30. Rahasia Sebuah Mansion(2)

129 21 4
                                    

Ketika malam tiba, namun tidak terdengar suara detik jarum jam sama sekali, Aidan yang sedang tiduran di sofa yang panjang, tampak agak terganggu, tidak biasanya jam tidak mengeluarkan suara, bukan?

Ariella yang juga kepikiran mengikuti Aidan yang menatap ke arah jam, kaca dalam jam di buka, Aidan memutarkan jarum untuk menit beberapa kali, hingga tiba-tiba dinding berputar, jika saja Aidan tidak menahannya, mungkin Aidan dan Ariella sudah terperangkap di lorong rahasia yang gelap itu.

"Ariella, kau bawa senter kan?" Tanya Aidan menatap sang adik, Ariella mengangguk dan mencari sesuatu di dalam tas nya, lalu memberikan 2 buah senter, satu berada di Aidan, satu lagi di pegang nya.

Ariella tidak lupa membawa jaket yang cukup hangat dan memakainya, lalu ia membawa jaket untuk Aidan takut-takut Aidan kedinginan.

"Ayo."

Kakak beradik itu lalu menulis sesuatu di dinding, lalu menutup pintu jalan rahasia itu.

Kakak beradik itu berhenti di sebuah tangga yang menurun, saling menatap, lalu berpegangan tangan dan menuruni anak tangga.

Sampai di tangga terakhir, Ariella terkejut bukan main ketika melihat tulang dengan gaun yang cukup populer di masa nya itu.

Sebuah tulisan tertulis di dekat tulang telapak tangan itu, Ariella membacanya, sementara Aidan menatap sekitar takut-takut ada yang mengikuti.

"Aidan, ada tulisan di sini!" Ujar Ariella.

"Bacakan."

"Uh... 'ada orang yang mengaku sebagai diriku karena mencari harta yang ditinggalkan nenekku' maksudnya apa?"

"Coba kamu perhatikan tulang belulang itu." Ujar Aidan masih fokus karena merasakan ada yang mengikuti, lalu kembali tenang ketika tidak merasakan nya lagi.

Sementara itu, Ariella dengan seriusnya menatap dengan tatapan menyelidik, ia melihat ke arah rambut yang masih setia menempel pada tulang kepala itu, rambutnya berwarna hitam sepinggang, gaun yang indah, tubuh yang cukup besar menunjukkan mayat itu remaja.

"Mayat ini meninggal ketika remaja, tinggi sekitar 150 cm, berat mungkin 45 sampai 50 kg, mungkin mati kelaparan?"

Deduksi Ariella, tulisan di dekat mayat, membuat Aidan berpikir, mengenai siapa yang mengaku-ngaku sebagai mayat.

"Ariella, ada perhiasan di tubuhnya?"

"Hm... Ada anting dan cincin yang kurasa terbuat dari berlian yang cukup sering di temui."

Segera, Ariella dan Aidan saling bertatapan dan memunculkan senyum misterius.

"Mari kita cari harta nya." Ucap Ariella.

-6.00 pagi-

"Tuan menulis sesuatu di dinding." Ucap Andreana mencoba membaca maksud dari tulisan yang ditinggalkan Aidan.

Andrew yang mencari-cari barang yang hilang menemukan, jaket yang sama dan dua senter yang seharusnya ada di kamar itu hilang.

"Apa tulisannya?" Tanya Andrew. Andreana hanya melirik saudaranya, lalu membacanya pelan namun bisa di dengar oleh keduanya.

"Pergi mencari tahu mengenai Mansion ini. Pastikan tidak ada yang khawatir. Awasi Baron Randi dan putrinya dengan ketat, jangan sampai ketahuan. Tunggu hingga siang, jika sampai saat itu kami tidak terlihat dimana pun, cari kami setelah membunuh ayah-anak itu.

Dari Aidan dan Ariella."

Kedua kakak beradik pelayan itu saling menatap, lalu tersenyum misterius dan berlutut di hadapan tulisan itu, berlutut seolah mendapat perintah dari kaisar.

TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang