50. Asrama Gedung A

128 21 4
                                    

"Kamar di gedung A ya, baiklah, lagi pula masih ada satu kamar lagi yang kosong di ujung lantai tiga. Tapi kau harus mengerti. Di gedung A, hanya diisi oleh orang-orang yang seperti bangsawan zaman dulu. Ada aturan tersendiri untuk gedung A. Ini buku mengenai peraturan yang harus ditaati di gedung para bangsawan itu. Paham?"

"Ya, pak."

~~Twin~~

Aidan POV.

Ucapan pak Kepala Sekolah masih terngiang dalam pikiranku, bangsawan katanya. Jika aku mengatakan aku bangsawan dari abad kuno, yang ada pasti pria itu mengatakan aku gila. Heh! Kudengar Ariella juga masuk ke Sekolah yang seperti ini, namun ia juga masuk kelas khusus karena kelakuannya yang seperti bangsawan. Oh ya, dia kan memang bangsawan.

Sambil memikirkan seperti apa kelakuan orang-orang di gedung A, aku pun sampai dengan koper merah kesayanganku ini, aku sampai di depan gedung itu, kini aku agak tertarik karena jendela-jendela besar yang berhias kaca berwarna-warni.

Aku segera memasuki gedung itu setelah merasa langit mulai meneteskan airnya. Namun anehnya, tidak ada pencahayaan sama sekali, di saat aku masuk, hanya ada sebuah meja dengan beberapa lentera tersisa, mau tidak mau aku menggunakan lentera itu, dengan gerakan ala bangsawan ku, heh!

Aku melihat ke arah denah yang ada di buku kecil pemberian kepala sekolah, denahnya cukup jelas jadi aku yang meski harus memutar otak sedikit langsung paham dan menaiki tangga hingga akhirnya lantai tiga. Setelah sampai, aku menyeret koper merah ku dan sampai di kamar bertuliskan

'Aidan Knightley - 30'.

Ah, kamarku kamar ke tiga puluh, setiap lantai hanya diisi 10 kamar, meski biayanya ditambah 2 kali lipat. Untung orang tuaku baik hati, atau entahlah. Setelah aku membuka kuncinya, aku membuka pintu itu, namun seorang wanita segera berbicara dengan nada yang sombong padaku, seolah melarangku masuk ke kamar itu.

"Oho! Jadi kau si anak baru. Wajahmu boleh juga." Ucapnya dengan area bawah wajahnya ditutup kipas kertas yang bergambar bunga anggrek.

"Apa itu ada hubungannya dengan kalian, tuan dan nona?" Ucapku menyadari ada beberapa orang di belakangku, mereka tampak terkejut karena aku menyadari kehadiran mereka. Tapi maaf, aku dibesarkan menjadi seorang pembunuh, dikehidupan lalu.

"Ka-kau! Aku akan mengizinkanmu masuk, asal kau menjawab beberapa pertanyaan dariku ini." Ucap wanita itu lagi. Ukh, aku mau istirahat pun diganggu.

"Namamu Aidan juga heh! Tapi apa kau tahu, ada seorang pria bangsawan terhormat bernama Aidan Knightley juga. Aku akan bertanya. Siapa nama adik dari Aidan Knightley?"

Hah? Nama adik Aidan sang bangsawan? Maksudnya aku kan? Kau berbicara langsung pada orangnya hey! Andai boleh aku berkata begitu.

"Ariella Knightley. Apa kau tahu, hubungan apa yang dimiliki Aidan dengan Ratu dari Kerajaannya itu?" Ucapku kemudian, kalau mau bermain adu mulut, katakan saja! Aku dari usia 12-17 tahun selalu beradu mulut pada para petinggi Kerajaan tahu!

"E-eh.. itu..." Ucapnya gagap, lalu aku menarik sebelah alisku menatap orang-orang yang ada dibelakang ku, bertanya dalam tatapan mata, 'apa kalian tahu?'

Hingga suara buku tertutup mengagetkan beberapa dari mereka, lalu beberapa orang itu bergeser, memberikannya jalan, aku sempat terpikir, apakah ia ketua asramanya dengan wanita itu sebagai wakil?

"Biar ku jawab, hubungan mereka adalah bibi dan keponakan. Ratu adalah kakak dari ibu Aidan Knightley." Jawabnya, oho! Dia benar, kini, ia tampaknya akan bertanya.

"Dalam usia berapa Aidan Knighley wafat? Dan karena apa?" Ucapnya dengan senyum antara kemenangan dengan senyum mengejek, aku menghela napas, ingatan masa lalu itu sungguh sesuatu yang tidak kusuka.

"Ia wafat pada usia 17 tahun karena ledakan dari bom yang ada di Istana milik Count Abyasa yang sudah dibunuh oleh adiknya, Ariella Knightley. Jika kau bertanya bagaimana Ariella Knightley wafat. Akan kukatakan. Ia wafat pada usia 18 tahun karena kebakaran di Mansionnya, namun ia wafat bersama dua pelayan setianya. Nah, biar kutanya, apa yang ia katakan sebelum wafat terbakar?"

Haha! Kemenangan ada padaku, terkutuklah kau bangsawan gadungan, berusaha membodohi Aidan Knighley yang asli. Terima kasih Ariella yang menjelaskan segalanya, bahkan kata-kata terakhirmu sebelum wafat.

"Tidak ada dibuku manapun! Seolah kau tahu saja, memangnya apa?!" Ucap wanita yang dari tadi diam kemudian. Aku tersenyum, mengejek mereka yang terlihat bodoh itu.

"Ariella Knightley berkata, 'semakin lama aku hidup semakin aku tersiksa atas kematian Aidan.' bukankah aneh jika kau tidak tahu itu. Dan satu pertanyaan terakhir untuk kalian. Apa warna mata Aidan dan Ariella Knightley?" Ini adalah sesuatu yang tidak mungkin dijawab, karena kami mati tersisa abu, dalam foto atau lukisan pun hanya wajah kami yang buram yang terlihat.

"Heh! Sudah jelas, mata mereka berwarna biru!" Ucap mereka serempak, ah sial, aku tidak bisa menahan tawa ini lagi. Akhirnya aku melepas tawa dan berucap.

"Aku mendapat foto ini dari sebuah album yang kulihat di laci ruang kerja Mansion yang sudah terbakar itu. Lihat saja."

Aku memberikan sebuah foto melalui ponsel layar sentuhku itu, membuat yang melihat terkejut. Sama seperti mata kami, merah dari mata Aidan Knighley berada di kiri dan biru di kanan, sebaliknya untuk Ariella Knightley.

"Wajah itu... Kau tidak mengeditnya kan?!" Ucapnya, aku menggeser layar sentuh ponselku hingga ke sebuah video, sejujurnya itu video dari Ere yang mencari foto kami yang jelas di Mansion yang rusak itu, sebelum ia betulkan agar bisa ditinggalinya.

"Look, aku tidak bohong. Aku mencarinya dan menemukannya sendiri. Bukan dari kalian yang berfokus pada buku sejarah saja. Menyebalkan." Aku menutup pintu kamar asramaku setelah kumasuki tentunya, lalu tertawa kecil, mereka benar-benar tidak bisa apa-apa tanpa buku sejarah itu.

Aku menguap kecil, merasa mengantuk, lantas aku mengganti baju setelah membuka koper dan merapikan isi dari koper itu. Meski mendung, jam baru menunjukkan pukul 4.37 sore, jadi kupikir tidur sebentar tidak apa.

Dan voila! Aku tertidur sampai jam 6.00 pm. Segera, aku mandi dan berniat keluar asrama, kulkas kecil di kamar itu masih kosong karena aku belum beli apa-apa. Jadilah aku harus keluar untuk membeli makanan, sekalian mencari tahu makanan Amerika.

Melihat langit masih mendung sementara hujan tidak lagi turun, aku membawa payung dan memakai jaket serta uang Amerika yang diberikan oleh Ere. Aku membuka pintu, namun segera terkejut melihat wanita dan pria yang menggangguku berdiri dengan tangan seolah bersiap mengetuk pintu. Aku menaikkan alis ingin tahu apa yang mereka lakukan.

"Etto, Aidan Knightley, maaf atas sikap saya tadi, saya adalah ketua dari Asrama gedung A, Sebastian Light, kamar saya tepat di depan kamar anda, semoga kita bisa akrab, tuan muda Aidan." Ucapnya sopan, aku menghela napas lelah.

"Se-akrab apa dengan anda sampai anda menyebut nama depan saya, tuan Light?" Ucapku dingin, lalu berjalan mengunci pintu kamarku dan meninggalkan mereka, namun wanita itu menahan ku dengan tatapan sedih, kau kira itu bisa meluluhkan hatiku heh? Aku sudah sering melihat bahkan yang lebih imut dan lebih menyedihkan dari itu(Ariella).

"Kau ingin kumaafkan hanya dengan tatapan pura-pura sedihmu itu, nona wakil ketua asrama? Namun maaf, saya sudah sering melihat tatapan seperti itu." Ucapku menepis tangannya, lalu berjalan hingga pria itu kembali bersuara.

"Kami datang membawakan anda makanan sebagai permintaan maaf!" Teriaknya tampak kesal, bukankah aku yang harusnya kesal atas perilaku mereka berdua?

"Saya hidup di dunia yang tidak mengenal kata memaafkan. Jadi lebih baik minta maaflah pada dinding. Dan apa, bawa makanan? Kalian mau menyuapku dengan makanan? Gila."

"Bu-bukan begitu tuan muda Knightley!" Teriak si wanita menggenggam tangan kiriku, aku mengerutkan dahi, oke aku kesal sekarang.

"Nona, bisakah anda pura-pura tidak kenal saya saja? Menyebalkan tahu. Kau seperti seorang... Ja- maaf aku hampir mengataimu." Ucapku sengaja, lalu pergi sambil memegang perutku yang sudah lapar.

"Lapar sekali."




50 chapter.

Vote dan komen. Baca. Karya. Lain. Author.

Author-2021

TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang