reva lecet,"

Valdo mengangguk sambil mengacungkan jempolnya. Kemudian Reva kembali menyalimi tangan Lysa.

Dan kini Reva dan Valdo sedang berada dalam perjalanan menuju rumah Reva. Valdo yang diam-diam mencuri pandang kepada Reva merasa aneh kenapa sikap Reva tak seperti biasanya. Sekarang ini sepertinya Reva merasakan khawatir dan cemas.

"Lo kenapa? Panik banget keknya,"

"Gimana gak panik... Gue harus bales budi gimana..." Ucap Reva frustasi dengan nada setengah merengek.

Valdo tertawa.

"Dengan jadi pacar gue mau?"







Jangan lupa tinggalkan jejak hehe❤️.

I'm AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang