Part 6~ Sekertaris osis judes ~

61 48 6
                                    

Happy Reading!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!!

Waktu menunjukkan Pukul 07.30 wib, matahari pun sudah bersinar terang. Namun, Mayda masih asyik dengan tidur nyenyak nya.

Berbeda dengan keadaan sekolah yang terasa sepi karena tidak ada kehadiran dari Mayda. Kelas yang tadinya selalu rame dengan tingkah kocaknya Mayda, malah menjadi sepi karena Mayda berhalangan hadir.

“Kagak seru nih, kalo nggak ada si cerewet?” ucap Fathia sambil bercermin.

“Cerewet-cerewet, lo nggak sadar diri apa kalo lo itu jauh lebih cerewet dari Mayda!” sewot Syifa.

“Yeeey, biasa aja kali ngomongnya. Jangan sampe nusuk ke ati!” ucap Fathia sambil memonyongkan bibirnya.

“Hmm,” jawab Syifa dengan deheman.

“Nggak seru, ya. Kalo nggak ada Mayda?” ucap Alana membuat Syifa dan Fathia melongo.

“Astagfirullah, kok bisa ya, gue punya sahabat kayak kalian berdua!” ucap Syifa sambil menepuk jidatmya pelan.

“Banyak-banyakin istighfar deh, lo. Fa! Kita mah emang kayak gini, nggak bakalan berubah!” ucap Fathia sewot. Dan Syifa hanya memutar bola matanya malas.

Fathia selalu memancing emosi Syifa. Tidak ada kata libur untuk membuat emosi Syifa terpancing, berbeda dengan Alana. Dia selalu membuat Syifa ekstra sabar dengan kelemotannya saat diajak bicara.

“Fa!” panggil seorang laki-laki memanggil Syifa.

Syifa menoleh. “Ada apa?” tanya Syifa cuek.

“Dipanggil sama Abqary!” jawabnya lalu pergi meninggalkan kelas XI IPS 1.

Syifa pun bangun dari tempat duduknya. Dan hendak pergi meninggalkan kelasnya, namun terhenti karena Fathia memanggilnya.

“Fa! Mau kemana lo?” tanyanya Syifa menoleh. “Ke ruang OSIS!” jawabnya singkat.

🍀🍀🍀

Bugh ...

Braak!

“Wadaw, sakit pantat gue ... heh! Kalo jalan lihat-lihat, lo punya mata nggak. Kesian nih pantat gue yang limited edition ini gepeng karena ulah lo ya?!” ucap seorang laki-laki kesal.

Syifa hanya meliriknya sekilas lalu hendak pergi meninggalkan laki-laki itu.

Laki-laki itu pun melongo. “Wiih, lo songong amat ya, punya salah bukannya minta maaf. Malah mau pergi gitu aja!” ucapnya mencoba menyinggung persaan Syifa.

“Hmm, emang gue pikirin. Kan itu yang berantakin lo, yang jatuh lo. Bukan gue!” ucap Syifa cuek.

“Heh, kan lo yang jalan nggak pake mata. Sampai gue jatuh dan buku-buku peketnya jadi berjatuhan, itu kan ulah lo. Bukan ulah gue!” jelas laki-laki tersebut. Syifa hanya menatapnya tak peduli, lalu hendak pergi meninggalkan laki-laki itu dan terhenti kembali saat laki-laki itu menyinggungnya lagi.

“Heh! Lo kakak kelas sekaligus Sekretaris OSIS kan, kok lo nggak ngajarin adek kelas lo yang nggak bener, sih. Gimana kalo sikap lo ini di contohin sama gue atau adek-adek kelas lo yang lain!” ucapnya tersenyum kecil.

Syifa membalikkan badannya lalu berjongkok untuk memungut buku-buku yang berserakan di lantai.

“Nah, gitu dong. Itu baru mencontohkan hal baik pada adek kelasnya!” ujarnya sambil tersenyum kecil.

“Hmm, nih!” ucap Syifa hendak memberikan bukunya.

“Tanggung! Lo bawain bukunya ke kelas gue, ya. Gue ambil sepuluh buku dan lo sisanya!” ucapnya lalu pergi mendahului Syifa.

“Gue di kerjain!” ucap Syifa sambil menatap punggung laki-laki itu yang berstatus adik kelasnya.

Laki-laki itu hanya tersenyum jahil.

🍀🍀🍀

Sesampainya di kelas X Mipa 1, laki-laki itu menaruh buku-buku yang di bawanya di bangku paling depan.

“Devian! Kok bukunya cuma ada sepuluh sih, yang dua puluhnya lagi mana?” tanya salah satu siswa yang duduk di bangku ke tiga.

“Tuh!” ucapnya sambil menoleh ke arah Syifa, dan semua siswa-siswi yang ada di sana pun menoleh ke arah yang sama.

Devian Anjasmara Alatas. Laki-laki humoris, baik, pintar, anak dari pemilik sekolah CAKRAWALA. Sepupu Revan Fahrezik Alatas. Tinggi badannya 179.

Syifa diam di depan kelas X MIPA 1. Dan melihat semua adik-adik kelasnya yang juga melihatnya.

“Wihh, si Devian nyuruh Kakak sekertaris judes bawa buku. Salut gue!” ucap salah satu sahabat Devian yang bernama Asep Susanto, nama panggilan terserah kalian saja,mau nyebut Cecepke, Santoke, Susan juga boleh.

“Heueuh, aing salut ka si obos bisa nyuruh Kakak sekertaris judes, abong-abong anak punya sekolah!” ucap kembaran nya si susan, namanya Agus Susanto.

“Yaiyalah ... anak Sultan mah BEBAS!” ucap Devian sambil menyombongkan dirinya dengan menekan kata ‘Sultan Bebas’.

“Ini, bukunya di simpan dimana? Tangan gue pegel nih, berat?!” ucapnya sinis.

“Lo nggak lihat gue taro buku di depan. Ya, lo taro aja bukunya di depan bangku gue!” ucap Devian tak kalah sinis.

Syifa pun melangkahkan kakinya menuju bangku depan untuk menyimpan buku yang ia pegangi. Namun, ia tak melihat jika di depannya ada sebuah botol minuman yang kosong dan tak sengaja ia injak hingga ia hampir terjatuh.

Devian yang melihat itu pun langsung berlari kecil untuk menolong Syifa agar tidak terjatuh ke lantai.

Bug!

Cup.

Devian Anjasmara Alatas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Devian Anjasmara Alatas

🍀


🍀


🍀


🍀


🍀


Bersambung...

Dasar Bocil NgeselinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang