13. Faridh dan Masa Lalu ✔

1.3K 134 16
                                    

"Ada dua hal yang tidak bisa saya lakukan, yang pertama menjauhimu dan yang kedua, berhenti mencintaimu."
~Faridh Ikhsan Laksana

-Sajadah Cinta-
Story By Imafathh

HAPPY READING
.
.
.

Sebelum lanjut baca klik bintangnya dulu yuk😉

Siap Comment tiap paragraf gak?

Udah pada follow aku belum? Kalau belum yuk follow dulu 😉

.

Setelah menganti pakaian kini Anggun menuruni anak tangga, ia kali ini memakai gamis berwarna hitam, yang di padukan dengan hijab instan berwarna pink. Sampai di anak tangga paling akhir matanya tak lepas dari dua pria yang masih setia mengobrol, entah apa yang keduanya obrolkan.

"Beneran kamu belum punya pacar?"

"Iya om belum, jangankan pacar om, ini juga lagi usaha."

Anggun menghentikan langkahnya, ia bingung, harus ikut duduk atau balik ke kamar?

"Anggun, sini sayang duduk." suara bundanya Anggun, Fatmah Pertiwi. Nama akhir Anggun diambil dari nama Bundanya.

"Iya, Bund."

Mau tak mau Anggun menghampiri ruang keluarganya.

"Om juga harus ekstra jaga Anggun, biar dia gak jatuh ke tangan pria yang gak baik." ucapan Arsyad membuat Anggun mendongak dan menatap ke arah Ayahnya.

"Katanya kamu lagi usaha, kalau boleh om tau siapa perempuan yang beruntung itu?"

"Anak om."

Hening, setelah Arsyad bertanya dan Faridh menjawab kini tak ada yang berucap, jangan salahkan hatinya Anggun tapi salahkan sifatnya Faridh, yang dengan gampangnya berucap seperti itu.

"Hahaha, kamu kalau becanda suka bikin om deg-degan," kata Arsyad. Akhirnya pria itu yang menghancurkan keheningan.

"Emang saya keliatan becanda ya om?" Faridh bertanya dengan menaikkan sebelah alisnya.

Khem.

Arsyad berdehem, entah apa maksudnya. "Jadi, motif kamu antar anak om karena kamu suka sama anak om?"

"Iya om, bisa di bilang itu salah satu bentuk rasa suka saya."

Apa reaksi Anggun? Apa yang gadis itu rasakan sampai tubuhnya tidak bergerak sedikitpun? Syok. Jelas, malu? Jelas. Bisa-bisanya Faridh dengan lancar berucap seperti itu. Tenang, tanpa ada kegagapan. Rasanya kaki dan jemari Anggun kaku, di tambah ia sedang nyeri haid di hari pertama. Gadis itu rasanya ingin menendang dan memaki-maki Faridh.

"Om serahkan semuanya sama Anggun," ucap Arsyad. Kenapa Ayahnya malah menyerahkan semuanya kepada dirinya. Apa yang harus Anggun jawab?

"A-aku ada tugas Yah. Iya tugas." alibinya. Anggun berdiri, tapi tangannya di cekal oleh Bundanya. "Duduk dulu."

"Iya, Bund."

"Anak Om masih Sekolah, kamu yakin sama perasaan kamu?" kata Arsyad ia masih belum bisa percaya dengan Faridh, meskipun keluarga Faridh dan Arsyad sangat dekat, itu dulu. Saat Anggun masih berumur sepuluh tahun.

"Saya gak pernah main-main soal perasaan om." jawaban Faridh membuat Arsyad menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia melirik putrinya yang menundukkan kepalanya.

Sajadah Cinta [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang