45. Kembar yang Terpisahkan

195 21 14
                                    

Setelah sekian lama, suara itu kembali terdengar, suara dari Elektrokardiogram yang sebelumnya digunakan ketika si kembar masih berusia lima tahun, kembali digunakan karena kecelakaan yang menewaskan pengemudi nya, dan membuat Aidan koma.

Ariella yang menderita cukup banyak luka, dirawat di samping Aidan, berbeda dengan Aidan yang telah koma, Ariella masih bisa tersadarkan karena tidak banyak darah keluar darinya.

Tubuh mereka dipenuhi perban, seolah jika dilepas, tubuh itu akan pecah hingga berkeping-keping tidak tersisa.

Ariella duduk di sisi kasur Aidan, berhadapan dengan jendela yang berada di sisi lainnya, di luar jendela itu, Ariella melihat burung-burung bernyanyi dan terbang dengan riang gembira, membawa canda tawa anak-anak yang bermain di taman.

Ia iri dengan burung-burung itu, ia juga ingin terbang bebas dengan Aidan, melupakan semuanya, tidak perlu memikirkan masa lalu maupun masa depan.

Tangannya ia gunakan untuk menggenggam tangan Aidan, seolah berusaha membuat Aidan bangun dari komanya. Namun tuhan seolah buta, tidak memikirkan kehidupan si kembar yang kembali sengsara.

Ariella terus menatap keluar jendela, tatapannya terbawa oleh angin yang pergi entah kemana, sayup-sayup, ia mengingat masa lalunya kembali, dan bernyanyi lagu yang sesuai dengan suasana hatinya. Lagu yang pedih tentang kehidupan yang dijalaninya dengan Aidan.

♪♪♪
"waktu berlalu dengan cepat, terus berputar
Ingatan dimasa lalu dan masa sekarang, terus bersinggungan,
Galaksi yang luas tiada tara, dalam sekejap musim semi pergi dan musim gugur datang,
Para angsa bermigrasi ke selatan, Siapa yang tidak ingin kesempatan bertemu dengan mu, Di dalam mimpi yang berganti ratusan ribu tahun,

Melihat bunga gugur yang bisu, mengembara selama bertahun-tahun, dan menghitung sisa waktu,
Meski tidak akan bertemu lagi, karena ikatan yang terputus, tiada penyesalan yang tersisa,
Aku akan terus mengingatmu, di dalam kehidupan ini,

Terjaga di malam hari dan ditemani cahaya bulan, menggunakan hati yang lembut untuk menghitung waktu yang tersisa,
Meskipun harus melewati ribuan pegunungan, dan menghadapi ribuan peperangan,
Kita akan bersama untuk selamanya"
♪♪♪

OST. Yu Nian//Xiao Zhan

Dan selesai, keheningan melanda, namun suara kicauan burung dan Elektrokardiogram membuat kamar rawat itu sedikit ramai, menggantikan suara kedua orang tua yang sibuk bekerja.

Ariella tertunduk, kemudian melirik wajah penuh perban Aidan dengan ekor matanya, perban di wajah dan tubuh Aidan kembali berdarah, padahal dokter bilang Aidan sudah membaik.

Ariella dengan tubuh ringkih nya, tiduran di samping Aidan, ia memeluk tubuh sang kakak, mencium aroma menenangkan dari tubuh sang kakak, yang tidak tercium aroma obat-obatan sama sekali.

Ia memeluk sang kakak, mendekatkan bibirnya ke leher Aidan, tangan kirinya ia gunakan untuk memegang pundak kanan Aidan. Dalam isakannya, Ariella bergumam membangunkan sang kakak yang masih terlelap melupakan dunia.

Gumaman itu semakin lama semakin bergetar, namun tetap pada satu kata, 'bangun'. Isakannya semakin tidak terkendali, sudah satu pekan namun belum ada tanda-tanda Aidan akan terbangun. Ariella yang lelah menangis itu, tertidur sambil memeluk Aidan, tidak menyadari, secara natural tangan Aidan membalas dekapan Ariella meski ia masih belum sadar.

TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang