22. Berada di Satu Ruangan

1.1K 113 24
                                    

"Jangan berharap lebih, bisa saja kamu hanya di takdirkan bertemu, bukan bersatu."
-Sajadah Cinta-
By inifath_

Udah lama gak up, kangen gak? Serius nanya.
Bayar tiketnya dulu atuh, vote dan comment yaw!
.
.
.
.

Pagi ini Anggun sudah rapih, ia memakai rok plisket navy dipadukan dengan kemeja putih, juga dengan hijab berwarna navy. Semalam ia sempat bertanya perihal pakaian, apakah ia harus memakai pakaian layaknya orang kantoran? Rok span yang selutut juga kemeja yang tampak menyesakkan. Bagusnya Faridh bilang di kantornya pegawainya berhak memakai pakaian apapun, yang penting sopan, dan yang memakai merasa nyaman.

Setelah memesan taksi online kini Anggun menunggu di depan teras, setelah taksi pesanannya datang ia langsung pamit.

Anggun pikir kantor punya Faridh biasa-biasa saja, nyatanya tidak. Matanya seolah dimanjakan dengan gedung yang menjulan tinggi, dari luar saja sudah terlihat betapa mahalnya furniture di dalam sana. Nervous rasanya.

Setelah turun dari taksi Anggun menghela nafasnya dulu, ia menetralkan detak jantungnya. Melewati tempat resepsionis ia di sambut oleh beberapa karyawan. Benar-benar diluar dugaannya, padahal ia bekerja hanya untuk melunasi hutangnya, itu saja tidak lebih.

"Nah ini ruangan kerja kamu Anggun," ucap wanita yang Anggun ketahui namanya Elsa. Dia menunjukkan ruangan yang besarnya hampir sama dengan kamarnya. Ada meja kerja, sofa dan kamar mandi di dalamnya. Jadi dia akan menempati bagian apa sih sebenarnya?

"Kalau begitu saya tinggal ya, sebentar lagi Pak Faridh yang akan menjelaskan pekerjaan kamu." Anggun mengangguk sopan.

Anggun mendudukan dirinya di sofa yang langsung menghadap bangunan tinggi lainnya, takjub. Jika malam hari sudah ia pastikan akan ada pemandangan yang lebih Indah dari ini.

"Khem." deheman seseorang membuat Anggun menoleh, mendapati Faridh yang kali ini mengenakan setelan jas berwarna navy. Lengkap dengan senyum yang biasa pria itu tampilkan.

"Selamat pagi Pak." Anggun bingung, ia harus menyapa seperti apa? Mengingat pria yang ia maki-maki dulu kini justru akan menjadi bos di tempat ia bekerja.

"Pagi."

"Kalau boleh tau pekerjaan saya apa ya Pak?"

"Kamu menjadi sekretaris dua."

Syok. Bagaimana bisa?! Ia hanya lulusan SMA otaknya pun tak seencer itu untuk menduduki bagian sekretaris.

"Tenang aja, kamu hanya mengantar beberapa berkas penting ke ruangan saya, karena sekretaris pertama sedang honeymoon."

Faridh sih emang sengaja kasih tiket liburan ke bangkok buat Revan, ia bahkan sekaligus memesankan kamar hotel. Ya karna Revan tak mau membuang kesempatan akhirnya dia iya-in aja. Kapan lagi liburan gratis. Apalagi, pas setelah nikah boro-boro Revan liburan orang baru aja cuti tiga hari dia langsung di panggil Faridh buat balik kerja lagi.

"Tapi... "

"Kamu cuman ngantar beberapa berkas, dan antar saya kopi setiap jam istirahat." bukannya itu tugasnya Office Boy?

"Oh iya, saya gak suka makanan luar, kalau bisa mulai besok kamu bawa bekal buat saya."

....

Sudah tiga kali Faridh memanggil Anggun ke ruangannya, pertama ia menyuruh gadis itu mengantarkan kopi, kedua ia minta di bawakan salad buah yang ada di depan kantor, ketiga ia diminta untuk mengantarkan kopi lagi. Dan sekarang Faridh meminta dirinya untuk datang ke ruangannya.

"Permisi Pak."

"Masuk."

"Ada apa ya Pak?"

"Temani saya makan di luar."

"Hah? Bukannya bapak gak suka makan makanan luar?"

"Suka, kalau kamu yang nemenin saya makan."

"Ayo." perintah Faridh, pria itu sudah berada di ambang pintu, mau tak mau Anggun mengekorinya dari belakang.

Melewati koridor perusahaan ia berpapasan dengan beberapa karyawan perempuan yang memandangnya tak suka.

"Pak."

"Iya?"

"Apa gak berlebihan kalau saya menemani bapak makan di luar?"

Faridh mengernyitkan dahinya. Ia menatap sekeliling dan ia paham kalau dirinya dan Anggun sedang menjadi pusat perhatian. Bagus deh, Faridh jadi gak perlu repot-repot jelasin kalau dirinya dengan Anggun dekat, terlebih pada Kinar yang menatap Anggun tidak suka secara terang-terangan.

"Gak usah diambil pusing, kamu cuman patuh sama perintah saya. Ayo." Anggun mengangguk dan kembali mengekori Faridh.

Berada di dalam mobil berdua Faridh membuat Anggun mengingat kejadian beberapa bulan lalu. Tapi, itu hanya masa lalu. Iya masa lalu, sekarang dirinya sudah resmi menjadi calon Azzam, pria yang ia kagumi sejak dulu.

Apalagi saat ini Anggun menangkap basah Faridh yang beberapa kali menengok ke arahnya, apa ada yang salah dengan pakaian dirinya?

"Ada apa ya Pak?"

"Gak ada apa-apa kok."

Setelah dua puluh menit akhirnya dirinya dan Faridh sampai di cafe bergaya 90an. Jelas banget kalau cafe ini lebih pantas untuk anak remaja yang sedang kasmaran. Apalagi ada spot untuk foto-foto. Cafe ini pasti jadi incaran anak muda yang suka foto aesthetic.

"Kamu mau pesan apa?" tanya Faridh setelah dirinya dan Anggun duduk.

"Saya nemenin aja Pak."

"Gak, kamu juga makan, masa cuma nemenin saya aja."

"Kalau gitu samain aja sama Bapak." Anggun yang bingung setelah melihat buku menu akhirnya memilih memesan makanan yang sama dengan Faridh. Yaitu soto dengan sate dan jus jeruk.

Selama menunggu pesanan keduanya tak membuka percakapan, mereka saling sibuk dengan pikiran masing-masing. Faridh yang sedang senyam-senyum sendiri membuat Anggun menoleh ke belakang. Tapi gak ada siapa-siapa. Bahkan cafe ini hanya ada pengunjung sedikit, tidak lebih.

"Bapak liatin apa? Saya perhatiin dari tadi kok senyam-senyum sendiri?"

"Enggak, saya lagi gak liatin apa-apa... Gimana soal hubungan kamu dengan Azzam?"

"Gimana apanya ya Pak?" jujur Anggun malas jika harus membahas soal ini. Apalagi semenjak Azzam dan keluarganya datang, sampai sekarang Azzam gak ada menghubungi dirinya. Bagus sih, saling menjaga sebelum halal, tapi kan... Ah sudahlah.

"Kapan pernikahannya?" Anggun aja gak tau setelah ini apa kelanjutan hubungannya dengan Azzam. Dulu dirinya emang sangat amat menyukai Azzam, tapi kenapa sekarang ia jadi malas jika harus berurusan dengan Azzam.

"Insyaallah secepatnya Pak."

Kayaknya Faridh harus ke dokter hati sekarang, menyembuhkan luka di hatinya yang kini semakin menganga, padahal tadi ia senyam-senyum sendiri karena berhasil menyuruh Anggun bolak-balik ke ruangannya. Tapi sekarang, hatinya malah berdenyut nyeri.























Huhuhu:( akhirnya bisa Update lagi...

Lanjut gak nih?!
Comment yaww!

FATH

Sajadah Cinta [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang