Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sohyun, tolong jangan tinggalkan aku....," ujar Yoongi terus memegangi tangan Sohyun seraya ikut mendorong brankar yang di tiduri oleh gadis itu.
Step.
Pintu UGD terbuka dengan otomatis, lalu beberapa perawat membawa brankar Sohyun masuk ke dalam UGD.
"Maaf, Anda harus menunggu di luar." ujar seorang perawat kala Yoongi hendak masuk ke dalam UGD.
"Tapi aku...,"
Yoonji menahan adiknya agar tidak ikut masuk ke UGD, "Kita tunggu di luar dulu, Yoon. Biarkan Sohyun di tangani, sebaiknya kita berdoa saja untuk kebaikan Sohyun."
Yoongi menatap sendu pintu UGD yang kembali tertutup, tangan serta bajunya terkena banyak bercak darah milik Sohyun karena tadi ia memeluknya. Tapi ia mengabaikannya, karena keselamatan Sohyun lebih penting sekarang.
"Daddy!"
Yoongi menoleh ke asal suara dan terkejut melihat sosok putrinya datang bersama Ibunya.
"Je-Jena?" ujarnya lirih.
"Maaf, tadi Jena mendengar percakapan Eomma dengan Yoonji di telepon, dan dia memaksa untuk ikut." jelas Nyonya Min.
Yoongi menutup matanya, ia tidak tega jika melihat Jena. Karena ia yakin, di bandingkan dengan dirinya, Jena pasti akan lebih terluka jika mengetahui apa yang terjadi sekarang ini.
Yoongi berjongkok dan melebarkan tangannya, Jena langsung berlari ke arah Ayahnya dan memeluknya erat. Seketika tangisan pria Min itu kembali pecah, ia menenggelamkan wajahnya di bahu kecil putrinya.
"Daddy...," ujar Jena khawatir melihat Ayahnya menangis tersedu-sedu.
Nyonya Min memeluk Yoonji dan tanpa sadar air matanya ikut mengalir, Sohyun itu sudah seperti putrinya sendiri, jadi saat mendengar kabar bahwa gadis itu kecelakaan dirinya langsung lemas dan hampir saja pingsan.
"Dimana putriku? Dimana dia sekarang?"
Yoonji dan Nyonya Min melihat kedatangan Ibu Sohyun bersama Yoojung, keadaan mereka juga tak jauh beda, dimana kedua mata mereka sembab dan memerah.
