18. Chocolatte Cookies.

80 8 0
                                    

Bel pulang sudah berbunyi saat ini. Reva telah bersiap untuk pulang ke rumahnya. Namun lagi-lagi, waktu pulangnya harus tertunda.

Dan benar saja, yang diminta menjadi guru private untuk Valdo adalah Reva.

Vincent yang mengetahui itu cukup terkejut. Doa nya tidak terkabul. Dan Vincent khawatir jika hubungan mereka berdua akan semakin melekat nantinya.

"Gamau ahh, Pak," Tolak Reva cepat.

"Lohh kenapa gamau?"

"Valdo bego banget masalahnya, otaknya bener-bener kosong, saya capek kalo nanti harus ngejelasin berulang kali sama dia, Pak,"

Pak Daniel terkejut karena mendengar jawaban Reva yang sangat blak-blakan itu.

"Siapa tau jika gurunya kamu, Valdo akan cepat mengerti, Nak Reva,"

Reva tidak menjawab sepatah kata pun. Pak Daniel tahu jika membujuk Reva sangatlah susah.

Hingga akhirnya perempuan paruh baya menghampiri mereka berdua yang kini sedang berbincang di ruang kepala sekolah.

"Ini Nak Reva ya?" Sapa Alya dan Reva langsung berdiri lalu menyalimi Alya. Walaupun Reva tidak tahu perempuan itu siapa, tapi Reva langsung menyalimi Alya tanpa sadar.

"I-iya, Tante,"

"Ohh jadi ini toh yang bakal jadi guru private nya Valdo, cantik bangett, Valdo pasti betah ini mah," Ucap Alya sambil tertawa kecil.

Reva yang mendengar itu terlonjak kaget. Jadi wanita yang barusan ia salami adalah Mama nya Valdo?

Baru kali ini Reva melihat sesosok Ibu yang sangat cantik dan memiliki wajah yang berseri juga. Dengan penampilan sederhana, celana hitam yang di padukan dengan blazzer warna mocca dan scarf maroon motif dedaunan yang sangat alami membuat penampilan Alya semakin sempurna di mata Reva. Di tambah lagi dengan raut wajah yang indah saat Alya tertawa seperti tadi.

"Jadi gimana, Nak Reva? Kamu mau kan jadi guru private nya Valdo? Tante yakin kok, kalo kamu yang ngajar Valdo, Valdo bakal cepet ngerti."

Boro-boro mau ngajar, Tan, akur aja kagak. - Batinnya.

"Ohh iya, Bu Alya, Reva ini sekelas kok sama Valdo. Reva juga ngejabat jadi wakil ketua kelas dan Valdo ketua kelas nya, Bu. Mereka di sekolah emang kurang akur sih, Bu, tapi lama-lama pasti mereka akur."

Alya hanya bisa mengangguk sambil tersenyum tulus ke arah Reva. Alya juga mengusap-usap lutut Reva agar Reva tenang.

"Kamu mau kan Reva?" Tanya Pak Daniel.

"Emhh, tapi, Pak, saya kalau malam kerja sampingan di Cafe sebrang,"

"Lohh kamu kerja, Nak? Emang orang tua kamu kenapa, Nak?" Tanya Alya prihatin.

"Reva gapunya orang tua, Tan, Reva udah hidup sendiri dari kelas delapan."

"Astaga, Tante turut berduka ya, Reva, maaf Tante nanya kayak gitu, tapi kamu nanti gausah kerja lagi ya, Nak Reva, Tante bakal bayar kamu dan biayain kamu sampai kamu sarjana nanti, asal kamu mau bantuin Valdo jadi anak baik ya? Kamu mau kan bantu Tante? Tante bakal kasih kamu beasiswa ke fakultas manapun yang kamu mau, tapi kamu mau kan bantuin Valdo?"

Reva tertegun mendengar pernyataan yang Alya keluarkan. Bagaimana bisa sifat Ibu dan Anak saling bertolak belakang seperti ini?

Tetapi, Reva sendiri tidak tahu apakah ia anak yatim piatu atau bukan.

Alya menggenggam kedua jari-jemari Reva. Reva sontak menoleh ke arah Alya dengan suasana canggung. Ia hanya bisa tersenyum kikuk.

"Kamu mau kan, Nak Reva?" Tanya Alya seperti memohon. Karena merasa tidak enak, Reva akhirnya mengiyakan permintaan Alya.

Alya tersenyum senang lalu memeluk Reva hangat. Reva yang kaget karena merasakan pelukan hangat dari seorang Ibu yang sudah lama tidak ia rasakan lagi.

"Yasudah, nama Tante, Alya, kamu bisa manggil Tante Alya atau Mama Alya juga boleh."

"I-iya, Tante."

"Tante juga yakin kalau kamu bakal bisa ngambil hatinya Valdo," Bisik Alya sambil terkekeh. Reva hanya mampu tersenyum kikuk. Bagaimana jadinya jika orang miskin seperti Reva berpacaran dengan seorang yang kaya raya seperti Valdo? Apalagi dengan sikap menyebalkan yang Valdo miliki.

"Yasudah, Pak Daniel, saya dan Reva pamit keluar ya, Pak, terima kasih sekali lagi."

"Iya Bu Alya, saya juga terima kasih sekali karena Bu Alya percaya terhadap murid saya."

Ckck.

Murid saya katanya...

"Ohh iya, siapkan surat pengajuan beasiswa ke fakultas yang Reva pengen ya, Pak, nanti Reva tinggal ngomong aja mau ke fakultas mana ya,"

Reva hanya bisa tersenyum lagi-lagi. Sungguh, berada bersama orang tua lain itu sangat canggung.

Alya dan Reva keluar dari ruangan itu dan terkejut mendapati Valdo yang sudah menunggu di depan ruangan ini. Valdo mengernyit heran saat melihat Alya merangkul bahu Reva.

"Ehh kamu belom pulang, Nak? Mama kira kamu udah duluan, kamu pasti pengen tau kan jawaban dari Reva apa? Ayo, Nak Reva kamu bilang sendiri sama Valdonya,"

Valdo memutarkan bola matanya malas karena melihat Alya dan Reva yang langsung akrab dalam seketika.

Sungguh, suasana macam apa ini?

Reva sangat tidak mengerti dan tidak menyangka bahwa nasibnya akan menjadi seperti ini. Mengajari Valdo sampai Valdo benar-benar pintar? Apa itu sama saja melakukan hal yang mustahil?! Lalu kapan Valdo akan mengerti apa yang Reva jelaskan? Bagaimana jika Valdo tidak pintar-pintar? Apakah ia akan bersama Valdo selamanya?

Oh tidak, membayangkan nya saja sudah membuat emosi Reva melonjak. Apalagi melakukannya?

"Malu-malu nihh Reva," Goda Alya sambil tertawa manis.

"Jadi, Reva itu mau kok jadi guru privatenya kamu, Mama yakin kalo Reva jadi guru kamu, pasti kamu cepet ngerti," Sambungnya dan langsung membuat Valdo frustasi.

Valdo mengusap wajahnya kasar kemudian mendongak kesal sambil memejamkan matanya.

Kalo bukan demi beasiswa, gue juga gamau. - Batin Reva kesal.

"Kenapa lo gak nolak?" Tanya Valdo sinis. Dan Reva tak menjawab.

"Ehh kamu ini, Mama kok yang maksa, kalau kamu mau marah, marahnya sama Mama aja ya, Nak, jangan sama Reva."

"Ehh gabisa gitu, Tante, gapapa kok Valdo marah aja sama Reva, lagian Reva juga yang nerima."

Valdo melihat Reva dari bawah sampai atas hanya untuk memastikan bahwa ini benar-benar Reva.

"Ishh Reva nih yaa," Ucap Alya sambil terkekeh kecil lalu mengeratkan rangkulannya.

"Yaudah bimbelnya mau di mulai kapan? Sekarang? Mama bakal bikinin kalian cookies coklat gimana? Kesukaan nya Valdo lohh, sekalian Reva juga harus nyobain."

Cookies coklat? - Batin Reva.

"Ma, gausah norak," Ucap Valdo tanpa sadar karena memanggil Alya dengan sebutan 'Mama' untuk pertama kalinya. Alya yang terkejut hanya mampu tersenyum tulus sambil melihat ke arah Valdo.





Jangan lupa tinggalkan jejak hehe❤️.

I'm AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang