5. Saingan Baru ✔

1.7K 138 28
                                    

"Ketika cinta itu mulai tumbuh, maka tak akan ada alasan untuk menjauh. Karena cinta itu perasaan yang paling indah, terasa seperti anugrah, meski kenyataannya dirimu selalu di buat gundah, oleh perasaan yang sebenarnya salah, karena di dalamnya belum ada ikatan yang sah."

-Sajadah Cinta-
Story By Imafathh
______________________________

Sebelum lanjut baca yuk pencet bintangnya dulu... Jazakumullah Khairan Katsir.

HAPPY READING
.
.
.
.


  Kesabaran seseorang selalu ada batasnya, kekesalan seseorang selalu ada sebabnya. Anggun menghentakkan kakinya saat masuk ke dalam kelas, matanya mengabsen seluruh isi kelas, netra matanya berhenti tepat di mejanya. Kosong, tumben, biasanya sudah ada penunggunya. Siapa lagi kalau bukan Putri? Biasanya gadis itu pagi-pagi buta sedang rebahan santai akibat semalaman nonton drakor. Atau parahnya lagi Putri gak tidur demi menunggu balasan line dari Sgara.

Anggun mendudukkan dirinya di bangkunya. "Ren, liat Putri gak?" Anggun bertanya pada gadis bernama Reni.

"Tadi sih katanya mau sarapan di kantin, piket aja selalu absen tuh anak, pasti selalu ada alesan. Sekalinya mau piket nyapu gak bersih." Reni mengomel tak jelas, bahkan gadis itu menyapu lantai dengan wajah yang dibilang tidak niat.

"Oke, makasih. Nanti aku bilangin deh."

Setelah bertanya Reni, Anggun melangkahkan kakinya keluar kelas, melewati jejeran kelas. Koridor sekolah pagi ini sudah sepi, lima belas menit lagi masuk kelas, kenapa Putri belum juga selesai menyudahi sarapannya? Anak itu emang selalu sering sarapan di sekolah, katanya sih malas kalau harus masak dulu sebelum berangkat. Mengingat Putri itu Piatu Anggun jadi tak masalah soal itu, ia selalu menemani Putri sarapan di kantin, meskipun setengah niat. Karena, akhirnya gadis itu hanya berteriak tidak jelas menyerukan nama Sgara dengan gaya bak anak cheerleaders. Padahal pada akhirnya gadis itu selalu minta di belikan koyo oleh Anggun.

"GO! GO! SEMANGAT BEBEB SGARA! GUE SELALU MENDUKUNG LO!"

"LO SELALU ADA DI HATI GUE! AW."

Suara Putri menggema seperti anak kambing yang sedang mencari ibunya, sebelum sampai di kantin Anggun harus melewati lapangan dulu, tapi baru sepuluh meter dari lapangan suara Putri yang nyaring seolah mengalihkan dunia Anggun.

Anggun menatap ke tribun lapangan di sana sudah ada Putri yang berdiri dengan kaki yang ia putar, seolah seperti anak balet. Pantas saja Sgara tak pernah melirik Putri, gadis itu terlihat tidak waras dengan segala keburukannya yang ada. Tanpa malu dan tanpa terasa berdosa Putri berjalan ke arah pinggiran lapangan, tangannya memegang jaring pembatas lapangan, matanya tak pernah berhenti melihat pria yang tingginya sekitar 170cm dengan kaos putih berlengan pendek. Siapa lagi kalau bukan Sgaranya Putri?

"Put. Udah jangan malu-maluin diri sendiri deh." Anggun memegang pundak Putri, gadis itu menoleh ke arahnya dan menampilkan senyum terbaiknya, memperlihatkan gigi gingsulnya yang menambah kesan manis. Kalau saja Putri tidak jorok yaitu suka mengupil dan bikin ilfil sudah di pastikan banyak cowo yang naksir dengan gadis itu.

"Pasti nyariin gue ya? Udah ketebak sih gue emang selalu ngangenin setiap saat."

"Gausah pede deh. Ke kelas yuk, bentar lagi bel."

"Nanti deh, barengan aja sama bebep Sgara."

"Istirahat kan bisa ketemu lagi, sekarang udah mau bel. Lagian kamu sama Sgara masih satu sekolah gak akan kemana-mana."

"Iya juga sih. Yaudah deh yuk," ucap Putri kini memutar tubuhnya.

"SEMANGAT BEBEP SGARA! I LOVE YOU, CINTA GUE SELALU MENYERTAI ELO!"

Sajadah Cinta [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang