34. Masalah Baru

122 21 4
                                    

"Berjudi, korupsi, merampok, melakukan pemerkosaan, pembunuhan, penculikan, semua kejahatan yang ada di dunia ini, sudah dilakukan oleh Abyasa dan Anindita sang istri."

Sudah 1 jam lebih mereka membicarakan Abyasa dan sang istri. Lalu sekarang adalah saatnya istirahat. Ariella sedang berjalan-jalan bersama Ere yang saat itu juga menceritakan dongeng aneh lainnya.

Aidan? Ia sibuk membaca buku-buku yang ada dalam ruang kerja Ere. Semua bangsawan dari tahun ke tahun, fotonya dari tahun ke tahun pun ada dalam sebuah buku, mirip seperti buku harian keluarganya. Bedanya adalah sudut pandang nya.

Aidan tidak sengaja menjatuhkan salah satu buku di rak buku Ere, buku itu jatuh sambil tertutup. Memperlihatkan nama di sampul buku yang menarik bagi Aidan.

"Ketemu, buku Ere."

Lembar pertama, hanya berisi foto Ere dan nama, lalu ke lembar selanjutnya dnan selanjutnya lagi, sudah banyak lembar yang Aidan buka. Dalam sekejap, muka Aidan langsung datar tidak menunjukkan ekspresi apapun.

"Sialan."

Aidan lantas menutup buku itu dan menaruhnya di rak sesuai tempat awalnya. Lalu menatap ke arah jendela, bukunya kosong. Bahkan tanggal lahirnya saja tidak ada. Muka yang seolah awet muda itu membuat Aidan penasaran. Jelas saja, ia masih ingat betul muka dan suara Ere ketika ia pertama kali bertemu dengannya(Ere).

Jika Aidan ingat-ingat lagi, ia hanya tahu pekerjaan teman lamanya itu, seorang informan. Selain itu, ia rasa tidak ada orang yang mengenal Ere terlalu dekat. Ia memang belum bertanya pada para pelayan di kediaman Ere, tapi ia meyakini bahwa tidak ada seorang pun yang dekat dengan teman lamanya itu.

Jujur saja, Aidan sangat penasaran, siapa Ere yang sesungguhnya, terlebih Ere menolak permintaan informasi ke-2 nya, tentang Ere. Meski awalnya tidak terlalu penasaran dan bilang 'tidak apa', tapi semakin ia perhatikan, semakin ia penasaran dengan latar belakang Ere.

Lupakan saja.

Ia tidak mungkin akan mencari latar belakang Ere kan? Jelas saja, tidak. Kenapa? Karena itu tidak menguntungkan dirinya, meski penasaran tapi itu adalah privasi bagi Ere, ia mungkin memiliki masa yang kelam, sangat kelam.

Plak!

Ia memberikan tamparan bagi pipinya sendiri, agar menyadarkannya pada situasi sekarang dan tidak tenggelam dengan pikirannya mengenai teman lamanya itu.

"Cih!" Langsung saja Aidan berdecih dan duduk di bangku kerja Ere. Ia membuka salah satu buku yang ia ambil asal dari rak. Rak khusus informasi para bangsawan.

Tanpa diduga, ia mengambil buku informasi mengenai Anindita. Buku itu membuatnya kembali terfokus pada pikirannya, hingga ia tidak sadar telah menulis bagian-bagian penting mengenai kejahatan Anindita dalam kertas dengan tinta.

Lalu ia mengambil buku Abyasa dan membaca, dan menulisnya juga di kertas lain yang ia dapatkan di meja kerja Ere. Lalu ia mencoba menghubungkannya, antara satu kasus ke kasus lainnya dalam sebuah papan, ia menulis dengan kapur (black board).

Ere dan Ariella kembali, lalu terkejut melihat Aidan yang menatap lekat papan itu.

"Kau sudah menemukan titik terang, heh?" Ere berjalan menuju meja kerjanya dan membaca lembar demi lembar yang ditulis oleh Aidan. Ia mengangkat sebelah alisnya.

"Tulisanmu bahkan lebih bagus dariku." Gumam Ere, mendengar gumaman itu Aidan hanya cekikikan begitupun Ariella.

"Lupakan tentang itu. Semua ini terhubung oleh benang tidak terlihat." Ucap Aidan, Ere dan adiknya duduk dan mendengarkan kata-kata lanjutan dari Duke muda itu.

"Kejahatan pertama yang Abyasa lakukan adalah membohongi seorang Earl yang kini telah wafat pada usia yang masih muda, jelas, ia wafat karena telah ditipu oleh Abyasa."

"Ditipu bagaimana?" Tanya Ariella, Ere mengangguk setuju, lalu menatap Aidan yang kini kembali menulis di papan.

"Uang. Abyasa yang saat itu masih menjadi Baron, awalnya hanya tertarik pada uang, lalu setelah posisi Earl yang wafat karena ditipu olehnya kosong, kini ia menduduki posisi Earl menggantikan Earl sebelumnya yang telah ia tipu."

"Kejam." Ucap Ariella tanpa nada, biasa melihat kejahatan dunia. Ere yang mendengar berasa ngeri, masa lalu seseorang memang lebih baik di lupakan.

"Itu adalah hal yang biasa nona, kecuali menipu Raja baru disebut kejam." Ucap Ere, lalu sebuah jentikan jari terdengar dari Aidan.

"Itu yang akan dilakukannya sebentar lagi."

2 pasang mata melotot horor ke arah Aidan, lalu sebuah pukulan ke meja terdengar.

"JANGAN BERCANDA!" Ucap Ere kaget, hingga secara tidak sadar menggebrak meja, mendengar ucapan itu, Ariella dan Aidan pun kaget, lalu menghela napas.

"Aku berencana membunuhnya, hari ini." Aidan mulai melanjutkan penjelasannya.

"Setelah menjadi Earl, Abyasa melakukan semua kejahatan dan menutupinya dengan kedudukan nya yang merupakan Earl, jadi tidak ada yang akan menuduhnya."

"Semua seperti sudah ia rencanakan." Gumam Ariella.

"Menurutku, sejak menjadi Earl, ia selalu ingin punya kedudukan tertinggi, hingga ia mungkin berencana menipu Raja, membunuhnya dan menjadi Raja selanjutnya."

Aidan mengangguk, penjelasan selesai dan mereka mulai rencana. Dengan Ere yang ikut kedalam rencana tersebut.

"Ada kemungkinan jika rencana nya gagal, ia akan menge-bom istana dan membuat kerajaan baru." Kata Aidan.

"Bom?" Kedua yang mendengar mengerutkan dahi, Aidan mengangguk dan memperlihatkan tulisannya.

"Oh ya, saat itu dia membeli sesuatu dari toko gelap, sesuatu yang banyak. Mungkin kah bomnya sudah di taruh di istana?!" Ere membulatkan mata terkejut.

Aidan kembali berdecih, jika dihitung dari ia bangun, ia sudah berdecih lebih dari 10 kali. Membuat Ere semakin menggelengkan kepalanya.

"Aku akan ke istana, Ere, pernahkah kau membunuh?" Tanya Aidan mengangkat alis, Ere mengangguk.

"Setiap saat."

"Kalau begitu, aku akan meminta Andreana dan Andrew membantumu dalam pembunuhan hari ini." Ucap Aidan, Ariella menatap Aidan lekat.

"Aku mau sama Aidan!" Ucap Ariella menggenggam tangan sang kakak, Aidan sedikit terkejut mendengar itu, lalu mengusap kepalanya.

"Kalau begitu begini saja, Ariella, Ere dan Andreana pelayan ku, akan datang dan membunuh Abyasa, keluarganya serta pengikutnya. Aku bersama Andrew memperingati yang ada di istana."

"Baiklah." Ucap Ere, Ariella menunduk, lalu mengangguk, "jika itu adalah perintah mu."

Mereka akan melakukan rencana nya malam itu juga,

Tanpa tahu ada yang akan mati diantara mereka.

.
.
.
.

Jangan lupa vote dan komen!!!

Author - 2021

TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang