20. Gramedia

1K 111 4
                                    

"Jika cinta selalu mengutamakan rupa, lantas bagaimana caranya kita mencintai Allah yang tak berupa? Cinta terhadap rupa itu ialah nafsu, sedangkan cinta sesungguhnya yaitu dari hati.”

-Sajadah Cinta-
Story By Imafathh

...

   Hari ini Anggun tengah bersiap untuk pergi ke Gramedia di salah satu Mall Jakarta, memburu novel untuk stock bacaannya. Tak lupa mengajak sahabat karibnya.

"HOE!"

"Astagfirullah! Kamu ngagetin aja deh! Waalaikumsalam!" ucap Anggun setengah memukul pelan lengan sahabatnya, yang di pukul hanya cengengesan. Seolah tak terjadi apa-apa.

"Hehe. Assalamualaikum, Udah siap?"

"Siap dong!" ucap Anggun bersemangat. Gadis itu memakai helm bogo dan menaiki motor Putri.

Selama perjalanan tak ada perbincangan, keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Hingga Putri yang lebih dulu memutuskan keheningan itu.

"Lo abis ini mau lanjut kuliah atau kerja?"

"Hah?"

"LO ABIS INI MAU LANJUT KULIAH ATAU KERJA?!" karena suara Putri termakan oleh angin akhirnya gadis itu mengeluarkan jurus andalannya. Dengan suara yang sebelas dua belas dengan toa masjid.

"KULIAH. KALAU KAMU?"

"JANGAN KENCENG-KENCENG GUE MASIH BISA DENGER."

"Aku kuliah, kalau kamu?"

"Gue maunya membangun rumah tangga sama Sgara."

Kelakuan sahabatnya emang gak ada habisnya. Selalu Sgara dan Sgara.

"Btw, gimana soal kak Azzam?"

Semenjak lamaran itu, Anggun uring-uringan dan meminta pendapat Putri. Dan Anggun tak menyangka kalau sahabatnya itu justru membatu setelah mengatakan kalau Faridh juga berniat ingin melamarnya.

"Aku terima lamaran dia Put."

"SERIUS LO!"

"Iya."

"PAK FARIDH GIMANA?" suara toa Putri membuat beberapa pengendara menoleh ke arah mereka. "Kamu ngomongnya santai aja. Gak usah pake toa."

"Hehe. Iya-iya."

"Terus pak Faridh gimana?" gadis itu mengulang kembali pertanyaannya. Anggun hanya menyedikan bahunya tanda tak tahu.

"Lo sih! Kan gue udah bilang cari tau dulu jangan asal ambil kesimpulan! Sekarang lo udah telat, lo udah nerima lamaran Kak Azzam. Mau gak mau lo harus buang perasaan lo sama pak Faridh!"

Benar, ucapan Putri benar, Anggun harus melupakan pria itu. Tapi, tak semudah membalikkan telapak tangan, dirinya harus ikhlas baru bisa melupakan. Pasalnya sikap dan prilaku manis Faridh tak pernah luntur dari ingatannya. Akan sangat sulit untuk melupakan pria itu.

Tak terasa kini mereka sudah sampai di salah satu Mall. Setelah memarkirkan motornya, kini kedua gadis itu melangkahkan kaki mereka masuk ke dalam Mall.

Setelah masuk ke dalam Gramedia, langkahnya berpisah dengan Putri. Gadis itu mencari novel Remaja sedangkan dirinya mencari novel Genre Religi.

Rak demi rak sudah Anggun lewati, tapi incarannya belum juga terlihat.

"Nah itu dia novelnya!" gadis itu berseru senang tapi saat tangannya menggapai novel itu ternyata sudah di ambil lebih dulu oleh seseorang.

"Maaf Mas, tapi saya duluan yang mau novel itu," ucap Anggun saat berada di samping pemuda yang mengambil novel incarannya.

Sajadah Cinta [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang