56. Siksaan di Sekolah

112 13 2
                                    

P.s : chapter 56 sampai akhir hanyalah bonus. Kenyataannya adalah, kisah sudah finish di chapter 55.

Suara klakson mobil dan ricuh dari warga yang berlalu sudah menjadi asupan setiap saat, meski ramai begitu, suara itu kini tidak terlalu terdengar tidak seperti biasa karena ditenggelamkan dalam hujan yang masih turun sejak semalaman.

Bus berhenti, beberapa orang turun di halte tersebut yang juga membawa seorang pria ikut turun sambil membuka payung hitamnya yang terlipat.

Pria itu lalu berjalan kurang dari satu kilo untuk bisa sampai ke tempat tujuannya, sekolahnya.

Gerbang yang terbuka lebar memberikan jalan pada beberapa siswa yang lalu lalang, masuk untuk sekolah dan keluar untuk hal-hal yang tidak diketahui pria itu. Ia tidak tertarik pada sekitarnya.

Segera, ia sampai di dalam gedung sekolah, ia menutup payung dan membawanya setelah berusaha mengeringkannya dengan cara memutar-mutar payung itu.

Beberapa siswa dan siswi menatapnya yang sudah melepas jaketnya, tatapan mereka terlihat seperti kekaguman padanya, ada pula yang menatapnya dengan ekspresi rumit, seolah takut padanya, namun pada saat yang sama mereka juga kagum dan menghormatinya.

Satu alasan yang jelas mengapa mereka melihatnya seperti itu, itu karena ia adalah ketua dari OSIS dengan julukan 'masters of discipline' sekolah menengah atas, padahal ia baru mencapai tahun kedua dengan semester kedua itu.

Pintu kelasnya terbuka dengan sedikit dorongan, membuat pintu itu bergeser dan beberapa orang yang sudah ada di kelas memperhatikannya. Lalu dalam hitungan tiga detik, beberapa siswi mulai berbisik-bisik ria mengenai ketampanan nya, selain ia adalah ketua OSIS, ia juga selalu menjadi ranking pertama dalam di angkatannya kelas IPA.

Maksudnya seperti dalam setiap jurusan, IPA, IPS lainnya, akan ada ranking dan kemudian digabung dengan jurusan lain dalam angkatannya yang kini menjadi kelas 11. Ia adalah orang yang selalu mendapat nilai tertinggi tanpa celah yang tidak bisa diambil orang lain, meski ia awalnya tidak berniat melakukan itu.

Selain dia, ada 4 orang yang sama sepertinya yang selalu mendapat urutan yang selalu sama setiap diperlihatkan rankingnya, dan anehnya, kelima orang terpintar itu menjadi OSIS di saat yang sama sepertinya. Sungguh kebetulan yang tiba-tiba.

Satu orang untuk IPA, dua orang untuk IPS dan dua orang dalam Bahasa.

Pria itu mengangkat bahu tidak memikirkan tatapan-tatapan itu, ia duduk di kursinya yang ada di bagian paling belakang ujung kanan jika kamu melihatnya dari arah guru. Jendela terbuka sedikit dan gorden sewarna kabut terhempas menanggapi angin.

Kelas berwarna putih bersih dengan beberapa sentuhan berwarna coklat yang sudah disesuaikan dengan sedemikian rupa agar kelas terlihat nyaman.

Ia menaruh tasnya di bagian samping meja yang tidak berdekatan dengan dinding jendela, dan menaruhnya di pengait yang ada untuk menyimpan tas hitamnya itu.

Ia membuka buku tulis dan menulis sesuatu yang tidak dimengerti oleh teman-teman sekelasnya yang mengintip, karena menggunakan tulisan yang tidak pernah dipelajari.

-Мне нехорошо, когда я не с тобой

(-aku merasa tidak nyaman saat tidak bersamamu)

[Di sini tulisannya 'tidak enak', namun Author mengubahnya menjadi 'tidak nyaman']

TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang