Part17 ~ Gak bisa Senyum? ~

29 36 3
                                    

Happy Reading!! 


Satu minggu sudah berlalu, semua sudah mulai sibuk dengan pelajaran mereka. Berbeda dengan kelas IPA yang selalu stand di kelasnya, kelas XII IPS 2 dan X IPS 4 sedang berada di atap bergosip dan bercanda ria.

Mayda yang asik tertawa bersama Alana dan Fathia karena melihat kekocakan dari teman-temannya. Meski kurang satu orang mereka tetap berbahagia.

“May, kita ke kantin yuk. Laper nih gue,” ajak Fathia.

“Ayo aja, tapi Alana mau ke kantin nggak,” ucap Mayda sambil menatap Alana.

“Nggak ah, aku pesan roti rasa coklat aja,” ucap Alana memesan roti.

“Yaudah kalo gitu gue ke kantin dulu ya,” pamit Mayda pada Alana.

Di tempat yang berbeda, Syifa lebih memilih untuk diam di kelasnya untuk belajar ketimbang ikut bergosip atau nongkrong bersama teman-teman sekelasnya yang nggak ada paedahnya sama sekali. Dan satu, sepertinya Syifa salah masuk kelas, seharusnya dia masuk kelas IPA bukan IPS.

Asik dengan pelaran yang ia pelajari, Syifa harus terganggu oleh seorang pria yang tiba-tiba bertanya padanya.

“Assalamu’alaikum,” ucap seorang pria yang terlihat gagah dengan jas putihnya.

“Wa’alaikumussalam,” jawab Syifa sambil menoleh ke asal suara. “Dokter Abil,” ucapnya lagi pelan.

“Hay, Syifa ya. Saya lagi cari UKS,” ucap pria yang ternyata adalah dokter Abil yang kebingungan mencari UKS.

“UKS, dokter tinggal lurus lalu belok kanan,” ucap Syifa memberi tahu.

“Oh, ok makasih. O’ya, tadi aku beli baju seragam dari ibu-ibu,” ucapnya lagi membari tahu soal baju yang ia beli.

“Terus urusannya sama saya apa?” tanya Syifa yang menatap Abil bingung.

“Iya, saya beli karena kata ibunya dia sedang membutuhkan uang untuk biaya berobat anaknya. Saya pikir baju seragamnya untuk laki-laki ternyata untuk perempuan, jadi saya mau kasih bajunya ke kamu,” ucapnya sambil menyodorkan bingkisan yang berisi baju seragam.

Syifa menatap Abil sambil menaikan satu alisnya. “Saya tidak tahu kamu suka atau tidak sama baju seragamnya, tapi kalo kamu tidak suka kamu bisa kasih sama orang lain,” lanjutnya lalu menaruh bingkisan baju tersebut dimeja.

“Ok, makasih,” ucap Syifa berterimakasih lalu menyimpan bingkisannya di kolong bangku.

“Sama-sama, kalo gitu saya pamit. Assalamu’alaikum,” ucap Abil berpamitan.

“Wa’alaikumussalam,”

***

“Bu, pesen roti rasa coklat tiga sama air mineral botol 2,” ucap Fathia memesan roti dan air mineral.

“Fathia, buruan kasian Alana udah nunggu kita lama,” teriak Mayda memanggil Fathia yang memesan roti.

“Iya-iya bentar napa, May!” jawab Fathia kesal.

Setelah membayar roti dan air yang ia beli. Lama berada di kantin Fathia dan Mayda pun kembali ke atas untuk menemui teman-temannya yang lain.

Sesampainya di atas Mayda merasa kesal karena ada Revan dan teman-temannya.

“May,” panggil Fathia yang sudah duduk di samping Alana.

Mayda menoleh ke arah Fathia dan Alana. “Apa?” tanyanya.

“Ngapain di situ, ayo sini kita ngemil rotinya,” ucap Fathia sedikit berteriak.

“Iya, bentar,” ucap Mayda lalu menghampiri Fathia dan Alana.

Dasar Bocil NgeselinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang