Dua

646 150 31
                                    

Tekan bintang dulu sebelum membaca :)

.
.
.


Sohyun mendengus melihat kotak makanan di atas meja makan, kotak makanan itu berisi kue bolu buatannya. Dan kue bolu itu akan ia berikan kepada Yoongi untuk menunjukkan bahwa ia adalah tetangga yang baik, ugh...sebenarnya ini akal-akalannya Yoojung. Tadi pagi sekali gadis itu menyuruhnya untuk membuat kue bolu untuk di berikan kepada Yoongi, enak sekali kerjaannya hanya menyuruh saja!

"Tidak apa-apa, kau hanya akan memberikan bolu itu lalu pergi, oke." Ujar Sohyun berusaha menenangkan dirinya.

Sohyun lalu mengambil kotak makanannya dan keluar dari flat-nya, ia mengunci pintu flat-nya karena Yoojung juga sedang bekerja jadi ia tidak mungkin membiarkan pintu flat-nya tidak di kunci, bisa-bisa nanti ada maling masuk.

Klotak.

Klotak.

Suara high heels yang di gunakan Sohyun berbunyi kala berbenturan dengan lantai teras, gadis itu lalu mampir ke rumah di sebelah flat-nya. Ia berdehem, lalu menekan tombol bel rumah itu.

Ding Dong~

Sohyun mengetuk-ngetukkan ujung heels-nya pada teras rumah itu, menunggu seseorang membuka pintunya.

Cklek.

"Ada apa?" Tanya Yoongi datar.

Sohyun sedikit heran melihat Yoongi yang tengah mengenakan celemek, bahkan pria itu sepertinya belum berdandan padahal harus berangkat ke kantor. Bukankah dia seorang CEO? Kenapa jam segini masih bersantai ria? Pikir Sohyun.

"Ini, sebagai tetangga yang baik, aku memberikan kue selamat datang untukmu." Jawabnya menyodorkan kotak makanannya pada Yoongi.

"Terima kasih," ujar Yoongi menerima kotak makanannya.

"Iya, kalau begitu aku dul--"

"Aunty, Aunty cantik sekali. Mau kemana?" Tanya Jena yang tiba-tiba menyembulkan kepalanya di balik punggung Yoongi.

Sohyun tersipu dan menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinganya, "Ah, Aunty tidak cantik, kok. Aunty mau ke kantor, Jena." Jawabnya.

"Ayo masuk, Jena. Kau harus sarapan dan berangkat ke TK, nanti bisa terlambat." Ajak Yoongi.

"Aku tidak mau sarapan! Masakan Daddy tidak enak!" Tolak Jena melipat tangannya dengan bibir mengerucut lucu.

Yoongi menghela napasnya, ia harus ekstra sabar setiap kali menghadapi putrinya yang sedang merajuk seperti ini. Bukankah ia Ayah yang hebat bisa tahan menghadapi putrinya yang banyak tingkah? Hah...jika saja mantan istrinya dulu tidak meninggalkannya, sudah pasti pekerjaannya tidak akan seberat sekarang ini.

"Baiklah, mau delivery saja?" Tanyanya.

"Tidak mau!" Tolak Jena, lalu ia melirik Sohyun. "Aku maunya Aunty yang memasak sarapan untukku!" Lanjutnya.

Cold DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang